Waduh, 400 Juta Data Pengguna Twitter Dibobol Hacker?

pada 1 tahun lalu - by

Uzone.id- Pencurian data pribadi lagi dan lagi terjadi, kali ini seorang hacker mengaku telah mengumpulkan lebih dari 400 juta data pengguna Twitter yang unik dan memiliki kerentanan API.

FYI, kerentanan API ini sudah diperbaiki oleh Twitter pada tahun 2021 lalu, namun ternyata tetap bocor ke tangan para hacker.

Hacker yang diketahui bernama Ryushi menjelaskan kalau data ini bisa digunakan untuk serangan phishing dan penipuan lainnya.

Data-data yang diklaim telah dicuri tersebut terdiri dari alamat email pengguna, nama, nama pengguna, jumlah pengikut, tanggal pembuatan, dan nomor telepon. 

Sebenarnya, sebagian besar data dapat ditemukan secara online, namun tetap saja nomor telepon dan alamat email merupakan informasi pribadi yang tak bisa diakses oleh sembarang orang.

Baca juga:Warna-Warni Centang Twitter, Dari Biru Sampai Emas, Apa Artinya?

Ia meminta tebusan untuk ‘penjualan eksklusif’ data-data ini. Selain itu, hacker ini juga menakut-nakuti Musk terkait denda UU privasi GDPR (General Data Protection Regulation)  Eropa.

“Twitter atau Elon Musk, jika kalian membaca pesan ini, kalian sudah mempertaruhkan denda GDPR atas pelanggaran data 400 juta pengguna,” kata Ryushi dilansir dari BGR, Rabu, (28/12).

Ryushi menambahkan, “Opsi terbaik agar menghindari denda USD276 juta USD seperti yang dilakukan Facebook adalah dengan cara membeli data ini secara eksklusif.”

Harga yang dipatok oleh peretas ini adalah USD200 ribu atau sekitar Rp3,1 miliar untuk penjualan eksklusif, selanjutnya ia akan menghapus data tersebut apabila orang Twitter berhasil membelinya.

“Jika pembelian eksklusif ini tidak mempan, mereka akan menjual salinannya ke banyak orang seharga USD60 ribu per penjualan,” menurut keterangan Bleeping Computer.

Baca juga: Reminder! 2023, Sharing Password di Netflix Bakal Kena Biaya

Sementara itu, Ryushi mengklaim ada 37 data selebritas yang ia pegang saat ini, termasuk Alexandria Ocasio-Cortez, Donald Trump JR, Mark Cuba, Kevin O'Leary, dan Piers Morgan.

Mengenai kevalidan data-data ini, seorang analis bernama Hudson Rock melakukan pengujian dan mengatakan kalau sampel yang bocor ini tampaknya sah walaupun ia tak dapat sepenuhnya mengklaim kebenaran 400 juta pengguna di database tersebut.

Saat ini, Twitter belum memberikan respon apapun terkait hal ini. Hacker tersebut pun mengaku akan terus ‘mencolek’ Twitter dengan berbagai masalah lainnya jika hal ini tidak digubris oleh platform burung biru tersebut.