Waspada, Dua Persen Aplikasi Populer di App Store Ternyata Tipuan
Ilustrasi: Ist
Uzone.id-- Belakangan ini ada investigasi yang menemukan bahwa 18 dari 1.000 aplikasi populer di Apple App Store adalah abal-abal, alias penipuan.
Investigasi yang dijalankanWashington Postini menunjukan salah satu contoh tipuan yang sudah menimpa korban, yakni aplikasi pembaca kode QR mengelabui para pengguna untuk membayar USD4,99 per minggu untuk layanan yang sebenarnya sudah dilakukan kamera bawaan iPhone.
Aplikasi lain yang mengaku sebagai VPN padahal sebenarnya aplikasi ini adalah pemberi peringatan virus palsu yang nantinya menyuruh pengguna untuk mengunduh program yang tak berguna dan mahal.
Laporan tersebut menyatakan bahwa aplikasi ini menipu pengguna hingga USD48 juta saat mereka masih berada dalam App Store. Menindaklanjuti hal tersebut, Apple telah menghapus 12 dari 18 aplikasi penipu setelah dihubungi oleh pihakWashington Post.
Baca juga:Mau Tandingi Zoom, FaceTime Apple Bisa Dipakai di Android
“Kami menjunjung tinggi standar pengembang untuk menjaga App Store agar menjadi tempat yang aman dan terpercaya bagi pelanggan untuk mengunduh perangkat lunak, dan kami akan selalu mengambil tindakan terhadap aplikasi yang membahayakan pengguna,” kata juru bicara Apple, Fred Sainz kepadaThe Post, dikutip dariTechspot.
“Apple memimpin industri dengan mengutamakan keselamatan pelanggan kami, dan kami akan terus belajar, mengembangkan, dan menginvestasikan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan pelanggan mendapatkan pengalaman terbaik,” lanjutnya.
Aplikasi lain seperti “fleeceware” juga sangat umum ditemukan di App Store. Fleeceware adalah aplikasi tak sah yang menggunakan ulasan palsu untuk meningkatkan peringkat di toko aplikasi. Aplikasi semacam ini mencuri konsumen dari program pesaing yang sah, lebih murah dan gratis.
Ada juga aplikasi yang mengaku berafiliasi dengan perusahaan besar seperti Amazon atau Samsung untuk menggaet kepercayaan pengguna. Misalnya, aplikasi yang menyamar sebagai SmartThings yang merupakan remote TV gratis dan resmi dari Samsung. Aplikasi tipuan ini akan mengenakan biaya sebesar USD20 agar bisa mendapatkan layanan ‘palsu’ mereka.
Baca juga:2020, Penjualan di Apple App Store Tembus Rp9.213 Triliun
Penipuan aplikasi menjadi pasar gelap yang menguntungkan berkat meningkatnya penggunaan manusia terhadap smartphone. Beberapa aplikasi relatif tak membahayakan, sementara yang lain berhasil memeras uang penggunanya.
Tak hanya App Store saja, Google Play Store juga telah menangani hal yang sama. Beberapa bulan lalu, seorang pelanggan Play Store yang sedang mencari aplikasi dompet kripto kena tipu USD600 ribu dalam bentuk bitcoin.
Kedua toko aplikasi ini memang memiliki proses pemeriksaan aplikasi, tapi beberapa aplikasi berhasil mengelabui proses tersebut dan lolos pemeriksaan. Tapi, angka 18 dari seribu ini menunjukkan rasio efektivitas yang masuk akal.
Tak hanya dari pihak toko aplikasi, pengguna juga perlu menyadari dan bertanggung jawab dalam hal konsumsi aplikasi. Sama seperti orang-orang yang waspada ketika berbelanja dionline shop, konsumen juga harus memperhatikan aplikasi yang tidak dipasang oleh mereka.