Xiaomi Tuntut AS agar Hapus Namanya dari Daftar Hitam

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Pada pertengahan Januari lalu, Departemen Pertahanan AS menambahkan Xiaomi ke dalam salah satu dari puluhan perusahaan China yang masuk daftar hitam Amerika Serikat tersebut.

Xiaomi masuk dalam daftar beberapa perusahaan Chinayang masuk blacklist seperti Huawei, Hikvision, Inspur, Panda Electronics, dan Semiconductor Manufacturing International Corporation.

Tak ingin terus dianggap sebagai perusahaan yang memiliki hubungan dengan militer China, Xiaomi melayangkan gugatan dan mengambil jalur hukum agar AS menghapus namanya dari catatan hitam tersebut.
Sebelumnya, Xiaomi telah merilis pernyataan bahwa mereka tak ada kaitannya dengan militer China.

Baca juga:Masuk ke Daftar Hitam Pemerintah AS, Xiaomi Beri Klarifikasi

“Perusahaan menegaskan bahwa kami tidak dimiliki, dikendalikan, atau berafiliasi dengan militer Tiongkok, dan bukan perusahaan militer Komunis Tiongkok (CCMC) seperti yang dijelaskan NDAA,” tegas pihak perusahaan dalam pernyataannya seperti yang dikutip Uzone.id dari Zdnet, senin, (1/2).

Dalam tuntutannya, Xiaomi mengatakan bahwa masuknya produk mereka pada daftar hitam CCMC (Communist Chinese Military Company) ini menyebabkan kerugian secara langsung dan tak dapat diperbaiki lagi bagi Xiaomi, termasuk putusnya akses Xiaomi ke pasar AS.

Xiaomi juga menuduh departemen AS tidak memberikan alasan jelas terkait label “CCMC” pada perusahaan mereka.

Baca juga:Xiaomi Masuk Daftar Hitam Pemerintah AS


“Xiaomi tidak akan bersikap subjektif karena kerugian ini, tetapi karena penunjukkan Xiaomi yang dinilai melanggar hukum atas CCMC, dan pelarangan yang dihasilkan Executive Order 13959,” tambahnya

Adanya larangan ini juga berimbas pada hubungan dan perluasan bisnis perusahaan, serta merusak reputasi dan niat baik antara pihak mitra bisnis dan konsumen baik itu di AS maupun di negara lainnya.

Kebijakan eksekutif ini diusung oleh mantan presiden AS, Donald Trump pada november tahun lalu. Isinya adalah larangan bagi warga AS untuk berdagang dan berinvestasi salah satu perusahaan yang telah dilabeli CCMC.

Efek dilarangnya produk-produk China ini membuat Bursa Efek New York kewalahan menangani konsekuensi dari adanya daftar CCMC tersebut.

Sepanjang januari, mereka mengatakan akan menghapus tiga perusahaan telekomunikasi dari daftar CCMC lalu nantinya akan kembali melarangnya.