Yamaha dan Honda Dapat Konsesi di MotoGP, Pabrikan Lain Gimana?
Uzone.id- Yamaha dan Honda tampaknya akan mendapatkan keuntungan jika aturan konsesi diubah di MotoGP. Dorna selaku penyelenggara balapan MotoGP ingin memberikan lebih konsesi kepada dua pabrikan Jepang tersebut agar bisa lebih kompetitif di lintasan.
Dilansir dariCrash, tim-tim balap Eropa seperti Ducati, Aprilia, dan KTM tidak menyambut baik saran tersebut. Namun Carmelo Ezpeleta selaku CEO Dorna menegaskan konsesi dapat dilanjutkan bahkan tanpa persetujuan setiap tim.
"Kenapa sulit? Karena harus meyakinkan orang. Kami punya teori, perubahan teknis itud itengah-tengah jangka waktu, yaitu lima tahun, saya ingin itu dilakukan dengan suara bulat," ujar Ezpeleta.
"Tetapi jika keputusan tersebut tidak dapat diambil dengan suara bulat. Yah, kita harus berpikir berdasarkan mayorita. Tapi saya lebih suka meyakinkan orang," lanjutnya.
Konsesi seperti ini juga pernah dilakukan ketika Ducati pada masanya tidak menang. Kala itu, Yamaha dan Honda bermurah hati membiarkan merek yang masuk mendapatkan keuntungan.
"Kami akan mencoba mencapainya lagi untuk tahun depan. Bukannya ada kelonggaran untuk Yamaha dan Honda, tapi sistem konsesinya lebih disesuaikan dengan realitas hasil sekarang. Ini tentang menjadi kompetitif," jelasnya.
"Dari sudut pandang moral, mereka yang pernah memberikan konsesi adalah mereka yang sekarang, secara teoritis, paling membutuhkan," tambahnya.
Konsesi akan memungkinkan tim balap untuk melakukan beberapa perubahan teknis pada motor selama musim balap berlangsung. Hal ini pernah diberikan kepada Ducati, Suzuki, KTM, dan Aprilia, namun ketika performa membaik, konsesi mereka akan berkurang.
Pada tahun 2016, aturan tersebut berubah ketika penggunaan wajib ECU standar diperkenalkan. Kemudian pada 2023 dengan format akhir pekan baru yakni sprint race, membuat tim lebih sedikit latihan.
Hal inilah yang memberikan kesulitan bagi tim, untuk mengembangkan motor mereka.
Sementara aturan saat ini, hanya memberikan kelonggaran bagi tim yang belum meraih podium sepanjang musim. Masalahnya adalah, Yamaha dan Honda sama-sama berhasil mencapainya pada tahun 2023 ini, sehingga disarankan adanya perubahan pada aturan tersebut.
Fabio Quartararo dari Yamaha dan Marc Marquez dari Honda menjadi dua pebalap paling terkenal yang menderita akibat motor pabrikan yang kurang kompetitif.
"Saya melihat mereka adalah dua pebalap fantastis yang tidak memiliki motor yang mereka butuhkan saat ini. Kita harus tahu bahwa perbedaannya sangat minim. Marc dalam waktu latihan tertinggal kurang dari satu detik dari sang pemenang," ungkap Ezpeleta.
"Segalanya sangat kompetitif dan jika terjadi kesalahan, Anda tersingkir. Biasanya, Marc menyelesaikan banyak masalah tersebut dan Quartararo juga. Anda harus melihat apa yang dilakukan rekan satu tim mereka. Rekan setim Marc dan Quartararo, biasanya tidak bisa mengalahkan mereka," pungkasnya.
Seperti diketahui, Monster Yamaha dan Repsol Honda sedang kesulitan di musim balap 2023 ini. Motor keduanya memiliki masalah di bagian aerodinamika serta cengkraman ban.
Sehingga kedua tim Jepang tersebut perlu usaha sangat keras untuk mencapai podium.
Beberapa orang di MotoGP mengkhawatirkan, jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi Yamaha dan Honda akan mundur dari ajang balap MotoGP menyusul Suzuki. Jika hal ini terjadi, maka balapan motor paling bergengsi tersebut hanya akan diisi oleh pabrikan Eropa.
Tentunya hal ini akan berakibat pada semakin sedikitnya peminat, penonton, dan fans dari balapan MotoGP.