YouTube Akhirnya Tutup Channel Donald Trump

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Foto ilustrasi: TechCrunch

Uzone.id-- Mencari akun atau channel Donald Trump di YouTube sekarang sudah tidak muncul. Pihak YouTube akhirnya mengikuti jejak Twitter dan media sosial lainnya untuk menangguhkan channel Trump.

YouTube mengatakan pada Selasa (12/1) bahwa Trump mengunggah video yang mendorong aksi kekerasan. Video tersebut sudah dihapus oleh YouTube. Meski tidak menjelaskan isi video tersebut seperti apa, langkah ini berujung pada penangguhan channel Trump secara sementara.

“Setelah peninjauan secara seksama dan melihat dari kekhawatiran yang sedang terjadi terkait kekerasan yang berpotensi muncul, kami menyingkirkan konten baru yang diunggah di channel Donald J. Trump karena melanggar kebijakan kami,” ungkap juru bicara YouTube, seperti dikutip dariBGR.

Baca juga:Twitter Tangguhkan Akun Donald Trump Secara Permanen

Ia melanjutkan, “sebagai hasilnya, berdasarkan dari sistem lama kami, channel tersebut juga sudah kami tangguhkan agar tidak bisa mengunggah video baru atau menayangkan siaran langsung, minimal selama 7 hari -- dan bisa saja diperpanjang.”

Sebelumnya, bahkan YouTube juga sempat menghapus dua video dari channel resmi Gedung Putih pada Selasa (12/1), salah satunya video yang menampilkan Trump sedang berbicara ke wartawan, satunya lagi ketika Trump berbicara di tembok perbatasan di Texas.

Sudah sepekan ini Trump seperti ‘berperang’ dengan para perusahaan penyedia layanan media sosial akibat kerusuhan yang terjadi di Capitol Hill, Washington D.C., Amerika Serikat pada 6 Januari 2021.

Baca juga:Mengenal Parler, Aplikasi yang Bikin Rusuh AS

Kerusuhan ini mendorong penyedia layanan media sosial seperti Twitter, Facebook, TikTok, dan lain-lain mengambil langkah seragam, yakni memblokir kicauan Trump, hingga menangguhkan akun resminya demi meminimalisir aksi kebencian, fitnah, dan kekerasan di jagat maya.

Bahkan Twitter telah memutuskan untuk memblokir akun Trump secara permanen pada 8 Januari kemarin.

Twitter mengatakan, perusahaan harus mempertimbangkan konteks peristiwa yang lebih luas yang terjadi di AS, termasuk kerusuhan Capitol Hill, dan kemungkinan cuitan Trump bisa memicu kekerasan.

VIDEO: Ngevlog Pakai Vivo V20 SE, Begini Rasanya