Begini Reaksi Pengguna E-commerce Soal Free Ongkir Mau Dihapus
Ilustrasi foto:Markus Spiske/Unsplash
Uzone.id - Kalau bicara soal tren belanja, banyak yang setuju kalau saat ini belanja online jadi hal yang lumrah dilakukan saat ini. Dulu sih belanja online kaya hal yang wow, tapi sekarang mah, ahh sudah biasa.
Checkout barang ini itu bisa dilakukan tiap bulan, tiap minggu, bahkan tiap hari tanpa capek-capek keliling pasar, ya paling capeknya karena scroll layar ponsel ke sana sini untuk mencari toko yang trusted, barang yang diklaim berkualitas, dan tentunya harga yang murah.Oh, ada dua hal lain yang sering jadi pertimbangan saat belanja online, diskon dan juga gratis ongkir. Ngaku deh, kalian pasti sering nunggu tanggal-tanggal tertentu biar dapat diskon besar dan voucher gratis ongkir banyak, kan? Sama kok, saya juga.
Di tengah kenikmatan belanja online pakai voucher gratis ongkir, ternyata ada hal yang luput dari perhatian saat ini. Ya, pihak logistik yang ternyata ketar-ketir karena fenomena free ongkir ini.
Asperindo beberapa waktu lalu berencana ingin pelan-pelan menghapus istilah free ongkir ini di Indonesia. Alasannya, karena gara-gara free ongkir, perusahaan logistik jadi terbebani. Apalagi mereka butuh dana yang besar untuk biaya operasional, termasuk menggaji karyawan.
Baca juga: Harga Mie Instan Terancam Naik, Anak Kosan Curhat di Twitter
Baru juga rencana, tapi pernyataan ini berhasil bikin pengguna setia gratis ongkir di e-commerce bereaksi. Saya sempat melakukan riset kecil-kecilan di media sosial terkait hal ini.
Dari 43 orang yang ikut voting, sebanyak 37 orang menolak gratis ongkir dihapuskan dari e-commerce. Yang ikut voting ini mulai dari anak sekolah, anak kuliah hingga seller di e-commerce.
Sisanya, sebanyak 6 orang setuju free ongkir dihapuskan. Hmmm, kebanyakan yang mendukung adalah rekan-rekan pria yang lebih menikmati belanja langsung ke store dibandingkan belanja online.
"Ya, setuju aja sih gapapa soalnya kasihan juga kan kurir-kurir yang kirim paket. Saya juga jarang belanja online sih, sukanya ke tempatnya langsung. Jadi jarang banget pakai gratis ongkir ini," ungkap seorang kawan bernama Gandi yang suka belanja perlengkapan olahraga langsung ke pusat perbelanjaan.
“Sebagai pecinta free ongkir, saya gak bisa belanja online tanpa free ongkir,” kata salah satu kawan karib saya Ela yang hobi belanja online setiap waktu, apalagi di tanggal-tanggal kembar.
“Tapi, kalau dibatasi ya gapapa, soalnya biar (dompet) gak jebol juga karena jajan terus,” tambahnya.
“Kenapa harus sekarang di-call out mau hapus free ongkir? Bukannya selama ini juga gak semua order di e-commerce gratis ya?” ungkap sahabat saya yang lain Wulan, yang kalau jajan di e-commerce masih harus bayar potongan ongkir karena jarak yang jauh.
Salah satu rekan saya yang juga merupakan seller di e-commerce pun tidak menyetujui hal ini. Pasalnya, ini bakal mempengaruhi ke penjualan produk mereka.
Baca juga: Rencana Gratis Ongkir Dihapus dari E-Commerce, Begini Kata Asperindo
“Soalnya, kalau ada yang pengen order, terus gak via e-commerce (dengan tujuan gratis ongkir) ya jadinya di-cancel,” ungkap Vira yang kini sudah sukses jadi pebisnis muda.
Sisanya, tanpa memberi alasan mereka kompak menjawab ‘No’ ketika saya tanya setuju atau tidak kalau free ongkir dihapus. Dari sini dapat dilihat kalau free ongkir ini memang jadi salah satu daya tarik yang sukses bikin orang-orang betah belanja di e-commerce.
Bahkan anak-anak sekolahan dan kuliah pun banyak mengandalkan gratis ongkir di e-commerce untuk belanja baju-baju OOTD kekinian, atau sekedar beli printilan produk lucu tanpa harus bayar ongkos kirim.
Ya, mungkin ini bakal jadi PR bagi pihak logistik dan juga e-commerce untuk mengakali kembali sistem free ongkir ini daripada harus kehilangan pengguna yang setia belanja online pakai free ongkir.