Canggihnya Satria-1, Satelit Terbesar se-Asia Milik Indonesia
Ilustrasi foto: Satelit SATRIA-1 (Dok. Uzone.id)
Uzone.id – Setelah kurang lebih menunggu 6 bulan semenjak pertama kali diluncurkan pada Juni lalu, Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 akan beroperasi di penghujung tahun ini. Jika tak ada halangan, satelit ini akan mulai beroperasi pada 29 Desember 2023.
Satria-1 merupakan satelit paling besar se-Asia yang sepenuhnya dioperasikan oleh pemerintah Indonesia. Bahkan, beberapa sumber menyebut kalau satelit ini merupakan yang paling besar ke-5 di dunia.FYI, satelit ini punya bobot seberat 4,6 ton dan bisa beroperasi selama kurang lebih 15 tahun di orbitnya. Selain jadi satelit paling besar, Satria-1 juga dibekali dengan teknologi canggih untuk memancarkan sinyal internet ke wilayah Indonesia khususnya ke wilayah 3T.
Berhubung sebentar lagi akan beroperasi, kira-kira apa sih kecanggihan dari Satria-1 ini?
Satria-1 dibekali teknologi Very High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-Band. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pemilihan teknologi ini menyesuaikan pada kondisi geografis yang beragam di daerah 3T, dimana tak semua wilayah bisa terhubung dengan jalur darat.
Kehadiran teknologi ini cocok untuk kantor pemerintahan dan sekolah yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) agar mendapat jaringan internet lebih cepat.
Teknologi HTS memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan satelit konvensional lainnya. Melansir dari Ubiqu, HTS adalah jenis satelit yang membagi area cakupannya menjadi beberapa spot beam (multiple spot beam) dan memiliki penggunaan frekuensi yang lebih efisien.
Berkat keunggulan ini, kapasitas bandwidth menjadi lebih besar dan kecepatan data transfer dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan satelit konvensional biasa.
Karena memiliki kapasitas bandwidth yang besar dan kecepatan transfer yang tinggi, satelit HTS bisa mendukung aktivitas online seperti video streaming, remote sensing hingga telemedicine.
Teknologi HTS dari Satria-1 didukung juga dengan frekuensi Ka-Band, sehingga kecepatan internet yang dihasilkan mencapai ratusan Gbps. Menurut klaim dari Kemenkominfo, Satria-1 memiliki kecepatan hingga 150 Gbps yang nantinya akan melayani sekitar 37 ribu titik fasilitas publik secara gratis di wilayah Indonesia, khususnya 3T.
Berkat kecanggihannya, Satria-1 juga menjadi solusi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring yang tidak menjangkau semua wilayah di Indonesia.
Operasional Satria-1 didukung 1 stasiun bumi atau gateway yang terletak di beberapa kota di Indonesia, antara lain di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Peresmian stasiun bumi ini akan dilakukan pada hari ini, Kamis (28/12) di Sulawesi Utara oleh Presiden Joko Widodo. Setelah peresmian ini, Satria-1 ditargetkan akan beroperasi mulai 29 Desember 2023 besok.