icon-category Gadget

Chip Diprediksi Bakal Langka Sampai 6 Bulan ke Depan

  • 27 Apr 2021 WIB
Bagikan :

Ilustrasi chip. (Foto: Brian Kostiuk/Unsplash)

Uzone.id -- Krisis chip masih menjadi topik panas di tahun ini. Belum lama, CEO Cisco System, Chuck Robbins membagikan ‘ramalannya’ terhadap isu ini.

Banyak perusahaan mengalami penundaan produksi karena kurangnya semikonduktor yang dipicu oleh pandemi Covid-19 dan diperburuk oleh faktor lain. Robbins memprediksi, kekurangan chip komputer akan berlangsung hampir sepanjang tahun ini.

"Sekitar enam bulan lagi bagi kita untuk melewati kekurangan chip ini. Para penyedia chip membangun kapasitas lebih banyak. Kekurangan ini akan berangsur menjadi lebih baik selama 12 sampai 18 bulan ke depan,” tutur Robbins, mengutip dari BBC.

Baca juga: Chip Langka, Ini Ramalan Foxconn

Perluasan kapasitas ini akan sangat penting karena kemajuan teknologi termasuk 5G, komputasi cloud, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan telah mendorong peningkatan permintaan atas chip yang besar.

Akibat pasokan yang menipis, pembuat ponsel, televisi, dan peralatan rumah tangga mengalami penundaan produksi. Gangguan tersebut juga mempengaruhi produksi peralatan rumah tangga lainnya seperti pemanggang roti dan mesin cuci.

Robbins menambah deretan tokoh industri teknologi yang menyatakan opininya mengenai krisis chip komputer ini. Prediksi Robbins tentu penting, mengingat 85 persen trafik internet menggunakan sistem Cisco di Amerika.

"Krisis chip ini adalah masalah besar," katanya. "Semikonduktor hampir digunakan dalam segala hal.”

Baca juga: Krisis Chip, Huawei Diam-diam Jual Ponsel Tanpa Kepala Charger

Robbins kemudian memaparkan alasan di balik krisis chip ini. Menurutnya, masalah ini disebabkan karena semua manufaktur seperti Cisco mengirimkan jumlah permintaan yang lebih rendah ke penyedia semikonduktor, yang kemudian mengurangi kapasitas atau jumlah produksi mereka. Lalu tiba-tiba permintaan jadi naik dan hal ini dinilai sangat mengejutkan.

Diketahui, krisis chip ini bukan hanya akibat pandemi COVID-19, namun juga akibat pemblokiran perusahaan komputasi China di Amerika. Berbagai perusahaan dianggap mendukung gerakan modernisasi militer, membuat senjata untuk pemusnahan berskala besar, hingga memanfaatkan supercomputer untuk pertahanan militer China.

Untuk mengatasi kelangkaan chip, pada bulan Februari lalu Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menandatangani dokumen untuk mengarahkan pendanaan sebesar USD37 miliar bagi manufaktur chip. Intel juga sedang berada dalam pembicaraan untuk memproduksi chip bagi pembuat mobil untuk membantu mengurangi krisis chip pada pabrik otomotif.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini