Dampak Opsen Pajak: Penjualan Motor Terancam Anjlok 20 Persen
Pameran otomotif sepeda motor Indonesia Motorcycle Show 2024 (Dok: IMOS)
Uzone.id - Peningkatan opsen pajak di tahun depan diyakini bisa mengurangi penjualan motor di Indonesia cukup drastis. Bahkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengaku opsen akan membuat harga motor naik signifikan yang berdampak pada daya beli konsumen.
Saat ini industri otomotif Indonesia sedang dibanjiri kekhawatiran karena penerapan opsen pajak atau pungutan tambahan pajak terhadap kendaraan bermotor yang berlaku Januari besok.AISI pun melakukan kalkulasi yang menghasilkan penjualan motor di tahun depan akan terdampak. Mirip seperti pasar mobil, tingkat penurunan akibat pemberlakuan opsen pajak mencapai 20 persen.
Sigit Kumala selaku Ketua Bidang Komersial AISI mengatakan penurunan dipicu oleh naiknya harga motor baru. Kenaikan ini dipicu karena opsen atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sebesar 66 persen.
Dari perhitungan AISI, kenaikan harga motor baru akan berkisar antara Rp800 ribu hingga Rp2 juta, tergantung jenis motor yang dijual. Kenaikan ini setara dengan peningkatan harga on the road sebesar 5-7 persen atau dua hingga tiga kali lebih besar dari inflasi.
"Konsumen sepeda motor sangat sensitif terhadap kenaikan harga. Opsen pajak bisa menaikkan harga motor di segmen entry level lebih dari Rp800 ribu. Segmen mid high bisa naik hingga Rp2 juta. Inilah yang akan menekan permintaan padahal sepeda motor ini alat transportasi produktif yang paling dibutuhkan masyarakat di tengah daya beli yang sedang melemah," ujar Sigit dalam keterangan resminya.
Sigit juga mengatakan, keberadaan sepeda motor saat ini merupakan transportasi paling efisien bagi masyarakat. Sehingga penjualannya terus meningkat meskipun tipis.
Berdasarkan data AISi, di tahun 2024 selama Januari-November pasar motor domestik membukukan penjualan 2,9 juta unit. Angka ini tumbuh 2,06 persen jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.
Sigit mengatakan, jika pajak tidak berubah maka kemungkinan besar AISI bisa menargetkan penjualan motor 6,4 juta hingga 6,7 juta unit di 2025. Namun angka tersebut tampaknya menjadi mustahil jika opsen pajak berlaku tahun depan.
"Namun karena faktor opsen pajak ini, kami khawatir pasar justru akan tertekan hingga 20 persen tahun depan," pungkasnya.
Sebelumnya, Honda sebagai pemimpin pasar sepeda motor di Indonesia juga sudah menyuarakan kekhawatirannya akan meningkatnya opsen pajak. Senada dengan Sigit, Thomas Wijaya selaku Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor mengaku opsen pajak akan berpengaruh terhadap daya beli.
"Tentu opsen ini kalau sampai dinaikkan, dampaknya signifikan, jadi sangat memberatkan buat masyarakat, buat konsumen, buat industri ini juga terdampak," ujar Thomas di Cikarang, Jawa Barat, belum lama ini.