Home
/
Digilife

Dibanding Malaysia, Adopsi GenAI oleh Pekerja Indonesia Masih Rendah

Dibanding Malaysia, Adopsi GenAI oleh Pekerja Indonesia Masih Rendah

Sawitri, Country Head of Marketing Jobstreet by SEEK (Foto: Riri)

Nurul Arifah01 November 2024
Bagikan :

Uzone.id - Jobstreet by SEEK kembali meluncurkan laporan eksklusif keduanya dari Decoding Global Talent, dengan menggandeng Boston Consulting Group (BCG), The Network, dan The Stepstone Group. Pemaparan laporan ini dilakukan langsung di kantor Jobstreet by SEEK.

Laporan tersebut dibacakan langsung oleh Sawitri selaku Country Head of Marketing Jobstreet by SEEK dalam konferensi pers bertajuk ‘Laporan Eksklusif: Decoding Global Talent 2024 Edisi GenAI’. 

Adapun, laporan ini melibatkan lebih dari 180 negara dan diikuti oleh 150.735 responden, termasuk 19.154 responden pekerja profesional di Indonesia. 

Diklaim, laporan eksklusif ini dapat membantu perusahaan dalam memberikan strategi recruitment-nya, menemukan faktor penting dalam menjaga pekerjaan, dan untuk mengetahui penawaran terbaik untuk menarik tenaga ahli dalam perusahaan. Selain itu, perusahaan dapat memahami motivasi dan kebutuhan pekerja agar tetap kompetitif.

Statistik mengungkapkan bahwa adopsi AI generatif (GenAI) di perusahaan Indonesia tergolong dalam kategori di bawah rata-rata. 

Tercatat, sebanyak 48 persen pekerja tidak tahu atau belum pernah menggunakan GenAI. Lalu, sebanyak 14 persen pekerja menggunakan GenAI sesekali, dan sekitar 38 persen menggunakan GenAI secara rutin.

Adapun, statistik sebesar 38 persen pekerja di Indonesia yang menggunakan GenAI secara rutin, terbagi atas beberapa persona penggunaan, antara lain:

  • 5 persen: GenAI Newcomer (menggunakan GenAI untuk mencari informasi dan membuat draft dokumen)
  • 7 persen: GenAI Taskmaster (menggunakan GenAI sebagai asisten untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat berulang)
  • 18 persen: GenAI Colleague (menggunakan GenAI sebagai rekan kerja dan memberikan perintah yang lebih komprehensif)
  • 7 persen: GenAI Expert (menggunakan GenAI tak hanya untuk pekerjaan strategis dan kompleks, tapi juga untuk kebutuhan pribadi sehari-hari).

Preview

Dalam paparannya, Sawitri menjelaskan bahwa dominan pekerja di Indonesia secara aktif menggunakan GenAI demi membantu efektivitas dalam keseharian. 

Bahkan, pekerja secara aktif memodifikasi output GenAI yang menunjukkan tingginya minat dalam menggunakan teknologi ini. Transformasi ini mencerminkan bagaimana kemampuan pekerja dalam beradaptasi dan berkembang di era digital.

“Survey terbaru kami menemukan bahwa manfaat terbesar GenAI bagi para pekerja profesional di Indonesia adalah kemampuannya untuk membantu efektivitas pekerja dalam keseharian mereka. Misalnya, sekitar 53 persen responden merasa bahwa GenAI membantu mereka dalam menghemat waktu dan 47 persen melihat bahwa GenAI berperan besar dalam memenuhi deadline pekerjaan mereka dengan lebih efisien,” jelas Sawitri.

Ia melanjutkan, Faktanya, hampir setengah dari pekerja Indonesia secara aktif memodifikasi output GenAI menunjukkan tingkat kemandirian dan kepercayaan diri yang tinggi dalam menggunakan teknologi ini. Mereka tidak hanya pasif menerima output AI, tetapi juga proaktif dalam mengolah dan menyempurnakannya.”

Jika dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat bawah dengan statistik Malaysia di angka 44 persen, Filipina di angka 46 persen, dan Thailand sekitar 48 persen.

Kendati begitu, laporan ini mengungkapkan bahwa adopsi GenAI di antara pekerja di Indonesia memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan, bersaing dengan angka rata-rata global sekitar 39 persen.

Lebih lanjut, Jobstreet by SEEK juga tidak lupa memaparkan hasil survei mengenai bagaimana GenAI akan menggantikan sumber daya manusia. Katanya, memang sebagian besar pekerja pecaraya pekerjaannya akan terdampak dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.

Namun, Jobstreet by SEEK memberikan solusi kepada perusahaan untuk melakukan reskilling. Ternyata, 97 persen responden Indonesia bersedia melakukan reskilling untuk tetap kompetitif di pasar tenaga kerja. 

Sebagai informasi, sekitar 40 persen responden Indonesia ternyata telah melakukan reskilling secara rutin setiap minggu sepanjang tahun 2023.

Di akhir, Jobstreet by SEEK mencatat bahwa sekitar 72 persen pekerja di Indonesia siap belajar memahami keterampilan baru untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif, termasuk memahami GenAI.

“Platform kami yang didukung oleh teknologi AI terdepan menandai tonggak penting dalam perjalanan kami untuk memberikan pengalaman yang lebih dipersonalisasi dan mudah bagi pengguna. Dengan inovasi yang lebih cepat, kami dapat memaksimalkan pencarian kerja dan tenaga kerja di seluruh dunia, termasuk Indonesia,” ucap Sawitri.

“Hal ini merupakan bentuk komitmen kami untuk membantu pencari dan penyedia lapangan kerja dalam menavigasi era yang terus berkembang ini, terlebih lagi dengan gerakan terbaru Jobstreet by SEEK, #NextMillionJobs, yang bertujuan menciptakan peluang kerja bagi jutaan orang, memperkuat harapan dan masa depan industri ketenagakerjaan di Indonesia,” pungkasnya.

populerRelated Article