icon-category Digilife

Dikecam Taliban, Ini Alasan Facebook Tutup Akun

  • 19 Aug 2021 WIB
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Taliban telah mengecam Facebook karena membatasi kebebasan berbicara di Afghanistan menyusul larangan konten Taliban di media sosial tersebut.

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen saat menjawab pertanyaan tentang kebebasan berbicara di jumpa pers virtual, mengatakan "pernyataan itu harus diajukan kepada orang-orang yang mengaku sebagai promotor kebebasan berbicara yang tidak mengizinkan publikasi semua informasi...Perusahaan Facebook, pertanyaan ini harus ditanyakan kepada mereka."

Juru bicara Facebook kemudian mengatakan kepada AFP bahwa "Taliban dikenai sanksi sebagai organisasi teroris di bawah hukum AS dan kami telah melarang mereka dari layanan kami di bawah kebijakan Organisasi Berbahaya kami."

BACA JUGA: Ketika WhatsApp dan Google Form ‘Evakuasi’ Warga Afghanistan dari Taliban

Lebih lanjut, disebutkan bahwa perusahaan diharuskan mengikuti sanksi AS.

Facebook juga menutup hotline WhatsApp yang didirikan Taliban untuk menerima keluhan soal kekerasan dan penjarahan, kata Financial Times.

"Ini termasuk melarang akun yang tampaknya mewakili mereka sebagai akun resmi Taliban. Kami mencari lebih banyak informasi dari otoritas AS yang relevan mengingat situasi yang berkembang di Afghanistan," kata Facebook.

Facebook mengatakan bahwa pihaknya menggunkan "tim khusus ahli Afghanistan, yang merupakan penutur asli Dari dan Pashto dan punya pengetahuan tentang konteks lokal," untuk membantu memandu kebijakan.

"Tim kami memantau dengan cermat situasi ini seiring perkembangannya Facebook tidak membuat keputusan tentang pemerintah yang diakui di negara tertentu, tetapi menghorati otoritas komunitas internasional dalam membuat keputusan ini," kata Facebook. (India Today)

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : taliban facebook 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini