Elon Musk Samakan Krisis Chip dengan Pembelian Panik Tisu Toilet
Elon Musk/Foto: dok. Deadline
Uzone.id -- Masih ingat kejadian viral di berbagai negara saat awal pandemi Covid-19 di mana orang-orang panik membeli tisu toilet dalam jumlah banyak sampai swalayan kehabisan stok? Fenomena ini disamakan oleh Elon Musk dengan kondisi krisis chip yang sedang terjadi saat ini.
Panic-buying, atau membeli suatu produk atau barang dalam jumlah banyak karena takut kehabisan menjadi hal yang disoroti oleh CEO Tesla, Elon Musk. Bukan karena warga di Amerika mengulang pembeli panik tisu toilet jilid dua, bukan.
Krisis chip yang saat ini sedang terjadi dipercaya Musk telah merusak rantai pasokan Tesla dan ia menyalahkan perusahaan-perusahaan lain yang secara sengaja memesan chip microcontroller dalam jumlah berlebihan.
Baca juga: Krisis Chip, Huawei Diam-diam Jual Ponsel Tanpa Kepala Charger
“Tantangan terbesar kami adalah rantai pasokan, terutama chip microcontroller. Belum pernah melihat hal ini sebelumnya. Takut kehabisan menyebabkan banyak perusahaan jadi memesan terlalu banyak -- seperti halnya krisis tisu toilet, namun dalam skala lebih epik,” cuit Musk melalui akun Twitternya pada Rabu (2/6).
Our biggest challenge is supply chain, especially microcontroller chips. Never seen anything like it.
Fear of running out is causing every company to overorder – like the toilet paper shortage, but at epic scale.That said, it’s obv not a long-term issue. — Elon Musk (@elonmusk) June 2, 2021
Miliarder usia 49 tahun itu mengatakan bahwa selama laporan pendapatan Tesla pada Q1 2021, krisis chip adalah masalah besar dan salah satu rintangan rantai pasokan paling sulit yang pernah dialami perusahaannya.
Baca juga: Mobil Modern yang Makin Bucin Sama Chip
Tesla sendiri belakangan ini telah menaikan harga mobilnya karena tingginya biaya material dan tekanan rantai pasokan. Perusahaan yang bersemayam di Palo Alto, California, AS itu memutuskan untuk menghapus fitur lumbar-support untuk bagian pinggang dari kursi penumpang di Tesla Model 3 dan Model Y SUV.
Diketahui pada Mei kemarin, lembaga konsultasi AlixPartners memperkirakan bahwa produsen otomotif akan kehilangan penjualan senilai USD110 miliar di tahun 2021 ini karena matinya semikonduktor.
Sementara perusahaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. mengatakan pihaknya berencana memproduksi chip microcontroller sekitar 60 persen di tahun ini untuk membantu para produsen mobil. Kendati begitu, perusahaan pembuat chip, manufaktur otomotif, dan pemasok mereka sudah memperingatkan kalau pasokan chip akan terus cekak sampai 2022.
Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini