Geng Motor Itu Berbeda dengan Komunitas atau Klub Motor
Nyatanya, motor hanyalah instrumen yang terlibat diantara orang tidak bertanggung jawab tersebut. Akibat stigma negatif atas geng motor ini, banyak anggapan bahwa klub atau komunitas motor merupakan hal yang sama.
Donny Hendaris, President Royal Riders Indonesia, menyampaikan kalau perbedaan antara geng motor dan komunitas motor sebenarnya cukup mencolok.
Baca juga: Test Drive Mobil Daihatsu Tercanggih di RI Sepanjang Masa, Rocky!
Dalam acara Uzone Talks dengan tema "Stigma Negatif Geng Motor" pada hari Kamis, (23/09), Donny berkata bahwa paradigma antara geng dan klub atau komunitas sudah jauh berbeda.
“Klub atau komunitas itu punya bagan, struktur organisasi yang jelas, atau sampai punya AD/ART. Bahkan bisa melibatkan public figure atau tokoh politik. Sangat jauh apabila dibandingkan dengan geng motor," ujar Donny.
Walau jelas berbeda, akan tetapi tentu saja tidak 100 persen klub atau komunitas motor itu bebas dari hal yang buruk.
Donny berpendapat bahwa stigma negatif akan terus ada apabila anggota klub atau komunitas memiliki ego yang besar, merasa mereka yang “punya jalanan”, atau terlibat dengan kegiatan ilegal.
Baca juga: Cara Gampang Merawat Ban Motor Biar Awet
Komunitas motor Royal Riders Indonesia sendiri telah beraksi untuk mencegah stigma negatif yang beredar dengan mematuhi peraturan yang ada dan membuat impresi yang baik terhadap warga sekitar.
“Kita punya aturan tidak ada Voorijder, tidak boleh juga pakai lampu strobe atau sirene. Jangan sampai memblokir jalan atau menerobos lampu merah," tambah Donny.