Google Tolak Monetisasi Konten YouTube yang Langgar Aturan Ini
Ilustrasi (Foto: Alexander Shatov / Unsplash)
Uzone.id - Google Alphabet Inc. mengatakan bahwa perusahaan akan melarang iklan dan monetisasi video di platform YouTube dan konten lain yang bertentangan dengan "konsensus ilmiah yang teruji" tentang masalah lingkungan.Mulai November 2021, batasan terkait pendapatan ini akan ditempatkan pada konten yang menyebut perubahan iklim sebagai tipuan atau menyangkal bahwa emisi gas rumah kaca dan aktivitas manusia telah berkontribusi pada pemanasan jangka panjang Bumi, kata Google.
BACA JUGA: Whistleblower Tuding Facebook Berulang Kali Berbohong
YouTube masih akan mengizinkan video atau kanal yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan arus utama tentang perubahan ilkim tetapi tidak akan mengizinkan konten memperoleh bayaran dari video atau kanal yang dianggap mempromosikan hoax atau teori konspirasi, kata Google lagi.
Google akan menggunakan gabungan alat otomatis dan peninjau manusia untuk mengidentifikasi pelanggaran di antara konten, iklan yang ditayangkan Google, dan video YouTube yang memperoleh pendapatan iklan melalui Program Mitra YouTube.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah mendengar langsung dari semakin banyak mitra periklanan dan penerbit kami yang telah menyatakan keprihatinan tentang iklan yang berjalan bersama atau mempromosikan klaim yang tidak akurat tentang perubahan iklim," ungkap Google dalam pengumumannya.
BACA JUGA: Iqbaal Ramadhan Akui ID LINE Bocor, Diserbu Ribuan Chat
Iklan masih akan diizinkan pada konten yang berbicara tentang debat publik tentang kebijakan iklim, misalnya.
Google telah meraup pendapatan iklan USD147 miliar atau sekitar Rp2 kuadriliun (kurs Rp14.215 per 1USD) pada tahun 2020. Saham Google pun naik hampir 60 persen tahun 2021.
Google Flight pada minggu ini meluncurkan fungsi baru yang memungkinkan wisatawan mengetahui perkiraan emisi karbon di seluruh opsi penerbangan yang dicari lewat Goole.
Informasi tersebut muncul dalam hasil pencarian penerbangan dan pada halaman pemesanan, dan pengguna bisa mengurutkan hasil berdasarkan emisi karbon yang terkait dengan setiap penerbangan. (Market Watch)