Home
/
Digilife

IoT Hilangkan Banyak Pekerjaan Manusia, Tapi…

IoT Hilangkan Banyak Pekerjaan Manusia, Tapi…

Tomy Tresnady11 June 2021
Bagikan :

 Ilustrasi (Foto: Ben Kolde / Unsplash) 

Uzone.id - Teknologi Internet of Things (IoT) mempunyai dua sisi, bisa positif dan bisa negatif. Itu tergantung dalam pererapannya.

Memang, IoT bisa menggantikan profesi yang sekarang ada. Contohnya petugas keliling yang memonitor listrik atau air, mungkin nanti digantikan oleh IoT.

Namun, itu juga membuka peluang bisnis atau pekerjaan-pekerjaan baru. Misalnya pengembangan Android, pengembangan aplikasi dan pemasangan alat IoT.

Hal itu dikatakan oleh Ibnu Alinursafa, SM IoT Platform Telkom Indonesia, saat berbicara selama acara Uzone Talks bertajuk “Kupas Teknologi Penting di Balik Internet of Things (IoT)” pada Kamis (10/6/2021).

Singkatnya, IoT adalah konsep yang menghubungkan semua perangkat ke internet dan memungkinkan perangkat IoT berkomunikasi satu sama lain. Untuk kemudian mengumpulkan dan bertukar data tentang bagaimana suatu perangkat IoT beroperasi, tanpa perlu peran manusia untuk mengontrol secara langsung.

BACA JUGA: Rekrut Mantan Petinggi BMW, Mobil Listrik Apple Akan Jadi Nyata

“Jadi, memang itu hal itu ada dua sisi. Tapi kita percaya saja teknologi ini untuk menambah kesejahteraan manusia, bukan untuk menyengsarakan atau mengambil kehidupan gitu,” kata Ibnu.

Lucky Sebastian, praktisi gadget dan IoT, yang juga jadi pembicara di program Uzone Talks, menyatakan sepakat dengan pendapat Ibnu tadi. Menurutnya, pembahasan dengan pakar-pakar teknologi bahwa pekerjaan-pekerjaan akan banyak yang hilang memang betul.

“Pekerjaan-pekerjaan yang repetisi akan hilang, misalnya teller bank akan hilang, kemudian tukang parkir mungkin hilang,” ujar Lucky.

Dia lalu memberi contoh lain bahwa pekerja melinting di pabrik rokok mungkin hilang, namun kemudian akan melahirkan pekerjaan-pekerjaan baru.

“Dulu kita tidak pernah ada dan tidak pernah terpikirkan (mengembangkan IoT)," kata Lucky. "Tahunnya, sampai 2035 itu sangat  besar."

Jadi, menurut Lucky, kalau Indonesia tidak segera mengejar ketertinggalan teknologi ini, maka kita akan kehilangan 'potongan kue' yang besar.

“Kan kita sebenarnya punya sumber daya yang hebat ya. Jangan sampai terlambat walaupun ada pekerjaan hilang, tapi ada pekerjaan-pekerjaan baru yang menjanjikan,” tutur Lucky.

populerRelated Article