Jumlah Asisten Virtual Berbasis AI akan Melebihi Angka Populasi Dunia
Uzone.id - Perusahaan asisten virtual berbasis AI yang diklaim lebih canggih dari asisten virtual manapun, Xiaoice, kini telah lepas dari nama Microsoft. Pengembang Xiaoice kini telah menjadi perusahaan mandiri dan berharap bisa jadi platform untuk mendukung interaksi manusia dan mesin dengan AI.
Perusahaan pengembang Xiaoice percaya jika interaksi manusia berbasis AI akan menjadi tren di masa depan. Bahkan asisten virtual berbasis AI pun akan menjadi hal yang biasa untuk disematkan di kendaraan atau perangkat rumah tangga."Dulu pada tahun 1975, Microsoft pernah memprediksi jika semua orang akan memiliki PC atau laptop di masa depan. Prediksi itu pun terwujud. Kini perusahaan percaya jika semua orang akan memiliki asisten personal berbasis AI di masa depan," kata Harry Shum, Chairman of Xiaoice dan mantan VP di Microsoft yang mengembangkan asisten virtual, seperti dikutip dari AsiaOne, Senin, 24 Agustus 2020.
Baca juga: Huawei Bantu Percepat Penemuan Obat Corona Pakai AI
Menurut Shum, jumlah perangkat AI akan melebih total jumlah penduduk dunia di masa depan karena dipercaya banyak orang akan membutuhkan perangkat AI. Beda kebutuhan, beda AI, hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka di masa depan.
Di sinilah Xiaoice ingin serius menggarapnya. Mereka akan menciptakan software yang akan memberikan kekuatan pada 'manusia AI'. Visi mereka sama dengan apa yang pernah dimimpikan Microsoft saat menciptakan sistem operasi WIndows untuk menjadi tenaga dari PC.
Xiaoice awalnya merupakan bagian dari Microsoft. Namun pada Juli lalu, mereka memutuskan untuk melepas menjadi entitas sendiri. Xiaoice diharapkan bisa lebih inovatif dan mampu membangun ekosistem komersial untuk chatbot.
Baca juga: Celia, Pesaing Siri dan Google Assistant Buatan Huawei
Xiaoice sendiri memulai debutnya pada 2014 sebagai pengembang robot chatting (chat bot). Asisten virtual buatan Xiaoice telah mampu berbicara dengan lebih dari 660 juta orang. Chatbot itu bisa membuat berbagai macam hal mulai dari mempublikasikan kumpulan puisi, mengeluarkan atau membuat lusinan lagi, bahkan membuat eksibisi lukisan.
Hasil buatan Xiaoice itu juga telah digunakan sebagai virtual asisten berbasis suara oleh 450 juta perangkat, mulai dari smartphone, smart speakers, dan lainnya. Beberapa di antaranya digunakan oleh Huawei, Xiaomi dan perusahaan lain.
Diketahui, pasar software dan aplikasi berbasis AI di China nilainya telah mencapai USD2,89 miliar tahun lalu. Diharapkan pada 2024 nilainya akan tumbuh sampai USD12,75 miliar.