Kabel Laut di Indonesia Sering Putus karena Gunung Bawah Laut Meletus
Ilustrasi (Foto: Markus Spiske / Unsplash)
Uzone.id - Indonesia dijuluki sebagai negara ring of fire, karena negeri ini dikelilingi oleh aktivitas vulkanis di darat maupun bawah laut. Di sisi lain, aktivitas vulkanis di bawah laut tidak ramah bagi kabel-kabel fiber optik yang melintasi kawasan tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan bahwa kabel fiber optik di bawah laut sering putus karena gunung yang berada di kedalaman 4.000 meter itu meletus.Menurutnya, banyak yang selama ini tidak tahu di wilayah utara Sulawesi ada kabel fiber optik yang terbentang dan beberapa kali putus karena gunung di dasar laut meletus.
BACA JUGA: Percuma Pakai iPhone 5G di Indonesia, Ini Sebabnya
"Yang kedua, di utaranya Papua juga sama, di wilayah Sarmi, juga berulang-ulang kali putus akibat putus di bawah laut," kata Johnny berbicara di acara 'Mendigitalkan Indonesia: Retrospeksi 2021 dan Outlook 2022 Kementerian Kominfo' di Ballroom A Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Johnny mengaku bahwa sering putusnya fiber optik di bawah laut itu malah dicurigai ada kesengajaan. Kominfo, kata dia, sampai mau dibawa ke pengadilan karena dituding sengaja memutus kabel bawah laut dengan alasan politik.
"Tidak betul itu. Ini kabel 4.000 meter di bawah laut putus gara-gara meletup itu dasar laut, gunungnya meletus dan kita butuh berbulan-bulan untuk menyambung itu," ungkap Johnny.
Di tahun 2021, Kominfo pun sedang membangun jaringan fiber optik alternatif yang membentang dari Jayapura hingga Biak dengan panjang lebih dari 1.000 kilometer. Pembangunannya melibatkan Telkom Indonesia.
"Gara-gara sering putus di situ, kita harus bangun 1000 kilometer kabel, sebagai backup (cadangan). Nah, karena sering putus di bagian utara, maka itu tidak bisa kita andalkan sebagai lalulintas transmisi data di pusat data, kita harus memilih wilayah yang lain," bebernya.
BACA JUGA: Indonesia saat Ini Andalkan 9 Satelit, SATRIA-1 Meluncur 2023
Wilayah lain yang sudah tersambung adalah wilayah selatan yang menghubungkan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, kemudian tersambung ke Maluku tenggara, Timika, Papua dan memutar lagi.
"Sehingga kita memilih mempertimbangkan secara serius untuk membangun pusat data untuk melayani kawasan tengah dan timur Indonesia di Nusa Tenggara Timur karena tergelarnya kabel fiber optik yang relatif lebih aman di wilayah sana," katanya.
Johnny juga menyinggung lagi pergelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX atau disebut juga PON Papua 2021 yang berlangsung 2-15 Oktober 2021. Menurutnya, banyak yang tidak tahu bagaimana kepanikan yang ada di Kominfo
"Apa kepanikannya? kalau saja gunung yang ada di Sarmi di dasar laut, 4.000 meter itu meletus lagi, maka seluruh jaringan fiber optik akan putus dari jarak Jayapura ke wilayah barat. Maka event nasional kita akan terhambat total dan itu akan menjadi image yang buruk Indonesia di etalase dunia. Panik, tidak ada alternatifnya," ungkap dia.