Kenalan sama Qiscus, Startup Lokal yang Bikin Platform Chat Buat Konsumen
-
(Ilustrasi. Foto: NeONBRAND / Unsplash)
Uzone.id -- Namanya unik banget dan mudah diingat. Qiscus didirikan sejak 2013 dengan nafas utamanya sebagai penyedia layanan chat atau percakapan secara online.Perjalanan startup lokal ini cukup menarik, sebab di tengah jalan, sempat mengalami pivot.
“Awalnya kami ini fokusnya di layanan percakapan untuk dunia bisnis atau perkantoran, namun penggunanya internal. Jadi Qiscus dulu digunakan untuk orang-orang di dalam satu perusahaan untuk berkomunikasi,” kisah Co-Founder merangkap CEO Qiscus, Delta Purna Widyangga saat berbincang dengan Uzone.id, Jumat (17/1).
Dia kemudian melanjutkan, “kemudian saat 2015, kami meriset pasar dan ternyata pasarnya lebih besar di komunikasi dengan konsumen, bukan internal di perkantoran, makanya kami berencana untuk pivot.”
Dari riset tersebut pula, Delta dan tim menemukan fakta bahwa kalau sesama karyawan, mereka pada dasarnya gak butuh platform khusus untuk berkomunikasi. Aplikasi populer seperti WhatsApp, Line, atau Telegram pun sudah cukup.
Kemudian, Qiscus akhirnya mengembangkan platformnya menjadi multichannel conversation yang model bisnisnya masih B2B (business-to-business), namun sasaran penggunanya adalah konsumen dari si pelaku bisnis atau perusahaan tersebut.
Baca juga: Serius di IoT, Telkomsel Suntik Dana ke Startup Logistik Roambee
“Jadi, misalnya, klien kita ada startup health Halodoc. Di dalamnya dia ada fitur chat antara si pengguna dengan dokter yang bermitra dengan Halodoc. Nah, platform chat itu kita yang provide, tapi bukan tampilan, melainkan teknologi platformnya,” terang Delta.
Dijelaskan Delta, tiap perusahaan seperti Halodoc yang memang memiliki fitur chat di dalam layanannya, bisa melakukan kustomisasi untuk tipe platformnya -- apakah berupa konsultasi, customer service, atau lainnya.
“Untuk UI [User Interface] dan UX [User Experience] itu bukan dari kami, tapi untuk fungsi platformnya itu, kami bisa sesuaikan. Jadi sesuai use case saja. Halodoc ini ‘kan sifatnya konsultasi, jadi kami kembangkan platform sesederhana dan semudah mungkin, karena behavior pengguna butuhnya yang simple dan gak ribet saat konsul,” sambung Delta.
Baca juga: Teknologi VR Bikinan Startup Lokal Ini Sabet Juara di Paris
Delta juga memberi contoh use case yang digunakan oleh Ruangguru, salah satu kliennya juga. Platform Qiscus yang digunakan Ruangguru menggunakan fungsi customer service, jadi hal-hal yang ditampilkan dibikin informatif.
Qiscus akhirnya resmi pivot menjadi platform chat untuk konsumen sekitar awal 2017. Dari sini, Qiscus mendapatkan ragam klien yang gak cuma dari Indonesia, tapi juga negara lain seperti Meksiko, Mesir, dan beberapa yang berada di Eropa.
Qiscus sendiri merupakan salah satu startup yang dibina oleh Indigo Creative Nation, program startup accelerator milik peerusahaan Telkom, pada tahun 2017.
Per Desember 2019, Qiscus telah melayani sekitar 17-18 juta end-user dari tiap klien.
“Kita bekerja sama dengan klien untuk memenuhi experience dan memberikan dukungan untuk experience itu kepada konsumen, tujuannya agar perusahaan-perusahaan bisa melakukan komunikasi dan engagement lebih baik,” tutup Delta.