Layanan Streaming Hooq Resmi Berhenti
Guntur Siboro (Foto: dok.Hooq)
Uzone.id -- Salah satu aplikasi streaming konten Hooq harus menerima kenyataan pahit. Layanan streaming yang berpusat di Singapura ini terpaksa harus ditutup.Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Guntur Siboro selaku Country Head Hooq Indonesia.
“Pertemuan pemegang saham dan likuidator pada 13 April 2020 sudah memutuskan proses likuidasi Hooq Digital Pte Ltd. Artinya semua operasi Hooq di semua negara akan berhenti karena perusahaan induknya dalam proses likuidasi,” tutur Guntur kepada Uzone.id, Senin (27/4).
Sejak 27 Maret kemarin, Singtel sebagai pemegang saham Hooq memang mengajukan voluntary liquidation, yang berarti ajuan untuk pemberhentian operasional pada Hooq.
Baca juga: Bos Hooq Beberkan Alasan Hooq Terancam Ditutup
Sejak itu, Singtel bersama para likuidator, kreditor, dan stakeholder lain mencari solusi dan akhirnya menggelar rapat bersama pada 13 April kemarin.
“Hooq sudah tidak melakukan charging untuk pelanggan eksisting dan aktivasi pelanggan baru sejak 27 Maret 2020 ketika pertama kali pemegang saham Hooq melakukan filing untuk likuidasi,” lanjut Guntur.
Keputusan ditutupnya Hooq tentu berasal dari kesepakatan yang diputuskan oleh induk Hooq di Singapura. Sebab jika induknya dihentikan, maka Hooq Indonesia turut berhenti. Dari penjelasan mantan bos Indosat ini, hal tersebut dikarenakan content rights dipegang oleh Singapura.
Diketahui, pada dasarnya keputusan Singtel sejak awal berdasarkan pada kebijakan bisnis dan ekonomi yang belakangan sedang terpengaruh oleh faktor eksternal.
Baca juga: Pajak Netflix dan Zoom Siap Ditarik oleh Pemerintah
Dari apa yang dijelaskan Guntur beberapa waktu lalu, penyebabnya tidak murni karena pandemi corona saja. Semua berawal dari pertengahan tahun 2019 di mana Amerika dan China kembali perang dagang, ini imbasnya sampai ke Singapura. Kuartal keempat 2019 pun pertumbuhan ekonomi di Singapura juga menurun.
“Corona memang gong-nya. Kemudian Singtel semakin bersiasat dari sisi bisnis, maka mereka merasa harus memprioritaskan bisnis inti mereka, yakni telekomunikasi. Sementara bisnis digital jadi harus dipertimbangkan kembali operasionalnya, karena ini ibaratnya adalah kebutuhan sekunder lah ya,” jelas Guntur.
Diketahui Hooq beroperasi di 5 negara di Asia Tenggara, yakni Singapura, Indonesia, India, Thailand, dan Filipina. Jika dari induknya diputuskan harus berhenti, maka keseluruhan operasional Hooq resmi berhenti juga.