Uzone.id - Meski banyak negara telah mulai mengimplementasikan 5G, Indonesia masih belum. Menanggapi hal ini, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menemukan fakta bahwa implementasi 5G di Indonesia tak perlu terburu-buru.
Hal ini diungkap dalam temuan Mastel yang dipaparkan dalam Dialog Mastel Menuju 2021. Dalam temuan tersebut, salah satunya adalah bahwa operator lokal tidak perlu gegabah untuk turut serta melakukan penggelaran 5G secara masif.
"Dikarenakan butuh sumber daya yang cukup besar, sehingga 2021, perlu dipertimbangkan untuk penggelaran dalam area dan ruang lingkup yang terbatas. Misalnya, kawasan industri terlebih dahulu, sembari mengembangkan ekosistem nasional infrastruktur 5G secara sharing dan open," ujar Teguh Prasetya, Ketua Bidang Industri 4.0 Mastel, Kamis, 10 Desember 2020.
Baca juga: Xiaomi Fokus Jadi Produsen IoT Pemimpin Global
Teguh menyebut, setidaknya ada 11 temuan yang disimpulkan Mastel terkait dengan kondisi teknologi dan telekomunikasi Indonesia tahun ini dan dampaknya di tahun depan. Selain soal 5G, Mastel juga menemukan lonjakan konsumsi data berbanding terbalik dengan harga jualnya.
"Öleh karena itu, operator mesti mewaspadai beban investasi agar bisa terus beroperasi secara berkelanjutan. Tahun depan, diprediksi bisnis telekomunikasi di Indonesia masih tumbuh 5,3 persen," Papar Teguh.
Temuan lainnya adalah terkait pasar potensial di luar Jawa. Ada lebih dari 70 juta penduduk di Indonesia yang belum bisa mengakses internet. Sebagian dari mereka berada di luar Pulau Jawa yang sebagian masih menggunakan jaringan 2G hingga tak ada jaringan sama sekali.
"Ini menjadi pasar potensial untuk bisa digarap di tahun 2021 secara lebih serius, meski diperlukan skema yang pas karena wilayah ini mungkin saja memenuhi kriteria wilayah USO," kata Teguh.
Baca juga: Daftar Cashback Huawei, Sampai P40 Pro Juga Ada
Temuan lainnya yang dipaparkan Mastel antara lain
Oleh karena itu, Teguh memaparkan bahwa Mastel memiliki saran dan rekomendasi untuk perbaikan industri di masa mendatang. Beberapa saran dan rekomendasi Mastel adalah,
1. Membentuk sinergi dan harmoni antara pemerintah dengan dunia usaha agar terbangun ekosistem industri dan tata kelola pemanfaatan teknologi ICT untuk transformasi digital dan mendorong recovery pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih pesat.
2. Satu di antara langkah nyata adalah memuat langkah nyata rencana investasi penggelaran jaringan ICT oleh para pelaku industri dalam dokumen RPJMN, dengan sumber pendanaan swasta maupun APBN, oleh Bappenas dan Kemenko Perekonomian.
3. Indonesia perlu memiliki strategi kemitraan global dengan para raksasa teknologi, baik platform, apps maupun OTT sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia dalam kerangka ekonomi digital yang sesuai dengan potensi pasar Indonesia.
4. Indonesia perlu melakukan penataan kembali topologi jaringan internet Indonesia, termasuk internet international gateway dan DC/DRC, pembagian peran bagi BAKTI dan para penyelenggara ICT.
5. Kebutuhan SDM Digital serta pola pemenuhan kebutuhannya perlu disusun di setiap sektor dengan jenjang kompetensi yang relevan, beserta rencana program pembinaan dan pembiayaannya.
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini