Home
/
Startup

Memprediksi Nasib Startup Edtech Usai Pandemi Covid-19

Memprediksi Nasib Startup Edtech Usai Pandemi Covid-19

-

Birgitta Ajeng26 November 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Pandemi virus corona (Covid-19) telah memaksa masyarakat untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara online. Startup di bidang educational technology (edtech) yang menyediakan layanan belajar online juga semakin menjadi andalan.

Namun, bagaimana nasib startup di bidang edtech usai pandemi Covid-19? Apakah mereka akan ditinggalkan, karena masyarakat mulai belajar mengajak secara offline, atau sebaliknya?

Dalam pemaparan laporan e-Conomy SEA 2020 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company, Chief Investment Strategist, Temasek, Rohit Sipahimalani, menyampaikan pandangannya tentang masa depan startup di bidang edtech setelah pandemi berakhir.

Baca juga: Kredivo Umumkan Pendanaan Lini Kredit Hingga Rp1,4 Triliun

Menurutnya, infrastruktur dan akses internet menjadi faktor penting bagi keberlangsungan startup di bidang edtech. “Akses internet dan infrastruktur jelas cukup penting untuk hal ini. Jika mungkin ada area yang memiliki celah, itu perlu ditangani. Tapi sebenarnya orang-orang memiliki akses internet, dan karena itu, kami melihatnya (edtech) perlu terus berlanjut,” ujar Rohit.

Dengan demikian, Rohit memandang hal ini akan menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modal ke startup di bidang edtech. “Dan saat mereka ingin menginvestasikan modal, mereka juga ingin melihat, model bisnis apa yang bekerja di wilayah lain, dan bagaimana beradaptasi dengan model bisnis di sini untuk mendapatkan keterlibatan yang lebih besar,” ungkapnya.

Baca juga: Kapan Startup Lokal Layak Go Global?

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf berpendapat bahwa akses internet merupakan faktor penting bukan hanya untuk startup di bidang edtech, tetapi juga untuk semua sektor yang mendukung ekonomi internet (e-commerce, media online, transportasi online, perjalanan, dan layanan keuangan digital).

“Tapi selain itu, seperti yang di report ini kita menjelaskan edtech bukan hanya untuk akses. Tapi ada juga komponen untuk learning management system, ada juga komponen untuk teacher’s assistant, konten-konten. Jadi ada aspek complimentary yang edtech dapat berikan,” ungkap Randy.

Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa ketika pandemi Covid-19 sudah selesai, belajar juga perlu diselenggarakan secara offline.

“Tentu saja kalau pandemi sudah selesai, belajar harus perlu offline juga. Tapi kami merasa, edtech itu banyak bisa membantu memberikan complimentary,” ujarnya.

populerRelated Article