Meneropong Kemungkinan IPO Tokopedia
Ilustrasi. (Foto: Dok. Tokopedia)
Uzone.id - Ibarat musim semi, dunia investasi di tanah air sedang mekar-mekarnya. Tanda-tandanya bisa kita lihat belakangan ini, yaitu meningkatnya jumlah investor di Indonesia.Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Single Investor Identification (SID) di Indonesia mencapai 3,87 juta sampai akhir Desember 2020. Angka ini meningkat dari 2,47 juta SID pada Desember 2019. Di samping itu, ada optimisme perusahaan teknologi untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).
Tokopedia adalah salah satu perusahaan teknologi yang disebut-sebut bakal segera melantai di bursa saham. Pendiri DailySocial sekaligus pengamat startup, Rama Mamuaya atau yang akrab disapa Rama, juga menyatakan pandangan yang sejalan dengan hal tersebut.
Baca juga: Kisah Penuh Ujian di Balik Pujian untuk Aplikasi Tokopedia
“Ada banyak startup yang mulai bersiap untuk IPO, baik di dalam maupun di luar negeri, yang tentu saja merupakan indikator positif kalau Tokopedia ingin IPO di tahun ini,” ujarnya dalam wawancara khusus dengan Uzone.id.
Ia menjelaskan, “Ini adalah saat di mana shareholders di startup memiliki pintu untuk mencairkan investasinya dari bentuk saham ke bentuk cash (liquid). Tentu saja bukan berarti semua shareholder harus langsung jual saham, banyak yang tetap berpegang pada saham karena percaya harganya akan terus naik seiring performa perusahaan.”
Terkait soal itu, Ekonom dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira atau yang akrab disapa Bhima, pun berpendapat bahwa IPO akan menjadi tren bagi startup. “Jadi memang ini kelihatannya akan menjadi tren ke depannya, tidak akan mencari dari pendanaan tertutup, tapi lewat IPO,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.
Bagi Bhima, IPO bagi perusahaan teknologi yang sudah menyandang status unicorn, diharapkan bisa meningkatkan valuasi dari pasar modal yang ada di Indonesia. Kemudian, hal itu diharapkan mampu mendorong lebih banyak unicorn untuk mencari pendanaan ke publik.
Rencana Tokopedia go public
Kabar kemungkinan Tokopedia melakukan IPO tahun ini memang telah menyebar. Kemudian, muncul pertanyaan lain: Di mana Tokopedia akan melakukan IPO? Apakah di dalam atau luar negeri?
Bhima sendiri berpendapat bahwa idealnya, Tokopedia melakukan IPO secara utuh di dalam negeri. Namun, hal itu tergantung pada valuasi yang ingin ditawarkan dan harga saham per lembarnya.
“Itu masih menjadi pertanyaan. Jadi berapa persen yang mau dilepas sahamnya, juga berapa valuasi per lembarnya, harapannya jangan terlalu mahal,” tutur Bhima.
Ada satu alasan kuat di balik harapannya itu. Bhima memandang bahwa terdapat kemungkinan perusahaan teknologi lain yang bakal melakukan IPO, bukan hanya Tokopedia. Dengan demikian, publik memiliki lebih banyak opsi.
Baca juga: Mulai Investasi di Platform Digital, Siapa Takut?
“Harganya harus bersaing, ujungnya lagi akan melihat pada fundamental setiap emiten kinerja, market share, rencana bisnis ke depannya apa,” kata Bhima.
Soal harga, Rama juga berpendapat bahwa investor ritel mulai mendominasi pasar di Indonesia. Karena itu, ia memandang Tokopedia diprediksi mendapatkan value positif.
Ia pun menyatakan bahwa dual-listing alias melakukan IPO di dalam dan luar negeri justru memberikan dampak positif. Ia menjelaskan, “Sepertinya tren dual-listing ini berbuah positif untuk beberapa perusahaan dari Asia.”
Bhima pun memberikan pandangan senada soal dual-listing yang kemungkinan dilakukan Tokopedia. “Ya, itu opsi saja, sah-sah saja, kalau tidak salah selain Telkom, ada beberapa perusahaan teknologi di Indonesia juga dual-listing. Itu kan strategi pendanaan saja, sah-sah saja,” ungkapnya.
Setelah melakukan IPO, perusahaan teknologi dipandang perlu mengubah strategi bisnis yang semula “bakar uang” menjadi menguntungkan. Sebab, investor mereka bukan lagi perusahaan modal ventura, melainkan publik.
Dengan demikian, Tokopedia perlu meningkatkan transparansi dan good governance. Rama juga menyatakan bahwa usai IPO, memperkuat financial fundamental tentu harus terus dilakukan, “Applying good governance dan keep growing terus saja sih,” tuturnya.
Tokopedia pertimbangkan dual-listing
Dalam kesempatan berbeda, Ekonom Senior INDEF, Aviliani juga menilai rencana IPO perusahaan digital, seperti Tokopedia, sangat bagus. Menurutnya, hal ini dapat menarik perusahaan digital lain melakukan tindakan serupa.
Tokopedia sendiri akhirnya telah menyatakan tengah memproses rencana untuk menjadi perusahaan publik. VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak mengonfirmasi bahwa inisiatif ini tidak terlepas dari lonjakan adopsi pasar yang semakin mendorong pertumbuhan bisnis Tokopedia selama pandemi COVID-19.
“Kami tengah mempertimbangkan untuk mengakselerasi rencana kami untuk menjadi perusahaan publik, dan telah menunjuk Morgan Stanley dan Citi sebagai penasihat kami dalam hal ini,” ungkap Nuraini.
Baca juga: Kisah di Balik Tren Belanja Online 2020 di Tokopedia
Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan pasar dan metode dual-listing atau pencatatan saham di dua bursa, yaitu Indonesia dan Amerika Serikat. “Dual-listing, tetapi pastinya yang utama Indonesia karena Tokopedia adalah perusahaan Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah salah alasan mereka juga memilih Amerika Serikat, karena Negeri Paman Sam itu merupakan yang paling menarik untuk perusahaan teknologi. Untuk saat ini, Tokopedia tengah fokus mempersiapkan hal tersebut.
VIDEO: Editor Weekly Eps.6: Spotlight Pesaing Tiktok & Honda PCX 160 Meluncur