Sponsored
Home
/
Digilife

Mengenal Zoombombing, Ketika Hacker Bajak Video Call di Zoom

Mengenal Zoombombing, Ketika Hacker Bajak Video Call di Zoom
Preview
Hani Nur Fajrina07 April 2020
Bagikan :

(Ilustrasi: dok. Zoom)

Uzone.id -- Istilah “Zoom-bombing” mendadak jadi sering dibahas di tengah kultur Work From Home (WFH) alias kerja dari rumah selama pandemi corona. Kata ini masih berkaitan dengan aplikasi video call Zoom yang sedang populer.

Istilah “photobomb” atau “photobombing” pastinya sudah akrab di telinga masyarakat umum, ‘kan? Istilah ini memiliki arti ketika foto ramai-ramai kita ‘diganggu’ oleh orang yang tak diinginkan, baik secara sengaja (seperti teman atau keluarga yang usil) atau orang lain yang tak sengaja lewat dan masuk ke dalam foto.

Jadi, istilah Zoombombing itu apa?
Aplikasi Zoom selama pandemi COVID-19 menjadi layanan populer untuk digunakan sebagai alat rapat virtual para ‘penganut’ WFH di Indonesia dan berbagai negara lain. Namanya juga rapat virtual, sudah pasti partisipannya lebih dari 2 orang.

Nah, “Zoombombing” ini memiliki arti, di mana pada saat aktivitas rapat virtual berlangsung, ada hacker yang menyusup ke video call tersebut. Biasanya, mereka akan ikut-ikutan mengirimkan konten tidak pantas ke dalam panggilan grup tersebut, seperti ujaran kebencian, pornografi, hingga rasisme.

Baca juga: 5 Hal yang Dianggap Berbahaya dari Aplikasi Zoom

Masalah Zoombombing yang melanda layanan Zoom belakangan memang sudah menjadi sorotan dan termasuk ke dalam salah satu cacat keamanan yang ditorehkan perusahaan teknologi asal San Jose, Amerika Serikat ini.

Kenapa bisa ada Zoombombing?
Mengutip berbagai sumber, hal ini bisa terjadi karena Zoom lemah di aspek perlindungan password.

Jadi, kalau ada orang yang ingin mengadakan rapat virtual dan mengundang akun-akun lain untuk bergabung, dia hanya memberikan tautan (link) atau URL standar dengan kode 9 digit di bagian belakangnya yang dibikin secara otomatis.

Kurang lebih, URL dari Zoom seperti ini formatnya: https://zoom.us/j/xxxxxxxxx.

Dengan kata lain, tentu URL seperti itu akan memudahkan para hacker untuk meretas konferensi virtual dari para pengguna.

Kenapa bisa parah?
Tentu yang namanya peretasan, sudah masuk ke dalam kejahatan siber. Hacker yang masuk diam-diam ke percakapan virtual orang lain, apalagi sifatnya rapat yang berisi banyak orang, dapat mencuri informasi penting dari para pengguna.

Belum lagi percakapan yang dibahas bisa jadi sesuatu yang besar, tidak untuk dikonsumsi publik. Hal ini semakin bikin cemas lantaran selama masa pandemi corona, rapat virtual dengan video call seperti sudah menjadi norma umum.

Baca juga: CEO Zoom Minta Maaf Banyak Masalah Privasi dan Keamanan

Yang menggunakan layanan digital Zoom pun tak cuma masyarakat umum lagi, namun orang-orang penting seperti pejabat dan pemimpin dunia juga kabarnya memanfaatkan aplikasi Zoom.

Apa langkah dari Zoom?
Ada kabar baik dari Zoom, bahwa mulai pekan ini Zoom akan mengaktifkan fungsi password dan virtual waiting rooms secara bawaan untuk semua pengguna layanan Free Basic dan Single Pro.

Jadi, ketika pengguna akan mengatur rapat virtual, nantinya wajib memasukkan password. Pun begitu dengan rapat instan dan para partisipan yang bergabung melalui panggilan video maupun suara.

Pembaruan kebijakan dan pengaturan privasi pada Zoom ini sifatnya wajib dan tidak bisa dimatikan untuk akun gratis maupun akun yang berlisensi.

Ada yang sudah coba?

populerRelated Article