Perbandingan Steam Deck vs ROG Ally vs Legion Go: Mana yang Lebih Oke?
Uzone.id - Segmen konsol genggam atau konsol gaming handheld berhasil menarik perhatian sejak tahun lalu, dan sebenarnya juga berhasil membuka ‘celah pasar’ baru dalam industri game. Gak cuma Valve lewat Steam Deck, ada juga Asus dengan ROG Ally, bahkan sampai Lenovo yang memboyong Legion Go ke pasaran. Pertanyaannya, mana yang paling menarik?
Berikut ini kami kasih perbandingan lengkap antara Stam Deck, Asus ROG Ally, dan Lenovo Legion Go. Semua konsol ini bisa kalian beli, kecuali Steam Deck yang cuma tersedia secara online lantaran tak dijual secara resmi.Dimensi Legion Go kebesaran, tapi paling unik
Legion Go memiliki dimensi yang paling bongsor di antara konsol handheld lainnya. Perangkat ini punya dimensi 299 x 131 x 41 mm dengan berat total 854 gram.
Dibandingkan dengan ROG Ally dengan ukuran 280 x 111 x 21,2 mm dan bobot 608 gram atau Steam Deck yang berukuran 298 x 117 x 49 mm dengan berat 669 gram, membuat Legion Go jadi konsol yang tak ramah di genggaman.
Kebetulan, tim Uzone.id sudah mencoba Legion Go dan juga ROG Ally dari Asus. Kalau soal keringkasan, memang lebih nyaman main di Asus ROG Ally karena dimensinya yang lebih fit di tangan.
Tapi, Lenovo punya solusi bagi gamer yang tak mau terus-terusan menggenggam Legion Go untuk bermain game favorit.
Lepas saja kontrolernya, otomatis kalian bisa main dalam mode touchscreen. Atau, buka kickstand di bodi belakangnya, letakkan Legion Go di atas meja, dan mainkan game dengan kontroler yang sudah terlepas dari layar.
Walau konsol Lenovo ini jadi yang terbesar di antara dua perangkat lainnya, namun ketebalan Legion Go masih mendingan ketimbang Steam Deck. Selisihnya sedikit sih, sekitar 8 mm saja.
Layar Legion Go lebih besar
Layar jadi salah satu spesifikasi terpenting dalam konsol gaming handheld. Legion Go jelas unggul jauh di sektor ini. Layar Legion Go sangatlah luas, ukurannya 8,8 inci dengan resolusi QHD+ atau 2.560 x 1.600 piksel.
Aspek rasio layarnya 16:10 yang lebar, plus dukungan refresh rate 144Hz. Bagaimana dengan dua konsol lainnya?
Asus ROG Ally punya layar berukuran 7 inci, tapi resolusinya cuma Full HD saja. Aspek rasio layarnya agak wide, yakni 16:9, ditambah refresh rate layar ROG Ally sudah 120Hz.
Steam Deck lebih rendah lagi kualitas layarnya. Konsol ini memiliki layar 7 inci, tapi resolusinya cuma HD atau 1.280 x 800 piksel dengan refresh rate standar 60Hz.
Oiya, ketiga konsol ini sama-sama mengusung panel LCD.
ROG Ally dan Legion Go lebih unggul berkat Windows 11
Tiga konsol, dua sistem operasi. Asus ROG Ally dan Legion Go sama-sama berjalan di sistem operasi Windows 11 dengan ‘kulit’ atau user interface (UI) tersendiri.
Asus ROG Ally menjalankan Armoury Crate SE, sementara Legion Go mengusung Legion Space. Keduanya punya kemiripan, dimana UI ini bisa terhubung ke berbagai layanan game, seperti Epic Games, Steam, Xbox, dan sebagainya.
Beda jauh dengan Steam Deck. Alih-alih menjalankan Windows 11 secara native, konsol besutan Valve ini berjalan pada SteamOS berbasis Linux. Alhasil, konsol ini gak memiliki kebebasan untuk mengakses hampir semua perpustakaan game PC seperti dua konsol lainnya.
Untung saja disokong oleh platform Steam. Setidaknya beberapa game PC terkenal masih bisa kalian mainkan.
Performanya bagaimana?
Asus ROG Ally dan Legion Go sama-sama ditenagai prosesor AMD Ryzen Z1 Extreme, prosesor yang memang dirancang khusus untuk konsol gaming handheld. System on chip (SoC) berbasis Zen 4 ini sudah dilengkapi dengan kartu grafis terintegrasi AMD RDNA 3.
Sementara Steam Deck disokong oleh chip kustom berbasis AMD Zen 2 dengan kartu grafis AMD RDNA 2. Jelas di sini, Steam Deck tertinggal cukup jauh dari dua pesaingnya karena chip yang lebih tua.
Bila mengharapkan kinerja grafis yang lebih baik, Asus ROG Ally dan Legion Go memang layak buat kalian pilih. Namun kalau memilih mana yang terbaik, Legion Go lagi-lagi lebih unggul.
Konsol ini hadir dengan RAM LPDDR5X berkapasitas 16 GB, kalau Asus ROG Ally punya RAM LPDDR5 dengan kapasitas yang sama. RAM berjenis LPDDR5X memiliki kecepatan 7500 MHz, jauh lebih kencang ketimbang RAM berjenis LPDDR5 dengan kecepatan 6400 MHz.
ROG Ally bisa lebih ngebut lagi, terutama dalam hal pemrosesan grafis yang kian mumpuni dari pesaingnya asalkan dihubungkan dengan ROG XG Mobile. Namun hal ini berdampak pada kepraktisan dari konsol, sebab ROG XG Mobile memiliki form factor yang besar.
Belum lagi, ROG XG Mobile harus terpasang ke sumber listrik, sehingga konsel handheld agak diragukan gegara hal ini.
Bicara soal baterai, Steam Deck dan ROG Ally punya kapasitas yang sama, yakni 40Wh. Sementara Legion Go, ditopang baterai 49,2 Wh. Baik ROG Ally dan Legion Go sama-sama mendukung charger USB-C dengan daya maksimal 65W.
Berikut ini tabel perbandingan spesifikasi antara Steam Deck, Asus ROG Ally, dan Legion Go:
Spesifikasi |
Steam Deck |
Asus ROG Ally |
Lenovo Legion Go |
Dimensi, bobot |
298mm x 117mm x 49mm 669 gram |
280mm × 111mm × 21,2mm 608 gram |
299mm x 131mm x 41mm 854 gram |
Layar |
7 inci, HD (1.280 x 800 piksel), 60Hz, 400 nits |
7 inci, Full HD (1.920 x 1.080 piksel), 120Hz, 500 nits |
8,8 inci, QHD+ (2.560 x 1.600 piksel), 144Hz, 500 nits |
Prosesor |
Custom dengan AMD Ryzen Zen 2 |
AMD Ryzen Z1 dan Z1 Extreme |
AMD Ryzen Z1 Extreme |
GPU |
RDNA 2 |
RDNA 3 |
RDNA 3 |
RAM |
16 GB LPDDR5 @5500 MHz |
16 GB LPDDR5 @5500 MHz |
16 GB LPDDR5X @7500 MHz |
Memori |
SSD up to 512 GB |
SSD NVMe M.2 512 GB |
SSD NVMe M.2 up to 1 TB |
Baterai |
40 Wh |
40 Wh, 65W USB-C Charger |
49,2 Wh, 65W USB-C Charger |
OS |
SteamOS |
Windows 11 (Armoury Crate SE) |
Windows 11 (Legion Space) |
Port dan konektivitas |
1x USB-C 3.2 Gen 2 (DisplayPort 1.4 support), 3.5mm headphone jack, Wi-Fi 5, Bluetooth 5.0 |
1x USB-C, 1x port ROG XG Mobile, 3.5mm headphone jack, Wi-Fi 6E, Bluetooth 5.2 |
2x USB Type-C, 1x microSD slot, 3.5mm headphone jack, Wi-Fi 6E, Bluetooth 5.2 |
Harga |
Mulai Rp6,4 jutaan |
Mulai Rp10 jutaan |
Rp13,4 jutaan |