Sponsored
Home
/
Digilife

‘Prestasi’ Baru Indonesia: Disorot Mata Dunia Berkat Arema vs. Persebaya

‘Prestasi’ Baru Indonesia: Disorot Mata Dunia Berkat Arema vs. Persebaya
Preview
Marsha Bremanda02 October 2022
Bagikan :

Uzone.id – Selamat, Indonesia! Negeri kita ini berhasil menjadi sorotan mata dunia berkat pertandingan Arema FC vs. Persebaya FC. Sebuah ‘prestasi’ baru yang menggemparkan dunia – khususnya (dunia) maya dengan ratusan ribu cuitan dari berbagai penjuru.

Sayang, ‘prestasi’ ini bukan sesuatu yang layak dibanggakan. Malah, ini adalah peristiwa nahas yang menelan ratusan korban jiwa.

Tragedi maut yang terjadi Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10) malam yang merenggut nyawa ratusan orang ini bakal menorehkan sejarah kelam. Tak heran jika Indonesia saat ini tengah disorot media-media global.

Mayoritas sudut pandang yang diambil berfokus pada jumlah korban yang berjatuhan. Sementara yang lainnya, disajikan pula pemberitaan beragam terkait topik tersebut.

Tragedi Kanjuruhan memang mencuri atensi besar bagi penggemar sepakbola. Tak perlu waktu lama, beberapa kata yang berkaitan dengan kejadian ini menduduki puncak trending topic Twitter sejak Minggu pagi (2/10).

Baca juga: Viral Kronologi dari Suporter Arema, Begini Suasana Rusuh di Kanjuruhan

Salah satu media global yang mengulas tragedi besar ini adalah BBC. Dalam artikel bertajuk 'Indonesia: At least 174 dead in football crush', BBC menuliskan soal laporan terakhir jumlah korban tewas dan luka-luka yang sudah teridentifikasi.

“Laporan awal menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 130, tetapi para pejabat kemudian mengumumkan kenaikan signifikan menjadi 174, dengan 11 orang lagi terluka parah,” tulis BBC.

Media global selanjutnya yang turut memuat isu tragedi ini yaitu The New York Times dengan artikel berjudul 'Live Updates: Death Toll Rises After Indonesian Soccer Match.'

“Kerusuhan tersebut mendorong polisi untuk menembakkan gas air mata, yang menyebabkan kepanikan, kata Inspektur Jenderal Nico Afinta, Kapolda Jawa Timur, pada konferensi pers. Ada kebingungan tentang jumlah korban tewas - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang didukung pemerintah mengatakan 153 orang tewas, sementara klub sepak bola Arema menyebutkan jumlahnya 182,” tulis NY Times.

Surat kabar Inggris yang dimiliki Guardian Media Group, The Guardian juga memberitakan kejadian nahas ini dengan menuliskan artikel berjudul 'At least 174 dead after crowd crush at Indonesian football match.'

Dalam artikel selain menjelaskan jumlah korban yang berjatuhan, The Guardian juga menuliskan kepanikan penonton yang mencari jalan keluar setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun di Stadion Kanjuruhan.

Dampak industri sepakbola Indonesia

Kerusuhan dua suporter klub sepakbola ini juga mengundang media global Al Jazeera menuliskan artikel yang bertajuk 'Hundreds killed, hurt in stampede at Indonesia football match.'

Di dalamnya, media tersebut menjelaskan apa langkah yang diambil Presiden Indonesia, Joko Widodo dalam menyelesaikan masalah ini.

“Presiden Joko Widodo memerintahkan penyelidikan atas tragedi itu, peninjauan keamanan terhadap semua pertandingan sepak bola, dan mengarahkan asosiasi sepak bola tanah air untuk menangguhkan semua pertandingan sampai “peningkatan keamanan” selesai,” tulis Al Jazeera.

Baca juga: Ini Perintah Jokowi ke PSSI dan Kapolri Usai Kerusuhan Maut Kanjuruhan

Di Minggu pagi (2/10), The Washington Post menuliskan artikel pembaruan yang berjudul 'At least 174 killed at Indonesia soccer game as police use force against crowds.'

Disusul dengan media ESPN yang menulis soal 'Indonesian soccer match stampede leaves 174 dead.'

ESPN turut menuliskan dampak setelah tragedi kerusuhan ini terhadap sepakbola Indonesia.

“Asosiasi sepakbola Indonesia, yang dikenal sebagai PSSI, telah menangguhkan liga sepak bola utama Liga 1 tanpa batas waktu sehubungan dengan tragedi itu dan melarang Arema menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola untuk sisa musim ini,” tulis ESPN.

Indonesia yang rencananya akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023 dari 20 Mei hingga 11 Juni nanti, akhirnya pun harus pesimis akibat kejadian ini. Pasalnya sebagai tuan rumah, Indonesia secara otomatis tidak memenuhi syarat untuk acara tersebut.

populerRelated Article