Viral Kronologi dari Suporter Arema, Begini Suasana Rusuh di Kanjuruhan
Ilustrasi: Nathan Rogers/Unsplash
Uzone.id – Linimasa media sosial Indonesia masih disesaki oleh cuitan netizen yang mengupas habis tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya FC pada 1 Oktober 2022. Dari ratusan ribu cuitan di Twitter, ada thread viral dari seorang Aremania yang membeberkan suasana menjelang rusuh.
Seorang Aremania dengan username Twitter @RezqiWahyu_05 mencuitkan thread di akunnya pada Minggu dini hari (2/10) saat ia tiba di rumahnya setelah menonton pertandingan Arema vs Persebaya. Cuitannya itu viral dengan jumlah retweet lebih dari 42 ribu kali dan likes lebih dari 143 ribu.Ia membuka cuitan dengan menyampaikan duka cita kepada para korban, dan ia merasa bersyukur karena diberi keselamatan sampai di rumah.
“Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di kanjuruhan 1 oktober 2022,” cuitnya.
Dalam cuitannya yang dibikin runut, Rezqi mengatakan ia masuk stadion ketika para pemain sedang pemanasan. Kala itu, semuanya berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00 WIB. Proses ini pun diakuinya tidak ada ricuh apapun, semua tertib.
Baca juga: Kritik Pedas Netizen untuk Kerusuhan Laga Arema vs. Persebaya
Saat babak pertama selesai dan jeda istirahat, Rezqi mengaku ada sekitar 2-3 kali kericuhan di tribun 12-13 yang untungnya dapat diamankan oleh pihak berwenang. Kemudian babak kedua mulai dan situasi mulai tegang ketika Persebaya FC berhasil mencetak gol yang ketiga dan Arema FC berupaya untuk menyusul namun tak kunjung gol.
Akhirnya, peluit akhir berbunyi dan Arema tetap gagal menambah skor. Kekalahan harus diterima.
“Di sinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa,” cuitnya.
Dari twit Rezqi, ia menjelaskan kala itu pelatih Arema dan manajer tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter. Lalu ada satu suporter dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Dari pantauan Rezqi, ia terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
Aksi suporter tersebut kemudian diikuti oleh beberapa oknum yang dipercaya ingin meluapkan kekecewaannya, dan semakin banyak pula suporter yang masuk ke area lapangan dari berbagai penjuru tribun.
Baca juga: Ini Perintah Jokowi ke PSSI dan Kapolri Usai Kerusuhan Maut Kanjuruhan
“Di ikuti dengan lempar" berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali.. Ahirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.
Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan...
Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, di pentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya
Tpi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat..
Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif...
aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan
Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara,” cuitnya.
Rezqi mengklaim ada sekitar puluhan gas air mata yang dilempar oleh aparat kepolisian ke arah para suporter.
“Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata. Banyak ibu" wanita" orang tua Dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata.... Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet,” sambung Rezqi.
Aksi kerusuhan ini pun dari kronologi Rezqi, masih terus berlanjut hingga di luar stadion sekitar pukul 22.30 WIB. Kondisi yang ia gambarkan cukup detail, seperti kondisi suporter yang lemas hingga babak belur, teriakan di mana-mana, hingga mobil hancur.
Baca juga: UU ITE Mengintai, Bagaimana Cara Aman Kritik di Media Sosial?
“Dan selama saya jadi supporter arema... Saya dikenalkan arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini… Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter. Saya masih belum percaya menyaksikan saudara" saya dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.
Dan selama saya jadi supporter arema... Saya dikenalkan arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini...
— LIBRA_12 (@RezqiWahyu_05) October 1, 2022
Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter
Saya masih belum percaya menyaksikan saudara" saya dengan kondisi seperti ini
Viralnya cuitan Rezqi di jagat Twitter ini turut mengundang berbagai reaksi netizen. Ada yang tetap mendoakan para korban jiwa, silang pendapat mengenai sikap suporter bola yang perlu dibenahi hingga kritik kepada prosedur pengamanan yang harus diterapkan oleh kepolisian.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah meminta menteri kesehatan dan gubernur Jawa Timur untuk memonitor layanan medis bagi korban.
Tak hanya itu, Jokowi turut memerintahkan menpora, Kaplori, dan ketua umum PSSI untuk mengevaluasi secara menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya.
Kapolri diminta untuk menginvestigasi dan mengusut tuntas kasus ini, sedangkan PSSI juga diperintahkan untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.