Program JaWAra Internet Sehat, Anak Muda Sebagai Ujung Tombak Lawan Misinformasi
-
Ilustrasi foto: WhatsApp (Anton Be/Unsplash)
Uzone.id - Perkembangan dunia digital di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat, khususnya saat pandemi. Namun, di saat yang bersamaan, berita palsu dan misinformasi pun ikut mengalami peningkatan apalagi yang menyangkut COVID-19.Menurut Devi Rahmawati, Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kemenkominfo, berita hoaks dan misinformasi mempengaruhi ketahanan digital nasional. Sedikitnya, ada tiga persoalan yang diakibatkan oleh ketahanan digital yang diguncang oleh informasi hoaks.
‘Yang pertama adalah kerusuhan sosial. Kedua, adalah konflik politik. Dan yang ketiga adalah kerugian ekonomi. Catatan OJK menyebutkan hoaks ekonomi dapat merugikan masyarakat. Lebih dari 114 triliun hilang akibat hoaks-hoaks seputar ekonomi yang betul-betul bisa memiskinkan masyarakat,” tegas Devi dalam konferensi pers virtual “JaWAra Internet Sehat: Gerakan Anak Muda Se-Indonesia Melawan Misinformasi dengan Cara Beragam”, Selasa, (05/10/2021).
Oleh karena itu, WhatsApp dan ICT Watch bekerja sama dengan Kemenkominfo dalam program “JaWAra Internet Sehat: Gerakan Anak Muda Se-Indonesia Melawan Misinformasi dengan Cara Beragam” sebagai langkah melawan hoaks selama pandemi berlangsung.
Menurut data dari Kominfo, dari 23 Januari 2020 hingga 04 Oktober 2021, temuan isu hoaks seputar covid saja mencapai 1929 kasus hoaks.
Memasuki kehidupan new normal, potensi 3K akibat hoaks (kerusuhan sosial, konflik politik, dan kerugian ekonomi) berpotensi kembali menghadang ketahanan digital akibat adanya berita hoaks, tambah Devi.
Baca juga: Whistleblower: Facebook Dorong Hate Speech Biar Untung
Pemerintah memiliki dua program yaitu Digital Divide (pemerataan digital) dan juga Man Divide yang berkaitan dengan manusia di dalamnya.
Melalui program JaWAra Internet Sehat, pemerintah melalui Kemenkominfo mengharapkan inisiatif ini mampu membantu target pemerintah yaitu menyentuh sekitar 12,5 juta masyarakat umum yang terliterasi secara digital di tahun ini.
Saat ini, inisiatif JaWAra Internet Sehat memiliki 60 aktivis anak muda dari 28 provinsi yang semenjak 16 Agustus lalu telah menjalankan 26 program dan lebih dari 50 kegiatan di lebih dari 50 kota dan kabupaten di Indonesia serta telah memberdayakan sekitar 17,3 ribu masyarakat di berbagai daerah.
Jumlah tersebut melampaui target untuk memberdayakan lebih dari 15 ribu orang melalui program edukasi di level lokal yang disesuaikan dengan kebiasaan warga dan budaya setempat.
Koordinator Program ICT Watch, Indriyatno Banyumurti menyebutkan bahwa prinsip adanya program JaWAra Internet Sehat ini adalah dibutuhkannya edukasi literasi digital di masyarakat Indonesia.
“Kami menginisiasi program ini untuk membantu menjembatani kesenjangan tersebut lewat pendidikan, membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun literasi digital, serta inspirasi untuk dapat mengajari orang-orang di sekitar mereka,” kata Banyu.
Baca juga: Facebook, Instagram, WhatsApp Down Selama 6 Jam, Apa Penyebabnya?
Dipilihnya anak muda sebagai aktivis di daerahnya serta menjadi tokoh dalam program ini adalah karena mereka lebih paham dan melek mengenai budaya dan apa yang sedang terjadi di sekitar mereka saat ini.
“Masih dalam semangat Hari Kesaktian Pancasila, anak muda ini juga menjadi semacam pahlawan di keluarga, komunitasnya. Anak muda ini menjadi ujung tombak karena semangat yang membara untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat di sekelilingnya,” kata Esther Samboh, Manager Kebijakan Publik WhatsApp.
Esther menambahkan, semangat anak muda tersebut juga disalurkan untuk berorganisasi, membuat aktivitas-aktivitas bermanfaat, merencanakan dan mengeksekusi program.
“Melalui para JaWAra muda kami, kami berharap dapat menjangkau orang-orang lintas generasi untuk membawa perubahan positif pada pengalaman digital mereka,” tambahnya.