Q2 2021, Xiaomi Berhasil Kuasai Pasar Smarthone Eropa
-
Uzone.id - Pada kuartal kedua tahun ini (Q2 2021), Xiaomi didapuk sebagai penguasa pasar Eropa. Hal ini terungkap dalam data yang disebar Strategy Analytics. Xiaomi berhasil mengalahkan vendor smartphone papan atas.
Dilansir Business Wire, Selasa, 3 Agustus 2021, data terbaru yang dikeluarkan Strategy Analytics menempatkan Xiaomi di urutan pertama sebagai vendor smartphone dengan jumlah pengapalan terbesar di Eropa. Pangsa pasarnya mencapai 25,3 persen dengan jumlah pengapalan smartphone-nya sebanyak 12,7 juta unit.Baca juga: Xiaomi Vendor Smartphone Terbesar ke-2 di Dunia
Angka ini memang cukup besar dibanding vendor lainnya. Samsung, misalnya, harus puas berada di posisi dua pasar smartphone Eropa dengan market share 24 persen. Total pengapalan smartphone Samsung di Eropa pada kuartal kedua tahun ini hanya sekitar 12 juta unit. Angka ini turun 7 persen yoy.
Apple sempat mengapalkan sekitar 9,6 juta unit iPhone di kuartal kedua ini. Oleh karena itu, pangsa pasarnya di Eropa hanya 19,2 persen. Namun market share-nya naik yoy sebesar 15,7 persen.
Sedangkan OPPO dan realme berada di posisi masing-masing 4 dan 5. Jika OPPO menguasai 5,6 persen pasar smartphone di Eropa, realme harus puas dengan 3,8 persen. Jumlah smartphone OPPO yang dikapalkan di Eropa mencapai angka 2,8 juta unit, sednagkan realme hanya 1,9 juta unit.
Baca juga: Q2 2021, Samsung Kuasai Pasar Tablet Android
Total smartphone yang dikapalkan di Eropa pada kuartal kedua tahun ini mencapai 50,1 juta unit. Angka ini naik sekitar 14,4 persen yoy.
"Pasar smartphone di Eropa kuartal ini cukup kuat karena didorong era pemulihan dari pandemi setelah sempat turun sejak 2020. Xiaomi muncul sebagai vendor nomor satu dalam hal pengiriman untuk pertama kalinya. Mereka mengirimkan hampir 13 juta unit di benua itu untuk menggantikan pemimpin lama, yakni Samsung. Xiaomi telah melihat kesuksesan besar di Rusia, Ukraina, Spanyol dan Italia, dan menemukan pelanggan yang menginginkan seri Mi dan Redmi dari smartphone yang kaya fitur dan bernilai," ujar Associate Director Strategy Analytics, Boris Metodiev.