Review Samsung Galaxy A14 5G: Pilihan Menarik di Harga Rp2 Jutaan
Review Samsung Galaxy A14 5G (Foto: Muhammad Faisal/Uzone.id)
Uzone.id - Smartphone murah apalagi sudah mendukung jaringan 5G, kayaknya sudah umum di pasaran ponsel Indonesia. Samsung menjadi salah satu brand yang rutin ngerilis ponsel 5G dengan harga ramah di kantong, terbaru ada Samsung Galaxy A14 5G yang dijual di harga Rp2 jutaan.
Smartphone ini ditenagai prosesor 5G kelas entry dari MediaTek, yakni Dimensity 700. Desainnya pun dibuat ala-ala Samsung Galaxy S23 Series, sehingga tak terlihat seperti smartphone Rp2 jutaan kebanyakan.Tim Uzone.id sudah menggunakan smartphone ini kurang lebih dua minggu sebagai daily driver. Berikut impresi kami tentang ponsel terbaru ini lewat review Samsung Galaxy A14 5G.
Desain bertekstur bikin sebagian orang ‘ngilu’
Samsung sepertinya bakal menyeragamkan desain jajaran smartphone mereka, mulai dari seri entry hingga flagship. Terbukti, bahasa desain Samsung Galaxy A14 5G begitu mirip dengan Samsung Galaxy S23, dengan dimensi yang tentunya lebih besar.
Ingat, desainnya saja yang mirip, build quality dan materialnya beda jauh. Samsung Galaxy A14 5G dirangkai menggunakan material plastik pada bingkai dan bodi belakangnya, dengan kualitas yang pastinya jauh di bawah Samsung Galaxy S23 Series.
Bingkainya agak glossy, membuatnya justru kelihatan murahan. Saran saja buat Samsung, kenapa gak dibikin matte atau dipoles sedemikian rupa agar kelihatan seperti aluminium maupun metal, jadi terlihat lebih mahal.
Baca juga: Review Realme 10 Pro+: Gak Cocok Buat 'Kaum Mending'
Sementara bodi belakangnya, Samsung membubuhi ponsel ini dengan tekstur bergaris yang menimbulkan suara spesifik saat kuku menggaruk bodi belakang Galaxy A14 5G. Suara ini buat sebagian orang bikin nagih, tapi buat beberapa orang suara tersebut juga bikin ngilu.
Tekstur ini pun menampilkan efek pantulan cahaya yang berpusat pada bingkai kameranya. Kalau kena paparan cahaya yang pas, desainnya jadi kelihatan elegan. Apalagi, bodi bertekstur ini pun anti jejak sidik jari, tapi tetap terlihat clean walau tak menggunakan softcase tambahan (lagian tak ada bonus casing juga di paket pembeliannya).
Bodinya bulky, kurang nyaman digenggam lama-lama
Jauh deh kalau ngomongin pengalaman menggenggam Samsung Galaxy S23 dengan Galaxy A14 5G. Smartphone harga Rp2 jutaan ini punya dimensi yang bulky, ketebalan dan lumayan berat, sehingga kurang nyaman digenggam dengan satu tangan.
Bobotnya aja mencapai 202 gram, belum lagi tebalnya yang mencapai 9,1mm. Tanpa casing saja sudah setebal ini, apalagi kalau pake casing bertipe hardcase? Mungkin bakal lebih gak nyaman menggunakan ponsel ini dengan satu tangan.
Kami kira, tebalnya bodi smartphone ini karena baterainya yang jumbo. Ehh… ternyata masih 5.000 mAh kok. “Gara-gara ada jack audio 3,5mm kali?” Tidak juga, banyak kok smartphone menengah dengan jack audio 3,5mm yang bodinya tipis, Realme 10 Pro 5G misalnya.
Bahas sekeliling bodinya, smartphone ini memiliki tombol power dan volume di sebelah kanan. Tombol power punya tugas ganda, yakni sebagai sensor sidik jari konvensional yang responnya lumayan cepat.
Baca juga: Review Poco X5 5G: Kinerja Mulus, Kameranya Medioker
Heran sih, desainer Samsung punya tangan yang besar-besar mungkin ya? Tombol volume di Samsung Galaxy A14 5G ketinggian banget, agak menyulitkan buat dijangkau.
Di sisi berlawanan, ada slot kartu SIM ganda plus microSD. Gak perlu lagi mengorbankan SIM 2 untuk menambah memori penyimpanan, begitu juga sebaliknya, gak usah mengorbankan penyimpanan ponsel untuk menambahkan kartu SIM yang kedua.
Di bagian bawah, ada port USB-C karena ponsel ini sudah mendukung fast charging 15W. Lalu ada jack audio 3,5mm, mikrofon, dan lubang speaker.
Layar IPS oke, audio cuma mono
Jangan ngarep pakai panel AMOLED, Samsung Galaxy A14 5G masih mengusung panel layar IPS LCD. Ukurannya 6,6 inci dengan resolusi Full HD+ dan dukungan refresh rate 90Hz.
Sesuai kelasannya, bezel ponsel ini juga cukup tebal di bagian bawahnya. Dengan aspek rasio 20:9, smartphone ini juga tampil dengan bahasa desain yang jadul karena masih mengusung notch atau poni di bagian atas layarnya.
Untungnya, panel IPS LCD yang digunakan ponsel ini masih buatan Samsung. Jadi kualitas warnanya terasa tajam di mata, detailnya pun cukup oke buat smartphone dengan layar LCD.
Biasanya, ponsel dengan panel IPS LCD pun tak nyaman digunakan di luar ruangan, apalagi saat cahaya matahari begitu menyorot. Namun smartphone ini masih enak-enak saja buat digunakan saat siang hari di kondisi mata hari yang lumayan terik.
Baca juga: Review Xiaomi 12T: Dikirain Perfect, Ehh Banyak Downgrade
Konten berwarna hitam dan putih yang biasanya rawan di lingkungan outdoor, terlihat dengan cukup jelas di smartphone ini.
Jangan ngarep ponsel ini mendukung speaker stereo di Samsung Galaxy A14 5G. Cuma ada satu speaker saja dengan kualitas suara yang nyaring, terutama saat volume diset maksimum.
Cukup okelah untuk speaker mono, ada sedikit bass, tapi vokal dan treble-nya lebih dominan.
Performa mulus dengan One UI 5.0 Core
Samsung Galaxy A14 5G berjalan di sistem operasi One UI 5.0 Core berbasis Android 13. Embel-embel ‘Core’ di bagian belakang berarti ponsel ini menjalankan OS dasar dengan beberapa fitur yang fungsional saja.
One UI 5.0 Core punya UI (user interface) yang sederhana, mudah digunakan pula. Buat kalian pengguna non Samsung, lalu beralih ke smartphone ini, seharusnya sih bakal mudah dan nyaman untuk menggunakannya.
Beberapa fitur utama dari One UI standar dihadirkan, seperti app drawer, lockscreen, layar utama, pengaturan palet warna, Edge Panels, dan lain sebagainya, mirip seperti One UI pada umumnya.
Penggunaan One UI 5.0 Core juga membuat ‘spesifikasi pas-pasan’ dari Samsung Galaxy A14 5G terasa mulus. Untuk diketahui, smartphone ini ditenagai prosesor MediaTek Dimensity 700, SoC (system on chip) yang lumayan berumur.
MediaTek meluncurkan Dimensity 700 pada April 2021 silam, dibuat dengan arsitektur 7nm. Chipset ini pun masih digunakan pada seri sebelumnya, yakni Samsung Galaxy A13 5G.
Sebenarnya, Samsung menyediakan dua varian dari Galaxy A14 5G. Model ‘terendah’ dengan prosesor Dimensity 700 tersedia di banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
Sementara di beberapa negara seperti India, Samsung Galaxy A14 5G ditenagai prosesor buatan sendiri, Exynos 1330. Keduanya mengusung konfigurasi CPU yang kurang lebih sama sebenarnya, beda di clock speed.
Kalau Dimensity 700 punya clock speed 2,2 GHz Cortex A76, Exynos 1330 punya clock-speed maksimum 2,4 GHz Cortex A78. Juga untuk kartu grafis atau GPU, chipset tersebut dilengkapi GPU Mali G68 MC4 untuk Exynos 1330, sementara MediaTek Dimensity 700 menggunakan Mali G57 MC2.
Baca juga: Review Performa Samsung Galaxy S23 Ultra: Gesit dan Gak Overheat
Kami melakukan beberapa pengujian menggunakan sejumlah aplikasi benchmark populer, termasuk AnTuTu Benchmark, 3DMark, dan PCMark.
Di AnTuTu Benchmark versi 9, smartphone ini mencatatkan skor 348 ribuan poin. Dari sini terlihat kalau kinerja Dimensity 700 di Samsung Galaxy A14 5G masih di bawah ponsel dengan prosesor Snapdragon 695, seperti Poco X5 5G misalnya.
Tapi, berdasarkan beberapa pengujian yang kami lakukan pada perangkat lainnya, performa Dimensity 700 tercatat masih di atas MediaTek Helio G99.
Pengujian lainnya kami menggunakan PCMark. Smartphone ini mendapatkan skor 7.891 poin, lumayan oke buat smartphone di rentang harga Rp2 sampai 3 jutaan.
Namun dari grafis yang ditampilkan oleh aplikasi PCMark, performa smartphone ini cenderung naik turun. Load tertinggi yang dijalankan smartphone tersebut terjadi pada pengujian yang berat, semisal video editing dan data manipulation.
Beralih ke 3DMark, kami menguji kemampuan kartu grafis Samsung Galaxy A14 5G dengan dua simulasi, Wild Life dan Wild Life Stress Test. Di Wild Life, smartphone ini mencatatkan nilai 1.196 poin dengan rata-rata frame rate 7,2 FPS. Titik frame rate terendahnya berada di 4 FPS, sementara level tertinggi mencapai 9 FPS.
Diuji pada simulasi yang lebih ekstrem, Wild Life Stress Test yang menjalankan grafis kelas AAA selama 20 menit tanpa henti. Hasilnya, kartu grafis ponsel ini punya stabilitas kinerja yang sangat baik, 99,7 persen. Walau, skor yang diraihnya tak begitu impresif di angka 1.202 poin untuk Best Loop Score.
Bagaimana dengan gaming? Samsung Galaxy A14 5G sudah mendukung gyroscope, jadi buat main game FPS bakal menyenangkan banget saat fitur ini diaktifkan. Secara grafis, tak jelek-jelek amat, dimana Call of Duty saja bisa ditampilkan di grafis menengah pada frame rate 30 - 40 FPS yang stabil.
Responsivitas layarnya pun sangat bagus. Kebetulan, kami bermain dengan ‘tiga jari’, ketepatan dan kecepatan menembak jadi salah satu andalan kami untuk memenangkan pertandingan.
Baca juga: Review Redmi Pad: Tablet Murah, Sayang 'WiFi Only' Doang
Tak ada delay pada layar smartphone ini. Ngelag pun gak ada sama sekali untuk bermain game COD Mobile. Namun ada anomali saat kami bermain game ringan, Stumble Guys.
Game ini justru ngelag-ngelag di Samsung Galaxy A14 5G. Mungkin ada bug pada sistem operasi yang mesti segera diperbarui oleh Samsung, agar game ringan seperti ini bisa berjalan dengan lancar.
Samsung Galaxy A14 5G ditopang oleh baterai dengan kapasitas 5.000 mAh. Daya tahannya bikin kami pegal untuk sekadar menghabiskan baterai ponsel ini, nyaris seharian!
Tapi, kapasitas baterai yang besar gak ditunjang oleh teknologi fast charging yang mumpuni. Cuma 15W saja, pegal juga buat ngisi baterai ini sampai penuh, karena perlu hingga 2 jam lebih untuk mencapai 100 persen.
Kamera 50 MP bagus, sisanya gimmick doang
Samsung Galaxy A14 5G mengusung tiga kamera di belakang. Kamera utamanya 50 MP dengan sensor Samsung ISOCELL JN1 yang lumrah dipakai oleh smartphone kelas menengah, seperti Poco M5, Realme 10, Infinix Note 12 (2023), sampai Samsung Galaxy A23 5G.
Kamera tersebut dipadukan dengan sepasang kamera 2 MP untuk makro dan depth yang sebenarnya gak penting. Adapun jarang digunakan, kalaupun dipakai hasilnya juga tak maksimal. Dan sayangnya, gak ada ultrawide di smartphone ini.
Berbicara soal kamera utama 50 MP, kamera ini secara default menghasilkan gambar di resolusi 12,5 MP sebenarnya. Semua itu karena skema pengambilan gambar 4-in-1 pixel binning yang merapatkan 4 piksel menjadi 1 piksel, sehingga detail dari foto yang diambil lebih bagus dan tak noise walau sudah diperbesar beberapa kali.
Fotonya bagus dengan rentang dinamis dan kontrasnya yang pas. Yang terpenting, detailnya oke banget dengan noise yang minim. Kalian bisa memperbesar gambar beberapa kali untuk memotong angle yang lebih baik, kemudian mengunggahnya ke media sosial.
Cuma untuk warna, kurang dipoles lagi oleh AI atau artificial intelligence di sistem kamera Samsung Galaxy A14 5G.
Baca juga: Review Infinix Hot 20s: Cuma Rp2 Jutaan, Bisa Main Game dan Nonton Seharian
Sedangkan untuk depth dan makro, kamera depth ini fungsinya untuk membuat kalian bisa motret foto bokeh. Padahal, kamera utama saja pun bisa menangkan foto portrait dengan baik, apalagi ditambah dengan efek blur yang tersedia di Editing Gallery.
Kalau makro, gak ada autofokus jadi susah untuk mengatur posisi fokus saat mengambil objek dari jarak dekat. Makanya, kami rasa kedua kamera ini bertugas agar Samsung Galaxy A14 5G terasa seperti ponsel high-end saja dengan tiga kamera berjejer secara vertikal.
Di depan, kamera selfienya 13 MP yang cukup oke kualitasnya. Namun dengan resolusi yang rendah, pasti rendering detailnya masih tak terlalu optimal, sehingga ada beberapa spot noise yang cukup mengurangi detailnya. But it’s ok untuk hasilnya.
Soal video, Samsung Galaxy A14 5G dapat merekam video 1080p pada 30 FPS dimana fitur Video Stabilization berbasis EIS sudah aktif secara otomatis.
Oke buat dibeli?
Buat harga Rp2 - 3 jutaan memang ada banyak pilihan smartphone 5G yang beredar di Indonesia, dan rata-rata didominasi oleh brand asal China. Namun di rentang harga ini, Samsung Galaxy A14 5G menawarkan beberapa kelebihan yang membuatnya lebih menarik.
Desain sudah pasti, karena smartphone ini dirancang dengan desain yang mirip Samsung Galaxy S23. Kameranya diposisikan vertikal yang mirip smartphone flagship terbaru Samsung, kendati bodi belakangnya punya tekstur yang bikin ngilu buat sebagian besar orang.
Kamera utamanya pun menghasilkan kualitas gambar yang baik, meski kamera lainnya terasa seperti gimmick dan pelengkap saja. Kamera selfie-nya juga punya mutu yang oke, ya lebih baik lah ketimbang dua kamera makro dan depth di smartphone ini.
Baca juga: Review iQOO 11: Gak Cuma Ngandelin Prosesor Doang
Meski spesifikasi di India lebih menggoda berkat Exynos 1330, setidaknya performa Dimensity 700 dari MediaTek masih terasa stabil berkat sistem operasi One UI 5.0 Core yang lebih ringan dari One UI versi standar.
Buat kami, Samsung Galaxy A14 5G bisa menjadi salah satu pilihan bagi kalian yang memang mengincar smartphone dengan dukungan koneksi 5G, walau jaringan generasi kelima tersebut belum sepenuhnya tersebar seantero Indonesia.
Apalagi dengan harga yang terjangkau di kelasnya, memberikan kesempatan ke lebih banyak orang untuk sekadar menggunakan smartphone yang sudah mendukung teknologi terbaru.
VIDEO Review Samsung Galaxy A14 5G: