Seperti Apa Pola Cuitan Tim Pro dan Kontra Hamas di X?
Foto: Austin Crick/Unsplash
Uzone.id – Semenjak perang Israel-Palestina memanas, ada beberapa tokoh penting yang banyak dibahas di media sosial. Nama ‘Hamas’ turut menjadi perbincangan hangat di platform X/Twitter.
Hasil analisis terbaru Drone Emprit yang dipublikasikan pada Sabtu, (11/11) membahas mengenai kata kunci Hamas semenjak 12 Oktober hingga 10 November 2023.Hasilnya, terdapat sekitar 353 ribu lebih percakapan yang berkaitan dengan Hamas, yang mana percakapan ini melibatkan pihak pro dan kontra.
Dalam cuitan yang dibagikan Ismail Fahmi selaku founder dari Drone Emprit, volume percakapan tersebut kemungkinan lebih tinggi dari jumlah yang tercatat. Namun, karena keterbatasan data, Drone Emprit hanya dapat mendeteksi 353 ribu percakapan.
Ada hal yang membedakan dari cuitan tentang Hamas ini, khususnya untuk tim Pro Palestina dan Pro Israel.
Dari data yang dibagikan, terdapat sekumpulan akun besar yang aktif membicarakan soal Hamas secara terkoordinasi. Akun pusat yang sering menyebut soal organisasi ini adalah @.Israel, @.IDF, @.TheMossadIL, dan @.IsraelWarRoom yang merupakan Pro Israel.
Menariknya, akun-akun ini terlihat sangat tersusun dengan baik dan aktif, serta berinteraksi secara intensif yang mana hal ini membuat penyebaran informasi menjadi lebih mudah tersebar karena dilakukan secara ‘kompak’.
Sementara itu, akun besar yang Pro Palestina tidak memiliki akun sentral yang menjadi pusat narasi. Dari penemuan Drone Emprit, akun yang aktif bersuara mengenai Palestina bergerak secara sukarela dan tidak mengkoordinasikan akun-akun yang kontra terhadap Israel.
Terlihat dalam gambar di bawah ini, dimana akun Pro Israel saling berkaitan dan berkubu, sementara yang kontra (Pro Palestina) terpecah dan berasal dari berbagai arah.
Dari pola ini, besar kemungkinan kalau akun-akun pusat Pro Israel ini ternyata di-retweet oleh akun-akun pendukung (buzzer).
"Akun-akun besar seperti @.Israel, @.IDF, @.TheMossadIL, @.DrEliDavid, @.visegrad24, dan @.AvivaKlompas berada dalam lingkaran pusat klaster ini karena diretweet oleh akun-akun pendukung (buzzer)," tulis Ismail.
Hal ini dibuktikan melalui pola ego-network, dimana akun besar pro-Israel di sebuah negara (misal di Indonesia) secara aktif meretweet akun-akun besar dalam klaster Pro Israel. Ini dilakukan untuk menyebarkan ulang pesan-pesannya ke dalam jejaring yang dia bangun di kalangan pengguna di Indonesia.
Setelah di-retweet oleh akun tersebut, akan ada akun-akun lebih kecil yang juga melakukan pola ‘ego-network’. Dalam kasus ini, akun-akun yang aktif melakukan hal tersebut adalah @.kampoengasri, @.SammiSoh dan @.Tita83079013.
Sementara itu, untuk pihak yang kontra terhadap Israel, walaupun tidak terkoordinasi dan tidak ada akun ‘pusat’, namun jumlah percakapan mereka memiliki potensi yang lebih besar.
Hal ini menandakan kalau penyebaran narasi yang menentang tindakan Israel tersebar secara meluas dan beragam di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Jika dibandingkan antara dua akun yang terlibat aktif di kedua pihak antara @SammiSoh dan Azzamlzzulhaq. Tingkat keterlibatan yang tinggi dari akun pro Israel mencapai 512 retweet.
Sedangkan akun pro Palestina mencapai 3.719 retweet, yang menunjukkan kalau narasi kontra terhadap Israel menyebar secara signifikan di Indonesia.