icon-category Digilife

Serangan Phishing dan Malware di Penayangan Star Wars: The Rise of Skywalker

  • 22 Dec 2019 WIB
Bagikan :

Foto: Youtube

Uzone.id - Sekuel penutup dari trilogi ‘Star Wars: The Rise of Skywalker’ telah menarik perhatian para pelaku kejahatan siber bahkan sebelum pemutaran perdananya.

Film-film populer nyatanya kerap dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber sebagai umpan untuk mendistribusikan malware, tidak terkecuali pada kisah terbaru sekuel yang terkenal akan dunia galaksinya.

Fenomena ini terlihat dari banjirnya kehadiran situs web palsu dan file berbahaya dari film yang belum dirilis tersebut di web.

Film adalah salah satu bentuk utama dari hiburan yang ingin diakses oleh pengguna secara gratis, sehingga menciptakan ruang potensial untuk serangan siber.

Baca juga: Orang Indonesia Nonton 100 Video Sehari di Tiktok

Streaming online, torrent, dan metode distribusi digital lainnya sering melanggar hak cipta konten, namun tetap populer sebagai sumber konten gratis.

Pelacak-torrent dan platform streaming ilegal menimbulkan ancaman bagi keamanan pengguna karena mereka dapat melakukan host file berbahaya, menyamar di balik nama rekaman dan file film.

Mengingat tendensi ini, Kaspersky mempelajari bagaimana nama waralaba sci-fi yang terkenal di dunia telah disalahgunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk menipu para penggemar Aliansi Pemberontak (Rebel Alliance).

Peneliti Kaspersky menemukan lebih dari 30 situs web palsu dan profil media sosial yang menyamar sebagai akun film resmi (jumlah sebenarnya dari situs-situs ini mungkin jauh lebih tinggi).

Situs web ini mengumpulkan data kartu kredit pengguna yang tidak waspada, dengan dalih syarat pendaftaran di portal.

Domain situs web yang digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan menyebarkan file berbahaya biasanya menyalin nama resmi film dan memberikan deskripsi menyeluruh serta konten pendukung lainnya, sehingga memperdaya pengguna untuk meyakini bahwa situs web tersebut berhubungan dengan film resmi.

Praktik semacam itu disebut “SEO hitam” (Black SEO), yang memungkinkan para pelaku kejahatan siber untuk mempromosikan situs-situs phishing dan menempatkannya paling atas dalam hasil mesin pencari.

Baca juga: Facebook Stok Intip Nomor Ponsel Kamu

Untuk lebih mendukung promosi situs web palsu, pelaku kejahatan siber juga mengatur Twitter dan akun media sosial lainnya, tempat mereka mendistribusikan tautan ke konten.

Pada 2019, Kaspersky mendeteksi 285.103 upaya untuk menginfeksi 37.772 pengguna yang ingin menonton sekuel terakhir dari film bertema galaksi yang terkenal, ini menunjukkan peningkatan sebesar 10% dibandingkan tahun lalu.

Jumlah file unik yang digunakan untuk menargetkan pengguna berjumlah 11.499, dan ini menurun sebesar 30% pada tahun lalu.

Data menunjukkan bahwa, bahkan bertahun-tahun setelah pemutaran perdana film, sejumlah besar pengguna masih berusaha mengunduh file berbahaya dengan harapan dapat menonton petualangan luar angkasa yang terkenal ini secara gratis.

“Sudah menjadi hal yang wajar bagi para pelaku penipuan dan kejahatan siber untuk mencoba memanfaatkan topik-topik populer. Kami menyarankan pengguna untuk menikmati akhir dari saga di layar lebar” kata Tatiana Sidorina, peneliti keamanan di Kaspersky.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini