Home
/
Digilife

Survei: 5 dari 10 Orang Indonesia Alami Cyberbullying

Survei: 5 dari 10 Orang Indonesia Alami <i>Cyberbullying</i>

-

Vania Puteri02 March 2021
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Perkembangan media sosial dinikmati oleh banyak lapisan masyarakat. Banyak platform tersedia seperti untuk chatting dan bermain game online. Sayangnya, perkembangan ini diiringi oleh tingkat cyber bullying atau perundungan dunia maya yang cukup signifikan.

Menurut data Digital Civility oleh Microsoft, 5 dari 10 orang Indonesia mengalami cyberbullying. Data ini berdasarkan survei yang dilaksanakan pada bulan April dan Mei tahun 2020.

Sebanyak 5 dari 10 orang ini terbilang cukup tinggi apabila dibandingkan oleh tingkat perundungan di negara Singapura, dengan hanya 1 dari 3 orang yang terlibat. Di Indonesia, netizen Millenials merupakan target bullying tertinggi yaitu sejumlah 54 persen dan netizen Gen Z menyusul sejumlah 47 persen.

Baca juga: Netizen Indonesia, Paling Tidak Sopan di Dunia

Dari data yang sama, respon dari tindakan bullying juga bervariasi. 66 persen netizen memilih untuk memblokir sang pembully. Selain memblokir, 54 persen netizen membicarakan insiden bullying ke rekan terdekat. Hanya 30 persen netizen yang melaporkan tindakan ini dan hanya 16 persen yang melawan balik.

Banyak faktor mengapa korban tidak melaporkan hal ini. 54 persen korban yakin bahwa pelaku bullying tidak akan mendapatkan hukuman, Selain itu terdapat tekanan sosial dari lingkup sekitar dan takut karena sang pelaku terlihat lebih berkuasa.

Sebagai korban, tentu saja terdapat rasa cemas apabila insiden perundungan terjadi lagi. 78 persen korban merasakan hal tersebut dan 75 persen merasakan sakit hati akibat perundungan.

Baca juga: Microsoft Akan Bangun Pusat Data di Indonesia

Data ini dipaparkan oleh Microsoft untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak dari menjadi pengguna internet (netizen) yang baik. Diperlukan kesadaran diri untuk mengontrol perilaku dan etika di internet agar tidak merugikan orang lain.

Microsoft menyarankan untuk mengindahkan perbedaan budaya, menilai kembali opini pribadi sebelum mengatakannya, dan junjung tinggi rasa menghargai satu sama lain.

populerRelated Article