Tarif Kuota Kemurahan Bikin Kualitas Internet Bapuk?
Ilustrasi foto: Leon Seibert/Unsplash
Uzone.id – Memang tidak bisa dipungkiri kalau saat ini, kualitas internet di Indonesia cukup tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Bahkan, Indonesia tercatat berada di peringkat dengan kecepatan internet 26,38 Mbps.
Operator seluler pun menyadari kalau kualitas internet Indonesia yang ‘seadanya’ ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah harga paket internet yang murah.Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah, Kamis, (24/08) lalu menyatakan kalau harga paket kuota di Indonesia berada di peringkat 10 terbawah dengan harga termurah.
“Kalau kita lihat dari benchmarking, harga internet atau data di Indonesia ini kalau nggak salah berada di 10 terbawah termurah dari sekian banyak negara. Kalau kita lihat dari sisi kualitas, rangkingnya internet kita nomornya 140-150, artinya apa? Barangkali karena harga internetnya yang kemurahan, kualitas internet kita jadi tidak terjamin, seadanya,” ujarnya dalam acara Detikcom Leaders Forum.
Melihat rangking dan kualitas yang masih rendah, Buldansyah berharap hal ini menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk mengatur soal floor price dan ceiling price dari harga internet saat ini.
“Apakah ini sudah menjadi satu hal yang disebut emergency (sesuai ucapan) Pak Dirjen? Ya barangkali ini bisa dijadikan pertimbangan,” tambahnya.
Buldansyah atau yang sering disapa dengan nama Pak Dani ini menambahkan kalau harga internet yang terjangkau ini juga berpengaruh pada kualitas penggunanya yang cenderung menjadi tidak cerdas saat menggunakan internet.
“Saya juga melihat bahwa dengan harga kuota yang murah dengan Gigabyte yang tinggi itu, masyarakat menjadi tidak cerdas dalam memakai kuota yang ada. Contohnya, dipakai nonton YouTube dibiarkan saja tanpa ditonton,” tambahnya.
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan dari CEO Smartfren, Merza Fachys yang mengatakan kalau harga internet yang affordable ini harus dibarengi dengan pemahaman mengenai penggunaan internet yang bijak.
“Saya yakin internet kita saat ini affordable, ini membutuhkan pemahaman bersama tentang bagaimana menggunakan internet bijak. Saya yakin di rumah-rumah saat ini menggunakan smart tv dimana 24 jam nyala walaupun tidak ditonton sehingga internetnya tetap jalan,” ujarnya.
Sejalan dengan ini, CEO XL Axiata Dian Siswarini juga meminta semua pihak untuk ikut mempertimbangkan soal harga internet di indonesia.
“Barangkali harus dipikirkan bersama bukan hanya sekedar memberikan internet murah tapi bagaimana supaya internet itu menjadi lebih bermanfaat dan lebih terapresiasi dengan baik,” tambahnya.
Sebelumnya, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail menyatakan kalau penetapan batas harga tertinggi dan terendah (ceiling dan floor price) dilakukan apabila dalam keadaan darurat atau emergency dan tidak bisa dilakukan setiap saat.
“Apabila terjadi suatu anomali kondisi di masyarakat yang sudah tidak bisa lagi dilakukan secara market mechanism, barulah pemerintah harus melakukan intervensi (lewat penerapan floor dan ceiling price),” kata Ismail dalam acara yang sama.