XL Axiata Diminta Kembalikan Spektrum 7,5 MHz Pasca Merger

Uzone.id — Jelang RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Merger XL Axiata dan Smartfren yang akan diselenggarakan pada Selasa, (25/03), Kementerian Komunikasi dan Digital kembali memberikan ‘reminder’ terkait spektrum 7,5 Mhz yang dimiliki oleh kedua entitas.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meminta XL Axiata harus mengembalikan lebar pita 2x7,5 MHz ke negara pasca resmi merger.

“Memang pada saat merger ini mereka harus mengembalikan itu. Di frekuensi 900 Mhz dengan pita lebar 7,5 MHz,” kata Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto beberapa waktu lalu.

Frekuensi yang dikembalikan adalah milik XL Axiata yang saat ini mengoperasikan 45 MHz yang berada di pita frekuensi 900 MHz, 1,8 GHz, dan 2,1 GHz. 

Sementara itu, Smartfren mengoperasikan 62 MHz yang berada di pita frekuensi 850 MHz dan 2,3 GHz. Jika ditotalkan, nantinya XLSmart akan memiliki total lebar pita sebesar 107 MHz.

Pengembalian frekuensi ini diharapkan Komdigi dilakukan setelah merger secara legal rampung dilaksanakan. Nantinya, Komdigi akan melelang atau refarming frekuensi yang dikembalikan sesuai dengan mekanisme yang ada.

“Di lelang lagi, biasa di refarming lagi. Itu kan mekanisme,” tambah Wayan.

Pengembalian spektrum frekuensi ini juga sempat dilakukan oleh Indosat Ooredoo dan Tri Hutchison saat merger menjadi Indosat Ooredoo Hutchison pada 2022 lalu. Kala itu, Indosat Ooredoo Hutchison mengembalikan 2x5 MHz MHz di frekuensi 2.100 MHz.

Jika dibandingkan antara XLSmart dan Indosat Ooredoo Hutchison, pengembalian yang dilakukan XL Axiata lebih besar jumlahnya dibandingkan Indosat saat itu.

XL Axiata dan Smarftren resmi mengumumkan merger pada Rabu, 11 Desember 2025 lalu dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari Rp104 triliun atau kurang lebih senilai USD6,5 miliar.

Dengan bersatunya dua operator seluler ini, nama XL Axiata dan Smartfren kini turut berubah menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk atau XLSmart.

Kementerian Komunikasi dan Digital juga sudah menyampaikan bahwa proses peninjauan merger operator seluler ini tengah dilakukan dan akan ditentukan di bulan Maret 2025.