YouTube Tak Lagi Keren untuk Kreator?
(Ilustrasi/Unsplash)
Uzone.id -- Menjelang penghujung bulan Juni kemarin, da Lopez bersaudara mengumumkan keputusan yang membuat netizen cukup terkejut: mereka siap pamit dari YouTube pada 2021. Ibarat pekerjaan, Andovi dan Jovial seperti ingin memberi 1-year notice kepada para subscribernya.Andovi dan Jovial, da Lopez bersaudara ini adalah pemilik channel skinnyindonesian24 yang telah aktif di platform YouTube sejak 24 Juni 2011. Konten-kontennya berisi video opini, kritik, parodi, dan kreativitas lainnya yang sering dianggap relevan dengan apa yang sedang terjadi di Indonesia.
Keputusan untuk pamit dari YouTube ini mereka umumkan sendiri di dalam video berjudul ‘Tahun Terakhir di YouTube | Maaf dan Terima kasih’.
Andovi mengatakan, untuk berkarya di ranah YouTube selama 10 tahun rasanya sudah cukup dan sudah saatnya mengambil jalan hidup yang berbeda untuk berkarya lebih baik.
Baca juga: YouTube 'Latah' Ikutan Bikin Kloningan TikTok
Sedangkan Jovial, sang kakak, membeberkan mengapa ia pamit dari YouTube dengan alasan yang berbeda, dan ada poin yang menarik.
“YouTube was cool, now it’s just a business,” ungkap Jovial.
Dia menyinggung soal sistem di YouTube mengalami perubahan, yakni tentang bagaimana awalnya YouTube berisi orang-orang yang melawan arus karena ingin berbagi perspektif berbeda, sampai akhirnya sekarang 'wajah' YouTube yang dipenuhi oleh urusan bisnis semata.
“Kalau kita lihat sistem YouTube sekarang, ‘reward’ itu diberikan, reward alias, kalau kita ngomong dalam sistem yang disukai brand dan orang-orang banyak duit adalah views, subscribers, likes comments. ‘Reward’ itu diberikan ke channel-channel atau konten-konten yang isinya bagi gue bukan konten-konten yang terbaik,” kata Jovial.
Dia melanjutkan, “cuma penilaian gue sebagai kreator konten dari dulu, konten-konten sekarang yang diberi ‘reward’, tidak layak diberi ‘reward’. Dan bukan cuma kita, banyak banget konten bagus di luar sana yang ujung-ujungnya mati gak kelihatan, karena kalau kita buka Trending, kita lihat apa yang dibahas di Line Today, itu yang dibahas doang.”
Baca juga: Perlukah Kode Etik untuk YouTuber?
Jovial pun menyinggung bahwa dulunya YouTube menjadi platform yang memberikan wadah bagi siapapun yang tidak memiliki suara, menjadi punya ruang untuk bersuara.
Lantas, seperti apa perkembangan YouTube di mata pengamat?
Menurut Heru Sutadi selaku Executive Director Indonesia ICT Institute, dia juga setuju bahwa di dalam YouTube ada semacam ‘reward’ yang diberikan kepada kreator.
“Sekarang YouTube ‘kan berbeda dengan awal YouTube. Ada reward diberikan, dan menentukan reward atau bayarannya juga terus berubah dan kian agak susah mendapatkannya,” kata Heru saat dihubungi Uzone.id, Kamis (2/7).
Dia melanjutkan, “konten pun makin beragam yang dilihat dan disukai pengguna YouTube sehingga diperlukan kreativitas yang berbeda antar YouTuber apalagi bagi pendatang baru.”
Heru tak menyinggung soal apakah YouTube tak lagi menjadi wadah keren bagi kreator, tapi justru memberikan fakta bahwa platform digital ini memang pada dasarnya semakin dilirik oleh orang-orang yang sudah lebih dulu terkenal di ranah lain, misalnya televisi.
Dia memberi contoh, bagi artis yang sudah memiliki popularitas, YouTube dirasa bisa mendapatkan tambahan baru apalagi fansnya yang sudah banyak. Sehingga banyak artis juga menjadi YouTuber seperti keluarga Raffi Ahmad, Baim Wong, Andre Taulany, dan lainnya.
“Dan menarik adalah dominasinya sekarang ya artis TV semua. Sebab mereka diuntungkan karena terkenal, memiliki fans dan terbiasa dengan pola kerja dan kreativitas tim yang seperti di televisi. Bedanya ‘kan hanya medianya saja. Mereka juga saling meniru kesuksesan satu sama lainnya, yang satu bahas rumah berhantu, yang lain rumah berhantu. Satunya konsep wawancara atau talk show, yang juga bikin begitu. Dan uniknya bisa saling bertukar mengunjungi lapak artis lainnya dan dibikin dua konten,” tutup Heru.
Hingga artikel ini diterbitkan, Andovi dan Jovial da Lopez belum menanggapi Uzone.id terkait hal ini.