Home
/
Startup

449 Startup Lakukan Layoff di 2024, 137 Ribu Karyawan Terdampak

449 Startup Lakukan Layoff di 2024, 137 Ribu Karyawan Terdampak
Vina Insyani30 September 2024
Bagikan :

Uzone.id — Musim dingin di dunia startup tahun 2024 masih terus berlangsung. Meski begitu, Tech Winter di sepanjang tahun ini bisa dibilang tak sekencang tahun sebelumnya. 

Hal ini terlihat dari penurunan jumlah perusahaan teknologi yang mengalami efisiensi di paruh pertama 2024 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 lalu. 

Menurut catatan Layoffs.fyi, Senin, (30/09), jumlah perusahaan yang melakukan efisiensi mencapai 449 perusahaan hingga September 2024 ini. Sementara di periode yang sama tahun 2023 lalu, perusahaan yang melakukan PHK mencapai 1174 di seluruh dunia.

Jumlah karyawan yang kena layoff masih tetap tinggi sepanjang tahun ini, tercatat sebanyak 137.566 orang harus berhenti dari perusahaan akibat efisiensi tahun 2024 ini. Namun, angka ini jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai 239.582 orang di periode yang sama.

Raksasa teknologi seperti Intel dan Tesla menjadi 2 perusahaan yang menyumbang angka efisiensi paling tinggi tahun ini, dimana Intel memangkas kurang lebih 15 ribu karyawan mereka di bulan Agustus dan Tesla memangkas 14 ribu karyawan di bulan April lalu.

Perusahaan asal Jerman, SAP berada di posisi ketiga dengan memangkas 8000 karyawan mereka di Januari 2024 lalu, kemudian disusul oleh Dell dengan 6000 karyawan pada bulan Maret. 

Untuk startup lokal, nama-nama seperti Xendit, Tokopedia, eFishery, Ninja Van hingga Zenius menjadi startup yang melakukan efisiensi pada ratusan karyawan mereka. Tokopedia misalnya, perusahaan ini memangkas 450 karyawan dalam rangka perampingan usai deal dengan TikTok Shop.

Adapun beberapa faktor di balik pemangkasan karyawan ini hadir dari berbagai arah, termasuk seleksi alam dan AI, dimana startup-startup yang tidak stabil kemungkinan akan gugur. 

Selain itu, tidak semua pemangkasan terjadi karena kondisi perusahaan yang tidak stabil atau kondisi yang rapuh. eFishery misalnya, Gibran  Huzaifah selaku CEO menyebut bahwa pemangkasan yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan sustainability.

“Ya, terkait dengan layoff, itu berkaitan dengan sustainability. Jadi sebenarnya layoff ini mostly karena restrukturisasi kita. Karena di 10 tahun awal, terutama di 2 tahun terakhir 3 tahun terakhir, kita tumbuh banyak dan cepat,” kata Gibran pada Rabu, (04/09).

Gibran menambahkan, “Untungnya ini bukan karena kita kehabisan uang jadi harus layoff, atau akhirnya terpaksa mengurangi sekian hanya untuk bisa bertahan hidup. Enggak, secara keuangan (kami) aman-aman saja. Terkait keputusan ini, kami memastikan kalau ini buat long term bukan untuk short term.”

eFishery juga membantah melakukan perampingan karyawan disebabkan oleh tindakan fraud atau penggelapan dana di lingkungan perusahaan.

"Fraud itu memang ada. Tapi, fraud-nya itu manageable. Di bawah setengah persen dan ini rendah. Kemarin banyak yang bilang, wah ini mematikan eFishery, ya nggak. Kalau jumlahnya segitu nggak ngebunuh company-nya," imbuh Gibran.

Restrukturisasi perusahaan ini terjadi karena adanya peralihan karyawan yang awalnya harus turun ke lapangan secara langsung, kini beralih ke digital menyesuaikan dengan kondisi lapangan termasuk pembudidaya yang juga sudah mulai terampil dengan digital.

populerRelated Article