Begini Nasib Axis Usai Bersatunya XL Axiata dan Smartfren

pada 1 jam lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id —Merger antara XL Axiata dan Smartfren menjadi angin segar untuk industri telekomunikasi Tanah Air. Bersatunya dua perusahaan menjadi XLSmart ini menjadi merger operator seluler kedua setelah Indosat Ooredoo dan Tri Hutchison pada tahun 2022 lalu.

Usai mengumumkan penggabungan dua operator seluler menjadi XLSmart pada Rabu, (11/12) lalu, baik XL Axiata dan pihak Sinarmas yang merupakan pemilik dari Smartfren sepakat untuk tetap mempertahankan ketiga produk mereka dalam entitas baru ‘XLSmart’.

“Dalam perjanjian ini XL Smart akan tetap mempertahankan produk dengan 3 brand. Jadi, 2 brand utama di XL Axiata ini yaitu XL dan Axis tetap (bertahan), kemudian Smartfren juga akan tetap dipertahankan dan kemudian 3 brand tersebut akan terus dipertahankan,” ujar Merza Fahrys, Kamis, (12/12).

 

 

Adanya pernyataan ini menegaskan bahwa nantinya, masing-masing produk seperti XL, Axis dan Smartfren akan tetap berjalan sebagaimana biasanya. Khususnya untuk pengguna Axis, hal ini takkan membuat layanan mereka berubah sehingga pelanggan tetap bisa menggunakan layanan dan aplikasi seperti biasanya.

Selanjutnya, layanan-layanan lain yang dimiliki kedua belah pihak seperti LinkNet dan Moratelindo yang sama-sama berkecimpung dalam jaringan fiber nantinya akan tetap masuk dalam lingkup XLSmart menjadi aset digital.

“Nah, untuk saat ini sih rencananya, bagi Moratelindo dan LinkNet, itu juga akan tetap masuk XLSmart ya, jadi aset digital. Tentunya ke depannya itu kita serahkan juga ke tim manajemen XLSmart, terkait aset digital tersebut,” ujar Indra Sentanu, Chairman Office Sinarmas Telecommunication and Technology.

Menurutnya, aset digital tersebut masih tetap berkontribusi kepada XLSmart ke depannya, namun apabila terdapat perubahan-perubahan, maka hal tersebut menjadi keputusan bersama management kedua belah pihak.

 

 

Dalam merger dua operator seluler tersebut, Axiata Group Berhad (“Axiata”) dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama dengan masing-masing memegang 34,8 persen saham XLSmart. Dengan posisi tersebut, keduanya memiliki pengaruh yang sama untuk arah dan keputusan strategis perusahaan. 

Dalam keterangan resminya, Vivek Sood, Group Chief Executive Officer, Axiata Group mengatakan bahwa ini adalah langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. 

“Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan menyediakan platform yang dapat berkembang yang akan meningkatkan cakupan dan kualitas layanan, berbagai pilihan produk menarik, dan perbaikan kualitas jaringan,” ujarnya.