Community Week: Anak Kuliahan Udah Melek NFT, Gara-gara Ghozali?
Uzone.id— Kalau nanya ke masyarakat Indonesia soal kripto jenis NFT, bisa jaditop of mindmereka adalah Ghozali beserta fenomenanya. Nggak bisa nyalahin juga, maklum Ghozali bikin satu Indonesia geger berkat penghasilan yang sampai miliaran rupiah karena NFT selfie-nya.
Sejak kehebohan Ghozali pada pertengahan Januari lalu, rasanya lumrah jika anak-anak muda di Indonesia semakinkepodengan cara kerja NFT, apalagi dari sisi penghasilan yang katanya bisa berlimpah.
Bahkan, ada sebuah komunitas bernama Ternak NFT yang mengakomodasi anak-anak kuliahan untuk belajar bareng dan berbagai banyak hal tentang NFT.
Apa jangan-jangan mereka tergerak karena fenomena Ghozali?
Tampaknya, nggak juga.
“Kita udah bikin Ternak NFT pas menjelang akhir tahun 2021. NFT makin menjamur dan ramai dibicarakan. Menurut kita sih, anak muda di Indonesia layak tahu dan bisa terjun di dunia NFT sebagai bentuk edukasi danup-to-datedari sisi tren teknologi,” kata Co-Founder Ternak NFT, Fathur Rahman Prawira saat berbincang denganUzone.iddi programCommunity Week.
Baca juga:Mengenal Karafuru, NFT Lokal yang Banderolnya Selangit
Fathur bersama dua temannya yang sama-ama kuliah di Universitas Indonesia (UI) ini mendirikan Ternak NFT sebagai wadah berbagi dengan anak kuliahan lainnya. Mereka berkomunikasi lewat akun resmi Line dan sedang membangunengagementdi Instagram dan Twitter.
Saat ini, anggota Ternak NFT sudah mencapai 100an orang yang berasal dari berbagai kampus di beberapa kota, termasuk Bandung.
“Biasanya di Ternak NFT itu ramai kalau ada yang nanya soal prediksi harga, perkembangan harga, hal-hal yang lagi hits. Kebanyakan di komunitas kami itu pengguna platform NFT Veve, jadi para user inijoinTernak NFT biar bisa dapetin hal-hal baru di Veve juga,” imbuh Co-Founder Ternak NFT Muhammad Daffa Pasha pada kesempatan yang sama.
Menurut Pasha dan Fathur, seiring berjalannya waktu, anak-anak muda —khususnya anak kuliahan— memang sudah waktunya melek NFT sebagai salah satu opsi investasi. Setidaknya mulaiawarebahwa NFT mulai menjamur dan nggak FOMO.
Baca juga:NFT Siap Gempur Instagram, Buat Apa?
Fathur yang sedang mengambil jurusan Ilmu Komputer ini mengatakan, selain faktorluckalias keberuntungan, popularitas Ghozali ini juga didukung olehhistorydi baliknya.
“Ghozali memang di-noticeberbagaiinfluencer, seperti Jeffry Jouw, Chef Arnold makanya dia bisa terkenal dantrending. Tapi dia juga punyahistory, kalau dia itu suka selfie dengan pose yang sama selama 5 tahun. Orang tertarik samajourney-nya makanya diabooming,” kata Fathur.
Meski begitu, Fathur dan Pasha mengakui kalau fenomena Ghozali ini memang bikin orang-orang jadi ‘latah’ dan FOMO, tapi langsungngebetjadi “Ghozali kedua.”
“Kalau yang ikut-ikutan dan pengin cepat kaya sih pasti banyak dan ini sudah pasti FOMO, ya. Waktu itu sempat ‘kan langsung ramaingepostfoto ini itu dijadikan NFT di OpenSea berharap jadi The Next Ghozali, padahal menurut gueimpossible. Ghozali pasti nggak niat untuk jadifamous, tapi banyak yang cuma lihat pakaimindsetmau cepat kaya dengan instan aja,” tambah Pasha.
Di komunitas Ternak NFT, Fathur dan Pasha juga saling berbagi tentang isu keamanan yang perlu diperhatikan, baik sebagai user atau kreator NFT.
“Ya selain persoalan awareness soal NFT dan celah cuannya, kami juga seringsharingsoalsecurityseputar cara bikinwalletkripto, cara nge-post, sampai investasinya. Anak muda harus paham dari berbagai aspek, biar nggak gampang FOMO,” tutup Fathur.