Dear Netflix, Ini Reaksi Segelintir Penggunamu yang Menolak Iklan

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Mungkin agak berlebihan kalau saya sok ide memberi nama generasi gabungan milenial dengan Gen Z sebagai “generasi Netflix”. Sekilas seperti cari muka, makanya saya batalkan ajanicknamesatu ini.

Padahal sebenarnya maksud saya jelas. Setidaknya, ada satu hal yang dapat menyatukan milenial dan Gen Z dalam sebuah obrolan: tontonan streaming. Dan ngomongin streaming, tentu layanan Netflix bakal jaditop of mind.

Ada banyak hal yang identik dengan layanan Netflix, mulai dari pembayarannya yang khas dengan kartu kredit, pembelian akun murah yang berseliweran di Twitter, hingga tayangan orisinal yang berhasil memikat banyak pengguna untuk rela mengeluarkan ratusan ribu per bulan demi berlangganan.

Ada ‘The Witcher’, ‘Stranger Things’, ‘The Crown’, ‘Bridgerton’, ‘Twenty Five Twenty One’, ‘Hospital Playlist’, dan lain-lain. Sampai ada istilah Netflix fatigue saking banyaknya opsi tontonan.

The thing aboutberlangganan, namanya kita sudah bayar pasti ingin mendapatkan layanan terbaik sesuai biaya yang dikeluarkan.

Jangankan berlangganan Netflix di harga paling mahal Rp186 ribu dengan kualitas gambar 4K HDR dan bisa diakses oleh 4 perangkat secara bersamaan, pengguna yang mungkin ambil paket Basic seharga Rp120 ribu pun pasti mengharapkan pengalaman layanan terbaik.

Baca juga: Bakal Ada Iklan di Netflix, Harga Langganan Turun Nggak Nih?

Ada alasan kenapa orang rela mengeluarkan Rp89 ribu per bulan demi YouTube Premium: malas dan ‘alergi’ diganggu oleh iklan saat asyik menyaksikan video. Apalagi langganan Netflix yang memang sudah jelas menyuguhkan layananon-demand.

Entah apa yang merasuki Co-CEO Reed Hastings. Sejak dulu sosoknya dikenal paling anti menghadirkan iklan di tengah layananon-demandseperti Netflix.

Memang nggak ada yang tahu isi kepala manusia ketika dihadapkan pada situasi “butuh duit.”

Alasan Netflix berencana menghadirkan iklan di layanannya pada Q4 2022 bisa dibacadi sini, dan saya sebagai pengguna setia layanan ini sejak bertahun-tahun lalu, rasanya gatel kalau nggak nanya tanggapan kefellowuser Netflix soal rencana iklan ini.

Saya melakukan riset kecil-kecilan di media sosial Instagram karena, kenapa enggak?

Dari 83 pengguna, ada sekitar 68 orang yang mengaku mereka nggak terima kalau sampai Netflix menghadirkan iklan di dalam platformnya. Dari 68 orang tersebut, 40 user bilang kalau mereka nggak mau ada jenis atau format iklan apapun di Netflix.

Sementara 14 orang secara spesifik menolak kalau mereka nggak mau iklan yang muncul persis seperti YouTube – iklan yang muncul selayar sebagai jeda saat kita menonton sebuah tayangan.

Ilustrasi: Unsplash

Lalu, uniknya –mungkin bisa jadiinsightjuga buat bos-bos Netflix yang semoga membaca ini– seenggaknya ada 7 orang menganggap kalau iklan yang muncul berupabannerukuran kecil masih nggak apa-apa.

“Kalau visual iklan dibikin enak dan harga langganan beneran turun, kayaknya nggak apa-apa. Kalau iklan muncul di sela-sela tontonan dan ngambil keseluruhan layar barubetebanget,” ungkap seorang teman bernama Andinar, status sudah nggak jomblo.

Hal yang sama juga disampaikan teman saya, Astri.

“Kalau aku pribadi kalau adaadsnggak masalah, asal nggak ujug-ujung di tengah tontonan. Misal, ada layar iklan dengan figura iklan kayak di tayangan TV gitu, ini masih mending. Karena menurutku iklan itu nggak salah selama penataan dan penempatannya nggak ganggu,” ucap Astri yang sudah berteman dengan saya sejak 10 tahun lalu. Termasukbestielah, ya.

Ada juga teman saya bernama Khansa yang sedang merantau di Kuala Lumpur –artinya dia pakai layanan Netflix Malaysia lho ya– secara terang-terangan bilang, “jangan sampaimotongfilm kayak lagi nonton YouTube gratisan.”

Ada lagi respons dari Dayinta, pengguna Netflix yang doyan nonton Drakor, film-film indie, dan penikmat film Jepang.

“Bingung gue, kenapa sih Netflix nggak mengkaji dulu aja kenapa mereka bisa ngalamin kerugian. Kalau soalpassword sharing, dilihat dulu lah harusnya dari layanan mereka, entah peningkatansecurityatau apapun. Gue tiap bulan bayar Full Family Plan ngerasa rugi kalau ada iklan, bahkan kalau harga diturunin pun gue yakin nggak akan seberapa. Iklan bakal bikinexperiencenonton beda banget,” katanya panjang lebar.

Ada juga tanggapan nggak rela lainnya dari teman bernama Dyah yang sampai sekarang masih galau kapan dilamar oleh pacarnya.

Baca juga: Imbas Pengguna Anjlok, Netflix Batalin Produksi Film dan Serial Baru

“GuesubscribeYouTube Premium karena ogah lihatads. Lah ini Netflix udah jadipioneeron-demandmasa ngiklan,” katanya keheranan.

Di riset kecil-kecilan saya ini, dari 83 user tadi, tetap ada yang nge-votesekitar 12 persennya kalau mereka justru menerima ada iklan selama harganya bakal turun. Sedangkan 4 persennya malah berpikir kalau bisa jadi ini adalah waktunyamove onke layanan streaming lain.Nah, lho…

Dan setidaknya ada 2 persen yang mengaku mereka nggak terlalu peduli dengan isu iklan Netflix.

Berkaitan dengan rencana penurunan harga langganan, teman saya bernama Ridzki mengatakan, “iklan boleh, tapi ada opsi non iklan juga lah.”

Semoga harapannya jadi hal yang sedang digodok Netflix juga, yaitu memberikan opsi barusubscription harga lebih murah denganad-supported. Dengan kata lain, opsi langganan yangexistingnggak akan terpengaruh dengan iklan-iklanan.

“Gue belum kebayang sih kalau Netflix pasang iklan. Kalau iklannya masih seputar tayanganoriginalmereka dan bisa di-skipsih nggak apa-apa kayak Amazon Prime gitu. Tapi kalau yang sampai ganggu tontonan, gakfairbanget,” tutur suami saya yang namanya disembunyikan.

Luar biasa memang tanggapan pengguna setia Netflix. Harusnya Netflix bangga nih, punya pengguna pada kritis begini dan peduli sama peningkatan layanannya, termasuk saya.

Semoga adabarang1 bos Netflix lah gitu baca tulisan ala-ala surat cinta ini.