Ekonomi Internet Asia Tenggara Tembus Rp1.475 Triliun di 2020, Indonesia Double Digit
Photo byMatthew GuayonUnsplash
Uzone.id- Pandemi Covid-19 telah meningkatkan ekonomi internet di seluruh Asia Tenggara. Diketahui jika ekonomi internet di wilayah Asia Tenggara telah mencapai angka USD100 miliar atau setara dengan Rp1.475 triliun.
Dilansir melaluiReuters,Rabu, 11 November 2020, hal ini diungkap dalam laporan dari hasil riset yang dilakukan olehGoogle, Temasek dan konsultan Bain & Co. Menurut mereka, ini merupakan hasil dari warga yang memilih untuk melakukan segala aktivitas dari rumah menghindari virus corona.
Laporan tersebut merupakan riset yang dilakukan di Asia Tenggara, mencakup beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura, sampai Filipina. Diketahui jika tahun ini ada penambahan pengguna baru internet yang mencapai 40 juta.
Baca juga:2025, Produk Google Tak Lagi Pakai Plastik
Penambahan pengguna baru internet tersebut secara tidak langsung menambah daftar total pengguna internet di Asia Tenggara mencapai 400 juta. Ini artinya, penetrasi internet di Asia Tenggara mencapai angka 70 persen dari total populasi. Intinya, masih ada 30 persen warga Asia Tenggara yang belum terjamah internet.
"Virus corona telah memaksa semua orang mengadopsi gaya hidup digital yang masif dan permanen. Total ekonomi internet di Asia tahun ini naik 5 persen dibanding tahun sebelumnya," tulis laporan tersebut.
Dari total industri digital yang ada, pamor toko online meningkat. Selama lockdown, warga lebih memilih untuk belanja online ketimbang menghabiskan uang untuk keluar rumah ke mal, guna menghindari infeksi virus.
e-Commerce diketahui tumbuh 63 persen mencapai angka USD62 miliar pada 2020. Kenaikan yang cukup signifikan. Sedangkan sektor travel menyusut 58 persen menjadi hanya USD14 miliar.
Baca juga: Apple Akuisisi Startup AI untuk Pencarian Video
Ekonomi internet Singapura turun 24 persen menjadi hanya USD9 miliar karena pandemi telah menghambat pertumbuhan sektor travel. Sedangkan negara yang mengalami pertumbuhan rata-rata sampai dua digit, dalam laporan tersebut, adalah Indonesia dan Vietnam.
Industri online di kawasan ini akan meningkat tiga kali lipat menjadi USD309 miliar dalam gross nilai barang dagangan pada tahun 2025, hampir sejalan dengan perkiraan USD300 miliar yang dibuat tahun lalu.
Dengan peningkatan pengguna online sebesar 11 persen, Asia Tenggara adalah salah satu pasar internet dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Bandingkan dengan sekitar 4,7 miliar pengguna internet di seluruh dunia (data WeareSocial), angka ini naik 7,4 persen dari tahun lalu.
Pertumbuhan penggunaan internet yang berkelanjutan telah membantu menciptakan unicorn seperti Grab dan Go-Jek. Selain itu, startup di kawasan ini masih mampu menarik miliaran modal dari perusahaan teknologi global dan investor.
Tidak bisa dipungkiri jika nilai kesepakatan telah menurun sejak 2018, terutama didorong oleh perlambatan dalam investasi besar-besaran di startup unicorn. Namun laporan Google-Temeasek-Bain menyebut ada kesepakatan senilai USD6,3 miliar yang terjadi pada paruh pertama tahun 2020, turun dibanding tahun lalu yang mencapai USD7,7 miliar. Meski begitu, diyakini jika investor masih memiliki modal yang cukup untuk digunakan, walau kini lebih fokus pada investasi yang mengharapkan profitabilitas.