Ini Risiko yang Mungkin Terjadi Saat Berobat ke Luar Negeri
Uzone.id- Beberapa orang yang tidak puas dengan pelayanan kesehatan dalam negeri memilih untuk berobat ke luar negeri. Mereka sengaja melintasi benua untuk memperoleh layanan kesehatan yang lebih baik dan cepat.
Berobat ke luar negeri memang memiliki beragam kelebihan seperti yang sudah dijabarkandi sini. Kendati demikian, berobat ke luar negeri juga memiliki beberapa kekurangan.
Berdasarkansiaran pers dariGO.CARE, berikut ini enam risiko yang mungkin terjadi bila pasien ingin berobat ke luar negeri.
Ada biaya tambahan pengobatan
Berobat ke luar negeri tidak hanya membutuhkan biaya pengobatan, akomodasi, transportasi, dan hidup selama di negara tujuan. Ada biaya tidak terduga lainnya yang mungkin diperlukan.
Baca:Ini Kiat Menurunkan Risiko Serangan Jantung pada Usia Produktif
Beberapa situasi dan kondisi yang membuat pasien perlu membayar biaya pengobatan ekstra, seperti biaya komplikasi pasca operasi, kamar rawat inap di rumah sakit, tindakan pengobatan tambahan, dan lainnya.
Perjalanan jarak jauh
Saat berobat ke luar negeri, pasien harus menempuh perjalanan yang jauh. Hal ini juga memakan waktu lama bergantung pada negara tujuan.
Hal ini tentu berisiko apabila pasien telah berusia lanjut atau pasien menderita penyakit parah.
Baca:Kopi Panas Lebih Sehat daripada Kopi Dingin, Benarkah?
Kondisi kesehatan pasca pengobatan
Salah satu hal yang patut dipertimbangkan saat berobat ke luar negeri adalah kondisi pasca tindakan pengobatan. Pasien perlu berkonsultasi kepada dokter mengenai waktu pemulihan dan istirahat sebelum kembali ke negara asal.
Melakukan penerbangan terlalu cepat pasca pengobatan dapat membahayakan kondisi kesehatan. Namun, rata-rata dokter menyarankan minimal satu minggu waktu pemulihan sebelum melanjutkan penerbangan.
Reputasi rumah sakit dan staf medis
Saat berobat ke luar negeri, pastikan memilih rumah sakit dan tenaga medis dengan reputasi yang baik. Pemilihan rumah sakit dan tenaga medis yang kurang tepat akan berakibat pada kondisi kesehatan pasien.
Baca:Tanya Dokter: Mengapa Berat Badan Tidak Turun Padahal Sudah Olahraga?
Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
Sebagian besar negara tujuan wisata medis sudah menjamin para dokter dan staf medisnya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Namun, bukan berarti masalah komunikasi tidak dapat terjadi, apalagi di negara yang bahasa sehari-harinya bukan bahasa Inggris.
Lingkungan yang terkesan asing
Meski sementara, tinggal di negara orang tetap terasa asing. Hal ini yang kerap membuat pasien bingung dan khawatir. Belum lagi dengan pola perilaku masyarakat sekitar, bahasa, lingkungan, serta jenis makanan dan minuman yang mungkin membikin tidak nyaman.
Inilah yang kerap membuat pasien stres dan berdampak terhadap hasil pengobatan.