Kenapa G20 di Bali Penting buat Sektor Teknologi?

pada 2 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Kolom oleh: Direktur Digital Business Telkom Indonesia, M. Fajrin Rasyid.

Uzone.id— Sebagai tuan rumah perhelatan internasional G20, Indonesia akhirnya tiba di puncak acara. G20 Summit digelar pada 15-16 November di Bali dan akan membahas tiga pilar penting, yaitusustainable energy transition, global health architecture,dandigital transformation.

Kita tahu bahwa pandemi mengubah banyak tatanan dan cara perekonomian bergerak, di sinilah peran transformasi digital khususnya di Indonesia. UMKM sebagai tulang punggung ekonomi negara ‘mendadak’ didorong untukgo digital, hingga tuntutan pengadaan talenta digital.

Dengan dipilihnya transformasi digital sebagai salah satu pilar penting, sektor teknologi akan memiliki peran penting karena baik pemerintah ataupun sektor swasta akan melihat sektor ini lebih dalam untuk memastikan sektor ini dapat berkembang dengan baik dan mendorong sektor-sektor lainnya yang terkait.

Baca juga: Resesi Mengintai 2023, Apa yang Harus Disiapkan Startup?

Sebagai contoh, B20 yang merupakan sayap (engagement group) dari G20 bagi para pebisnis, melihat bahwa salah satu tantangan terkait dengan digitalisasi adalah talenta digital. Oleh karena itu, perlu didorong agar perusahaan besar, individu/karyawan, maupun UMKM memperoleh kesempatan untuk dapat meningkatkan kapabilitasnya.

Hal ini dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya insentif bagi perusahaan yang memberikan pelatihan di bidang digital atau teknologi kepada karyawan atau UMKM. Cara lain adalah memberikan fasilitas pinjaman dan sebagainya bagi para UMKM yang menjual produk melalui kanal digital.

Dari sisi keuangan, hal ini berarti bahwa investasi di bidang teknologi akan semakin menarik ke depan. Nah, sebagai tuan rumah di presidensi G20 kali ini, Indonesia berkesempatan besar untuk 'menjual' Indonesia.

 

Sebagai contoh, ekonomi digital Indonesia sendiri diprediksi akan tumbuh sekitar delapan kali lipat dari sekitar Rp600 triliun di tahun 2020 menjadi sekitar Rp4.500 triliun di tahun 2030. Hal ini tentu sangat menarik bagi investor global karena investasi yang dilakukan akan melahirkan potensi keuntungan yang besar.

Baca juga: Catatan Usai Bertemu Bill Gates, Pangeran Harry dan Kunjungan ke SpaceX

Selain potensi yang luar biasa, sangat mungkin akan ada insentif atau fasilitas lain yang diberikan kepada investor di sektor ini. Saya memprediksi bahwa meskipun ada bayang-bayang resesi ekonomi, investasi di sektor teknologi di Indonesia masih akan tumbuh ke depannya.

Dari sisi masyarakat, hal ini menandakan akan semakin banyak sektor yang tersentuh teknologi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus meningkatkan kapabilitas di bidang ini. Sudah seharusnya kita menggunakan gadget dan media digital lainnya tidak hanya untuk aktivitas konsumsi atau hiburan tetapi juga hal yang bermanfaat.

Akhirnya, mari kita berdoa agar G20 Summit dapat berlangsung dengan lancar dan semoga semakin banyak pihak yang percaya akan kekuatan Indonesia ke depannya.