Kiprah Nissan di Indonesia Sampai Akhirnya Tutup Pabrik
Uzone.id- Tidak hanya di tataran global,Nissandi Indonesia juga saat ini gak bagus-bagus amat. Memang, pabrikan ini sempat berjaya dan jadi salah satu dari nama besar pabrikan Jepang di Tanah Air.
Nissan, tentu adalah sebuah nama besar di dunia otomotif global, namun sekali lagi, tidak di Indonesia.
Nissanmemang sempat menyeruak dalam jajaran mobil paling diminati ketika meluncurkan Nissan Livina pada tahun 2007. Livina bersama dengan X-Trail menjadi ujung tombak penjualan Nissan di Indonesia dalam dekade terakhir.
Namun seiring waktu, pasar Livina digerus oleh pemain-pemain baru seperti Ertiga, maupun Mobilio, yang merangsek mengikuti sang pemimpin pasar low MPV, yakni Avanza dan Xenia.
Publik otomotif Indonesia dibuat cukup terkejut ketika Nissan Motor Co, Ltd. resmi menutup pabrik di Indonesia pada akhir Mei 2020 dan hanya akan berkonsentrasi di pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal di Asia Tenggara. Hal ini menyusul ditutupnya pabrik Datsun di Indonesia sebulan sebelumnya.
Nissan beralasan bahwa kebijakan tersebut dilakukan sebagai langkah transformasi perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, stabilitas keuangan, dan profitabilitas pada akhir tahun fiskal 2023.
Meski begitu, banyak juga yang berpendapat bahwa langkah ini seiring dengan terungkapnya skandal Carlos Ghosn yang cukup memalukan tak hanya bagi Nissan, namun juga bagi Jepang.
Sebelum pabriknya tutup, Nissan cukup mengejutkan dengan merilis low MPV Nissan terbaru, yang berbasis pada Mitsubhisi Xpander, yakni Nissan All New Livina.
MPV terbaru Nissan ini mengundang berbagai macam komentar, sebagiannya menyatakan bahwa mobil ini "terlalu mirip" dengan Xpander.
Ada juga yang skeptis bahwa mobil ini akan diterima oleh pasar low MPV yang sudah dikuasai duo Avanza Xenia, pun juga 'saudara kembarnya', Xpander.
Seiring waktu, Livina membuktikan bahwa market Indonesia masih terbuka lebar. Terbukti, dalam rilis Gaikindo untuk Wholesale(pengiriman unit dari pabrikan ke dealer), Nissan Livina sempat menjadi MPV paling laris di Indonesia pada Agustus 2020.
Patut ditunggu kiprahnya di bulan-bulan selanjutnya, juga kiprah Nissan secara keseluruhan dalam mempertahankan eksistensinya di pasar Indonenesia. Dan rasanya, mereka memahami itu.
Nissan Indonesia juga merilis Nissan Kicks e-Power, sebuah SUV hybrid canggih yang menggunakan dua buah sumber tenaga, yaitu motor listrik dan motor bakar aliasInternal Combustion Engine (ICE).
Bentuknya yang futuristik dengan teknologinya yang tergolong revolusioner untuk pasar Indonesia, membuat publik menunjukkan ketertarikannya.
Moncernya penjualan Nissan Livina dan munculnya Kicks seolah menjadi pernyataan bahwa Nissan belum menyerah di Indonesia.
Meskipun Nissan sudah menutup dua pabriknya di Jawa Barat awal tahun ini, lalu mengalihkan produksi ke Thailand, produksi Nissan Livina tetap dilakukan di Indonesia, tepatnya pabrik Mitsubishi (yang menjadi partner global Nissan) yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Bahkan Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi mengatakan, Nissan Livina yang diproduksi di Indonesia ditargetkan akan diekspor ke sejumlah negara di Asia.
“Kami telah berdiskusi dengan partner kami, Mitsubishi, membicarakan tentang potensi untuk melakukan ekspor Livina ke sejumlah negara Asia lainnya,” tutur Sekiguchi yang dikutip Gaikindo.
Awal September 2019, Nissan Motor Co Ltd bersama Indomobil Group telah menandatangani nota kesepahaman, guna membentuk kemitraan strategis yang memperkuat merek Nissan di pasar otomotif Indonesia.
"Sebagai bagian dari Nissan Next, rencana transformasi global Nissan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan, Nissan akan mendorong strategi penjualan dan layanan yang terfokus di Indonesia dengan memperkuat kolaborasinya dengan mitra lokal, Indomobil Group," tutup Isao.
Sebelumnya, Indomobil hanya memiliki 17,87 persen saham Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) melalui grup Gallant Ventur Ltd, sisanya dimiliki oleh Nissan Motor Company. Dengan perjanjian terbaru ini, Indomobil mengakuisisi saham mayoritas dari Nissan Motor Company dengan total kini menjadi sebesar 75 persen saham, dimana sisa 25 persen saham masih dikuasai oleh Nissan Motor Company.
Hal ini tentu melegakan bagi lebih dari 300 ribu pemilik mobil Nissan di Indonesia, karena layanan servis dan spare parts tentu tetap terjamin.
Masa depan Nissan di Indonesia
Publik otomotif Indonesia tentu berharap bahwa di masa depan, Nissan kembali di Indonesia, menunjukkan taringnya dengan memproduksi kendaraan-kendarannya di dalam negeri. Indonesia adalah sebuah pasar besar yang tentu menggiurkan. Bagaimana tanggapan Nissan mengenai hal ini?
Sekiguchi mengatakan, potensi dan pasar otomotif Indonesia saat ini mulai membaik secara bertahap. Dia pun mengatakan bahwa Nissan punya strategi panjang dan pendek untuk penjualan di masa pandemi. Jangka pendeknya, Nissan akan fokus ke mobil listrik, SUV, MPV dan komunikasi teknologi dengan masyarakat. Jadi, tidak fokus ke volume penjualan.
“Manajemen kami mengatakan, pasar dan ekonomi di Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh di dalam enam sampai delapan tahun ke depan, dan memiliki potensi yang besar,” tutur dia.
Ketika pasar Indonesia tumbuh, nantinya Nissan akan mempertimbangkan model yang akan diproduksi di Indonesia lagi dan kemudian diekspor. Sekiguchi menegaskan, Nissan akan tetap berada di Indonesia. Perusahaan percaya Indonesia salah satu kunci pasar Nissan