Masa Depan eSports Indonesia Usai SEA Games 2021
Kolom oleh: Direktur Digital Business Telkom Indonesia, Muhammad Fajrin Rasyid.
Uzone.id-- Perhelatan SEA Games 2021 di Hanoi, Vietnam sedang jadi sorotan, khususnya di bidang eSports. Indonesia memboyong banyak medali!
Mulai dari Free Fire yang berhasil menyabet medali emas dan perak, disusul tambahan perak untuk PUBG Mobile, dan medali perak untuk Timnas Mobile Legends.
Prestasi dari para atlet eSports muda Tanah Air ini pastinya bikin bangga dan semakin membuktikan kalau industri eSports Indonesia bukan ‘kaleng-kaleng’.
Di sisi lain, prestasi yang membanggakan tersebut barangkali tidak banyak diketahui oleh masyarakat di tanah air. Saya hampir tidak menemukan berita di atas di media Indonesia.
Malahan, saya mengetahui soal di atas dari rekan kerja di Telkom yang berkecimpung di industri ini. Bandingkan dengan bidang bulutangkis atau sepakbola misalnya yang hampir setiap pertandingan diliput oleh rekan jurnalis.
Baca juga: SEA Games 2021: Dramatis, Timnas Indonesia Rebut Emas PUBG Mobile!
Hal ini tentu perlu kita evaluasi bersama. Saya menduga bahwa ada anggapan bahwa eSports maupun game secara umum masih dikonotasikan negatif. Secara umum, orang bermain game dianggap membuang-buang waktu dan tidak menghasilkan manfaat positif.
Padahal, menurut saya game sama dengan industri kreatif lainnya, seperti musik dan film. Sepanjang kita menjadi konsumen cerdas di setiap industri tersebut, kita dapat meminimalisasi efek negatif. Sebaliknya, sebagai produsen, kita dapat menggunakan media-media tersebut ke arah positif, misalnya memperkenalkan budaya bangsa.
Atlet eSports pun dapat kita analogikan dengan atlet olahraga lain, ataupun musisi dan pemain film. Apabila para atlet eSports ini bekerja keras dan mampu memiliki penampilan menonjol di antara persaingan yang ada, mereka dapat memperoleh kesuksesan dan penghasilan yang besar sekali.
Untuk itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah maupun industri untuk sosialisasi industri ini lebih baik lagi. Baru-baru ini Telkomsel juga menyelenggarakan kompetisi eSports “Lokapala Jawara Nusantara” yang mempertandingkan game buatan anak bangsa yakni Lokapala.
Baca juga: SEA Games 2021: Ini 'Alat Tempur' yang Dipakai Timnas eSports Indonesia
Selain sosialisasi, yang juga perlu dilakukan adalah merancang peta jalan (roadmap) pengembangan industri game lokal agar kita dapat mengambil lebih banyak peran di industri ini.
Hal ini diperlukan karena lebih dari 95 persen game yang dipasarkan di Indonesia adalah game buatan asing yang juga dipasarkan oleh publisher asing.
Ke depan, kita mesti menargetkan agar lebih banyak lagi game yang dibuat oleh anak bangsa agarvalueyang diperoleh dari industri dapat besar dan akan terus membesar ke depan ini dapat diputarkan kembali di Indonesia.
Untuk itu, lagi-lagi butuh kolaborasi antara pemerintah maupun industri untuk bersama-sama mengembangkan enabler yang dibutuhkan, termasuk di antaranya adalah mengembangkan talenta digital yang terkait dengan pengembangan game, pemasaran akan game yang dikembangkan, serta pendanaan yang dibutuhkan.
Mudah-mudahan ke depan kita dapat menjadi tuan rumah di industri eSports maupun industri game secara umum di Indonesia!