Mengapa BermainGameBisa Dikategorikan Sebagai Olahraga dan DisebuteSports?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Atlet eSports/Kumparan.com)

Uzone.id- PermainanMultiplayer Online Battle Arena(MOBA) tengah berkembang pesat di Asia Tenggara. PermainanArena of Valor(AOV) danClash Royalejuga semakin mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu cabang olahraga elektronik (eSports) melalui Asian Games 2018.

Meski demikian, fenomena ini masih menuai kontroversi dari berbagai pihak. Ada perdebatan tentang keberadaangamedalam industri olahraga. Sebagian orang masih mempertanyakan, apa yang membuat bermaingamebisa dikategorikan sebagai olahraga?

Berdasarkan siaran pers dari Nimo TV Indonesia, platformlive streamingkhususgame, kamusOxfordmendefinisikaneSportssebagai permainan video game yang melibatkan lebih dari satu pemain dan bersifat kompetitif.

Baca:Sambut Harbolnas 11.11, Huawei Beri Diskon untuk 6 Ponsel ini

Hal ini sejalan dengan definisi dari katasportsatau olahraga yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan pengerahan tenaga fisik dan keterampilan seseorang atau tim yang bersaing melawan satu sama lain untuk menghibur diri.

Nimo TV Indonesia juga mengungkapkan bahwaInternational Olympic Committeepada Oktober 2017 telah mengakuieSportsebagai salah satu aktivitas olahraga yang mengharuskan para pemainnya untuk terus berlatih dengan intensitas tinggi. Ini sebanding dengan atlet-atlet dalam cabang olahraga tradisional lainnya.

Nimo TV Indonesia pun mengutippendapat Michal Blicharz, mantan atlet judo tim nasional Polandia. Michal menyatakan bahwa olahraga tidak hanya sebatas banyaknya keringat yang dikeluarkan oleh para atletnya.

Baca:Ini Janji Vivo Jika Indonesia Juarai AFF Suzuki Cup 2018

Jadi dapat dikatakan bahwa bermainvideo gamesecara profesional tergolong olahraga, karena memenuhi unsur kompetitif, pengerahan keterampilan, dan berlatih dengan intensitas tinggi.

Hal ini juga diakui oleh seorang pemaineSportsprofesional dan pemilik timeSports Elite8, Heinrich ‘Officialhein’ Ramli, yang saat ini tergabung dalam Nimo TV Indonesia.

Heinrichmengatakan, “Untuk bergabung dalam sebuah kompetisieSports, seorang pemain profesional dapat menghabiskan waktu lebih dari tujuh jam untuk berlatih secara rutin setiap hari di depan komputer, menyusun strategi khusus, serta meningkatkan kekompakan tim.”

Baca:Usai Piala Dunia, Vivo Siap Sponsori AFF Suzuki Cup 2018

Selain itu, Heinrich mengatakan bahwa seorangpro-playerjuga dituntut untuk memiliki sikap dan komitmen yang tinggi, sehingga mengorbankan banyak waktu luang mereka.

“Hal ini tentu membutuhkan dedikasi yang tinggi, sama seperti olahraga pada umumnya,” ujar Heinrich dalam pernyataan resminya.

Lebih dari sekedar bermain videogame, industrieSportsjuga telah berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru yang sangat menjanjikan.

Baca:Waspada Penipuan Minta Kode Verifikasi Nomor Telkomsel

MenurutNewzoo, sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan data seputar duniagame, industrigamedi Indonesia telah berhasil meraih pendapatan sebesar $879,7 juta pada 2017 dengan jumlah pemain mencapai 43,7 juta orang.

Menanggapi fenomena ini, Kevin Raharja, Head of Marketing Nimo TV Indonesia mengungkapkan, “Saat ini, bermain videogametidak hanya perihal mengisi waktu luang.”

“Seperti halnya cabang olahraga lainnya, interaksi antara satu pemain dengan pemain lainnya dalam bermain videogameyang dilakukan secara profesional juga dapat menciptakan sebuah pertandingan yang kompetitif dan tentunya hal ini akan menjadi magnet tersendiri bagi para penontonnya,” ungkap Kevin.

Baca:Ngobrol dengan Vero, Robot Pintar Milik Telkomsel

Di luar seluruh kontroversi yang terjadi, perkembangan industrieSportsyang kian pesat juga terlihat dari maraknya berbagai kompetisi dan turnamen yang terus bermunculan, serta minat masyarakat yang semakin tinggi untuk menyaksikannya.

Lebih jauh,eSportssudah dijadwalkan untuk menjadi cabang olahraga resmi yang dipertandingkan dalam Olimpiade 2020 di Jepang dan Asian Games 2022 di China.