Mengenal Canggihnya Teknologi Fast Charging di Smartphone
Uzone.id -Gaya hidup yang serba cepat memicu perkembangan teknologifast chargingdismartphone. KhususnyasmartphoneAndroid terbaru, saat ini fitur pengisian cepat seolah menjadi salah satu fitur utama yang diunggulkan oleh vendor.
‘Ngecas 5 menit bisa 50 persen’, ‘Mengisi daya 5 menit untuk waktu telepon berjam-jam’, dangimmicklainnya yang dijanjikan para vendorsmartphoneketika merilis produk barunya ke publik.
Dengan teknologi pengisian daya yang cepat, ngecas baterai ponsel memang bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Buat orang-orang yang aktif dan kerjamobile, mengisi daya dalam waktu yang singkat sungguh membantu untuk mendukung aktivitas mereka.
Akan tetapi, salah satu kekhawatiran dari teknologi pengisian cepat adalah efek negatif pada masa pakai baterai dan keamanan perangkat secara keseluruhan. Oleh karenanya,brand smartphonetak cuma fokus pada besaranoutputpengisian daya saja, tapi juga sisi keamanan pun jadi perhatian.
TimUzone.idtelah merangkum teknologifast chargingdan fitur keselamatannya yang diusung oleh masing-masingbrand smartphoneyang beredar di Indonesia. Berikut penjelasan lengkapnya, simak ya Uzoners!
Baca juga:Daftar Ponsel yang Punya Fast Charging, Siapa Paling Ngebut?
Apple
Apple sebenarnya jadi brand yang ‘paling tidak bernafsu’ di ranahfast chargingini. Walau kelasnyaflagship, namun jajaran iPhone terbaru seperti iPhone 13 Pro saja cuma mendukungfast charging23W dan iPhone 13 Pro Max sudah 27W.
Sudah gitu, sejak iPhone 12 Series, Apple tidak lagi menyertakan adaptor charger dalam paket pembelian. Parafanboyharus membelinya secara terpisah dengan harga yang bervariasi, tergantung membeli adaptor buatan Apple langsung atau pihak ketiga yang sudah mendapatkan sertifikasi khusus dan dukunganpower delivery.
Demi menjaga masa pakai baterai, Apple menghadirkan sistem Optimized Battery Charging. Fitur ini akan menunda proses charging agar tak melebihi 80%, dengan mempelajari aktivitas pengguna sehari-hari menggunakanmachine learning.
Maksudnya, ketika pengguna tertidur dan tak sengaja meninggalkan iPhone dalam keadaan terisi dayanya, sistem akan menghentikan proses charging. Proses akan dilanjutkan menjelang pengguna bangun tidur, sehingga baterai iPhone akan penuh saat pengguna mencabut kabel dariport.
Fitur Optimized Battery Charging hanya dapat diaktifkan bagi iPhone dengan sistem operasi iOS 13 ke atas. Kalian bisa menemukannya melaluiSettings>Battery>Battery Health>Optimized Battery Charging.
Samsung
Samsung dan Apple sama saja sebenarnya. Cuma, pabrikan asal Korea Selatan ini menawarkan teknologifast chargingyang lebih ngebut mencapai 45W.
Ada dua tipe pengisian daya cepat yang ditawarkan Samsung, Adaptive Fast Charging dan Super Fast Charging. Keduanya memiliki protokol pengisian daya yang berbedapower-nya.
Adaptive Fast Charging merupakan sistem pengisian daya cepat yang paling aman. Dikutip dariDigital Trends, fitur ini dapat mempertahankan suhu ponsel agar tak mudahoverheatketika proses pengisian baterai berlangsung.
Adaptive Fast Charging secara teori mampu mengisi daya baterai ponsel dengan output maksimal 9V/2A (18W). Teknologi ini secara pintar dapat menghentikan proses pengisian daya baterai dengan menganalisis kebiasaan pengguna. Tujuannya untuk memperpanjang masa pakai baterai.
Sedangkan fitur Super Fast Charging memanfaatkan teknologi USB Power Delivery 3.0 PPS (programmable power supply) yang dapat mengisi ulang baterai ponsel denganpower25W sampai 45W. Khusus untuk 45W, wajib menggunakan adaptor yang mendukung Super Fast Charging 2.0.
Baca juga:Cara Transfer Chat WhatsApp dari Android ke iPhone
Huawei
Huawei punya teknologifast chargingbernama SuperCharge. Saat ini, pabrikan asal China tersebut menawarkan SuperCharge denganpowermaksimal sampai 66W yang diklaim dapat mengisi daya ponsel dengan baterai 4.600 mAh dari 0 - 90 persen dalam waktu 30 menit saja.
SuperCharge 66W mengimplementasi struktur pengisian paralel yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan kecepatan ngecas sampai 15 persen. Kendati lebih ngebut, teknologi ini juga diklaim aman.
SuperCharge secara otomatis bisa menyesuaikan tegangan dan arus masuk berdasarkan kondisi baterai dan suhu internal ponsel, berkat protokol Huawei Smart Charge. Selain 66W, mode pengisian daya yang diterapkan SuperCharge antara lain 5V/2A, 4,5V/5A, 5V/4.5A dan 10V/4W hingga 40W.
Selain Smart Charge, perangkat yang mendukung SuperCharge memiliki sistem pendingin khusus yang menjaga suhu agar tetap stabil selama proses ngecas berlangsung. SuperCharge juga telah diuji secara menyeluruh agar tetap aman dan tak merusak perangkat maupun adaptor ketika digunakan, walau di kondisi ekstrim sekalipun.
Xiaomi
Gak cuma gede-gedean sensor kamera saja, Xiaomi juga getol banget kalai urusan kenceng-kencengan ngecas. Perusahaan asal China ini telah mengembangkanfast chargingmulai dari 18W, 27W, kemudian 50W, 55W, 67W, bahkan sekarang sudah menyentuh angka 120W.
Fast charging120W merupakan salah satu yang terkencang di industrismartphone. Baterai 5.000 mAh bisa diisifulldalam waktu 17 menit saja berkat teknologi ini.
120W Xiaomi HyperCharge, begitu pabrikan asal China ini menyebutnya. Xiaomi mengadopsi teknologidual charge pumpsyang mengisi bateraidual-cellsecara cepat dan aman.
Dual charge pumpsdapat menyesuaikan voltase dan arus listrik ke rasio yang optimal. Dengan teknologi ini, 120W Xiaomi HyperCharge menurunkan tegangan dan menaikkan arus listrik untuk mengatasi batasan tegangan konvensional dan memungkinkan asupan watt yang lebih besar.
Sementara bateraidual-cellmemberikan struktur pengisian dua kali lipat ketimbang satu sel baterai saja. Kalau kapasitasnya 5.000 mAh, maka terdapat dua baterai dengan kapasitas masing-masing 2.500 mAh.
Soal keamanan tak usah diragukan, teknologi pengisian daya ini memiliki beberapa lapisan keamanan pada baterai, sirkuit dan adaptor charger-nya. Pada baterai, Xiaomi menerapkan High-temperature charging/discharging protection, Low-temperature charging/discharging protection, sampai Double overcharge protection.
Adapun pada sirkuit ponsel, terdapat fitur Overheating shutdown protection, USB input overcurrent protection dan USB input under voltage protection. Sementara di bagian adaptor charger dan kabelnya, tersedia fitur Overvoltage protection, Over-temperature protection, Cable encryption protection, sampai Overcurrent protection and overvoltage protection.
Baca juga:Review Lengkap Poco F4
Oppo
VOOC dan SuperVOOC jadi dua teknologifast chargingyang diusung oleh Oppo. VOOC biasanya disematkan pada ponsel kelas menengah ke bawah, sementara SuperVOOC tersedia untuksmartphonemenengah ke atas sampaiflagship.
SuperVOOC sampai sekarang menjadi teknologi pengisian baterai cepat yang selalu diandalkan Oppo. Tak cuma 65W saja, SuperVOOC juga menawarkan kecepatan 80W hingga 150W!
Fast charging120W saja sudah sangat cepat, bagaimana dengan SuperVOOC 150W? Teknologi mutakhir ini dapat ngecas baterai 4.500 mAh sampai penuh 100 persen hanya dalam waktu 15 menit. Dibandingkan dengan SuperVOOC 65W, kecepatannya nyaris 3 kali lipat (40 menit untuk 100 persen).
Mengutip dariGSMArena, SuperVOOC 150W menggunakan adaptor charger GaN (Gallium Nitride) yang sudah mendukung standar USB Power Delivery dengan protokol PPS, sehingga dapat mengisi baterai laptop atau perangkat pintar lainnya.
Seperti SuperVOOC 65W atau 80W, ponsel yang mendukung SuperVOOC 150W memiliki dua sel baterai yang masing-masing memilikicharge pumpsendiri. Masing-masingcharge pumpmengubah listrik yang masuk menjadi 5V/15A dan memasukkannya ke dalam baterai secara aman.
Biasanya, makin besar input yang diterima maka mengorbankan masa pakai baterai itu sendiri. Oppo mengerti akan kekhawatiran tersebut, sehingga menawarkan dua keamanan untuk mengatasi hal tersebut.
Oppo mengembangkan Battery Health Engine yang menggunakan chip khusus untuk mengelola baterai. Diklaim, masa pakai baterai akan bertahan di 80 persen setelah 1.600 siklus pengisian penuh atau dua kali lipat dari rata-rata industri yang ada.
Fitur keamanan tersebut didukung oleh algoritma Smart Battery Health yang terus-menerus memantau elektroda negatif untuk meminimalkan terjadinya ion lithium mati yang terperangkap dan tidak membawa muatan listrik.
Kemudian ada Battery Healing yang mencakup desain Solid Electrolyte Interface atau SEI. Teknologi ini berupa lapisan tahan lama pada elektroda baterai yang melindunginya dari degradasi.
Sesuai namanya, Battery Healing akan menjaga baterai ponsel tetap prima dan berupaya untuk memperpanjang usianya setelah melalui banyak siklus pengisian daya.
Realme
Seperti Oppo, Realme pun menawarkan teknologifast chargingyang beragam. Bahkan, pabrikan asal China itu telah merilis ponsel pertamanya denganfast chargingUltraDart 150W Realme GT Neo 3.
Sebelum UltraDart, Realme mengandalkan dua teknologi pengisian daya cepat bernama Dart dengan power maksimal 30W dan SuperDart yang menyuguhkan power sampai 65W.
Baik SuperDart 65W ataupun UltraDart 80W dan 150W dari Realme juga menggunakan dua sel baterai dengan masing-masingcharge pump. Makin besar power, maka makin cepat juga proses pengisian baterainya.
Dari pengujian yang kami lakukan menggunakan Realme GT Neo 3, 5 menit ngecas dapat mengisi baterai sampai 50 persen. Sementara untuk mengisi baterai 4.500 sampaifull, sekitar 16 menit saja.
Teknologi UltraDart didukung pula denganchipsetkhusus untuk menjaga suhu perangkat tetap stabil selama pengisian baterai berlangsung. Selain itu, prosesor kustom tersebut memiliki beberapa fitur yang dapat melindungi perangkat dari masalah yang bisa saja terjadi karena pengisian daya yang cepat.
Mirip SuperVOOC, UltraDart 150W diklaim aman bagi baterai ponsel. Setelah melewati 1.600 siklus pengisian penuh, baterai ponsel tetap prima dengan kondisi 80 persen.
Baca juga:Sensasi Ngecas Singkat di Realme GT Neo 3
Vivo
Lewat produk barunya Vivo X80 Pro, Vivo pun turut memperkenalkan 80W FlashCharge yang dapat mengisi baterai dalam waktu kurang dari 40 menit. Teknologifast chargingVivo ini juga menganut teknologi dua sel baterai untuk mempercepat pengisian serta membuat suhu ponsel tetap stabil.
Keamanan berlapis diimplementasikan Vivo pada adaptor charger sampai sirkuit dan baterai pada ponsel. Semuanya diberikan agar proses ngecas tetap aman dengan suhu ponsel yang tetap terjaga, mencegah hal-hal yang tak diinginkan terjadi selama pengisian daya dilakukan.
Selain 80W FlashCharge, Vivo juga menawarkan opsi pengisian baterai 44W pada sejumlah ponselnya. Aman dan cepat tetap diusung oleh pabrikan asal China ini.
Infinix
Infinix tak mau kalah dari perusahaan asal China, seperti Oppo, Realme, Xiaomi hingga Vivo. Pabrikan ponsel asal Hong Kong ini turut menghadirkan teknologifast chargingsuper cepat 120W Hyper Charge.
Teknologi ini sudah bisa dirasakan pengguna di Indonesia melalui Infinix Note 12 VIP. Dengan 120W Hyper Charge, ngecas baterai 4.500 mAh hingga penuh bisa dilakukan dalam 17 menit saja.
Cara kerjanya mirip-mirip dengan SuperVOOC, UltraDart atau HyperCharge-nya Xiaomi. 120W Hyper Charge menggunakan dua sel baterai dengan masing-masingcharge pump. Berkat teknologi sumber daya ganda, pengisian baterai bisa dipercepat dengan mengatur arus listrik dan voltase untuk performachargingyang optimal.
Sebagai langkah pencegahan, fiturfast chargingini dilengkapi 103 fitur yang tersebar pada 4 bagian integral dari perangkat, seperti adaptor charger, kabel pengisi daya, hinggasoftware-nya.
Semuanya dihadirkan untuk memperpanjang usia kesehatan baterai, mengamankan sirkuit pengisian baterai, dan efisiensi kapasitas baterai selama proses charging.
Selain 120W, Infinix bahkan menyiapkan 180W Thunder Charge yang diklaim bisa mengisi 50 persen baterai 4.500 mAh dalam 4 menit saja. Dari informasi yang kami himpun, 180W Thunder Charge menggunakan dua baterai lithium 8C yang masing-masing akan menerima daya 90W.
Baca juga:Infinix Pamer Fast Chaging 180W Pertama
Dengan teknologi tersebut, Infinix dapat mengurangi panas berlebih karena pengisian yang super singkat. Ada pula beberapa lapisan perlindungan untuk mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan pada perangkat.
Itu dia penjelasan teknologifast chargingyang diusung oleh masing-masingbrandsmartphoneyang beredar di Indonesia. Mana favorit kalian, Uzoners?