Menkominfo: Mudik Lebaran 2022 Jadi Akhir Pandemi Menuju Endemi

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id– Tahun ini menjadi tahun ke-tiga masyarakat Indonesia ditempa pandemi Covid-19, namun semangat bangkit dari kondisi ini semakin terlihat, salah satunya dapat kita lihat dari kebijakan pemerintah yang akhirnya mengizinkan warga mudik Lebaran.

Pemerintah bahkan memberikan hari libur nasional dari 29 April sampai 6 Mei 2022. Tentu hal ini disambut sukacita dari banyak kalangan yang merasa akhirnya bisa mengunjungi keluarga besar di kampung halaman – meski harus berhadapan dengan kemacetan dan perang tiket pesawat.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate bahkan mengatakan kalau pelaksanaan mudik dan perayaan Idulfitri 1443 Hijriah merupakan momentum pengakhiran pandemi Covid-19.

Baca juga: Berapa Jumlah Penduduk Dunia yang Sudah Melek Internet?

“Meskipun di tengah pandemi Covid-19, namun aktivitas masyarakat berjalan dengan baik dan lancar. Ini hasil capaian yang luar biasa dari kita sebagai bangsa di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo dalam pengendalian pandemi Covid-19,” ungkap Johnny dalam pernyataan resminya.

Ia melanjutkan, “menjelang bulan Ramadan dan pada saat kita merayakan Idulfitri, pandemi Covid-19 terkendali dengan baik.”

Menteri Johnny juga mengapresiasi masyarakat saat mudik dan untuk melaksanakan silaturahmi bersama keluarga yang tetap menjaga protokol kesehatan dan menjaga kelancaran perjalanan mudik.

“Saya tentu berharap bahwa mudik kali ini menjadi indikator penting Indonesia berhasil mengendalikan pandemi dan sebagai awal dari pengakhiran pandemi, awal dari kita menuju situasi lingkungan endemi Covid-19 di Indonesia dan di dunia,” ujarnya.

Baca juga: Upaya Operator Pastikan Internet Gak Lemot Selama Mudik

Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba turut menyatakan bahwa silaturahmi dalam bingkai halal bihalal sesungguhnya sejalan dengan salah satu tugas Kementerian Kominfo, yaituconnect the unconnected.

Namun menurutnya, menyediakan akses internet saja tidak cukup.

“Kita harus mengambil beberapa langkah lebih maju seperti meningkatkan literasi dan kecakapan digital, serta menjaga ruang digital dari hoaks dan konten negatif demi mewujudkan pemanfaatan teknologi digital yang tidak saja inklusif tetapi juga lebih produktif dan lebih bermakna,” tutup Mira.