Pengamat Ekonomi Ungkap Tujuan Utama Lahirnya GoTo

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Ilustrasi (Foto: GoTo)

Uzone.id-  Dua unicorn asal Indonesia, Gojek dan Tokopedia telah melahirkan entitas baru bernama GoTo, yang resmi diumumkan pada Senin (17/5/2021).

Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) berpendapat bahwa penggabungan gojek dan tokopedia ini momen bersejarah integrasi yang sifatnya horizontal.

Menurutnya, integrasi antar pemain yang memiliki kelebihan masing-masing, misalnya Gojek denganride hailing Apps-nya, kemudian Tokopedia juga dengan kekuatane-commerce-nya.

“Kemudian, Tokopedia punya kelemahan belum memiliki sistem pembayaran terintegrasi,” tutur Bhima kepada Uzone.id, Selasa (18/5/2021).

Bhima menjelaskan bahwa pesaing kedua entitas itu, yakni Shopee sudah punya Shopee Pay, sedangkan Grab sudah punya Ovo.

BACA JUGA:Gojek-Tokopedia Bersatu, Mitra Driver Bisa Raih Pendapatan Lebih Besar

Tokopedia tidak punya digital wallet sehingga bergabungnya Gojek-Tokopedia bisa melengkapi ekosistem pembayaran digital milik Tokopedia dengan adanya Gopay masuk dalam e-commerce asal Indonesia itu.

“Jadi memang integrasinya sifatnya horizontal, dan ini memang menjadi momentum untuk meningkatkan market share Gojek maupun Tokopedia secara signifikan maupun secara besar,” kata Bhima.

Kemudian, Bhima memberikan beberapa catatan atas lahirnya GoTo.

Catatan yang pertama, integrasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan valuasi juga, meningkatkan valuasi sebelum initial public offering (IPO).

Sehingga, imbuh Bhima, ketika terjadi pelepasan saham ke publik nilainya bisa meningkat kemudian jumlah pendanaan publiknya pun semakin besar.

BACA JUGA:GoTo Lahir, Gimana Nasib Karyawan Gojek dan Tokopedia?

Pendanaan publik yang didapat GoTo, menurut Bhima, salah satunya mungkin mulai berpikir ulang untuk model bisnis ke depannya.

Seperti model bisnis ride hailing Apps transportasi online antara penumpang itu kemungkinan besar terkait dengan promo dan diskon mungkin bisa dilanjutkan. Namun, kata Bhima, mungkin itu bukan tujuan bisnis utamanya.

“Tujuan bisnis utamanya, sepertinya akan menggabungkan sistem pengiriman logistiknya Gojek, kemudian terintegrasi dengan e-commerce-nya Tokopedia, dan kemudian pengembangan yang paling seksi adalah pengembangan logistik adalah pengembangan digital wallet, kemudian fintech landingnya,” beber dia.

Jadi, kata Bhima, ke depan sangat mungkin orang membeli dari Tokopedia itu menggunakan skema kredit dari Gopay. Jadi Gopay selain sistem pembayaran juga masuk fintech landing. Sebelumnya memang sudah ada pay later.

Begitu juga dari sisi Gojek nanti akan mensuplai ekosistem pembayaran dari Tokopedia.

“Jadi kelihatannya di situ tujuan pertama untuk pembiayaan publik, jadi tidak terlalu tergantung pada investor yang modelnya penanaman modal Ventura atau penanaman modal tertutup,” ungkapnya.

Valuasi Grup GoTo ditaksir mencapai USD17 miliar atau sekitar Rp242 triliun (kurs Rp 14.264 per USD1). Dengan nilai valuasi tersebut GoTo unggul dari Grab yang punya valuasi USD14 miliar atau sekitar Rp199,97 triliun.

 

 

g