Review Aplikasi PeduliLindungi: Serba Praktis dan Punya Banyak Potensi

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Foto: Uzone.id/Hani Nur Fajrina)

Uzone.id-- Sebagai aplikasi yang dikembangkan oleh PT Telkom bersama sejumlah instansi pemerintah seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika, PeduliLindungi hadir tak hanya sebagai alat kesehatan bagi pengguna, tapi juga punya banyak potensi sebagai aplikasi yang dapat menekan angka penyebaran virus corona di Indonesia.

Sejak pertama kali meluncur pada bulan Maret 2020, PeduliLindungi kini sudah lebih lengkap dengan ragam fitur di dalamnya. Awalnya hanya mengandalkan Bluetooth saja agar bisa melacak dan terbaca oleh pengguna PeduliLindungi lain di keramaian, sekarang aplikasi ini punya beberapa kemampuan lain.

Setelah sekitar sebulan menggunakan PeduliLindungi, ada beberapa hal yang layak dibahas.

Baca juga:PeduliLindungi Bisa Diakses dari Gojek, Ini Harapan Bos Telkom

Pertama, dari tampilan laman utama. PeduliLindungi sudah bisa langsung membaca lokasi kita berada secara real-time. Dari lokasi itu, aplikasi dapat memberikan informasi mengenai status zona daerahnya.

Sebagai contoh, saya berada di Kelurahan Kademangan, Serpong, Tangerang Selatan yang memiliki status Zona Merah COVID-19. Maka, ada keterangan secara langsung dengan kotak warna merah tentang Zona Merah.

Jika kotak tersebut diklik, PeduliLindungi akan menjabarkan arti dari Zona Merah dan hal-hal yang harus dilakukan, seperti tetap berada di rumah saja, menerapkan gaya hidup sehat, dan imbauan untuk selalu jaga jarak jika keluar rumah.

Oh iya, menurut saya PeduliLindungi berpotensi menjadi alat pencegahan infeksi corona secara lebih luas bisa dilihat dari fitur Paspor BCOV (Bebas COVID-19) yang terletak di atas status zona.

(Kiri: tampilan laman utama; kanan: tampilan Paspor BCOV/foto: Uzone.id)

Fitur ini dapat diisi oleh data keterangan hasil tes COVID-19 dan menjadi akses alias paspor kita jika ingin bepergian. Hal ini selaras dengan salah satu harapan Dirut Telkom Ririek Adriansyah.

“Kami ingin aplikasi ini membantu mobilitas masyarakat lebih mudah, daripada repot membawa kartu atau surat keterangan yang menyatakan kita sehat, warga bisa pakai data di PeduliLindungi jika ingin ke mal, naik angkutan transportasi, hingga naik pesawat,” kata Ririek pada 30 Juni 2020.

Baca juga:PeduliLindungi Bakal Jadi Rujukan Data Warga dan Turis Asing Saat Traveling

Meski data pasor ini baru tersedia bagi pengguna yang bekerja di perusahaan yang sudah terafiliasi dengan PeduliLindungi, saya yakin ke depannya aplikasi ini dapat bekerja lebih maksimal dan menyeluruh.

Sementara di pojok kanan atas, ada kolom notifikasi. Untungnya, PeduliLindungi bukan tipe aplikasi yang akan membanjiri pengguna dengan notifikasi tak berfaedah. Notifikasi biasanya akan muncul kalau pengguna bepergian dan masuk ke zona tertentu, berada di keramaian, dan jika pengguna berstatus karantina mandiri tapi keluar dari zona karantina.

Sejauh ini, karena saya jarang keluar kota atau daerah tempat tinggal, jadi isi notifikasi PeduliLindungi saya kebanyakan pemberitahuan status zona saja.

(Notifikasi PeduliLindungi/foto: Uzone.id)

Di sisi kanan ikon lonceng notifikasi ada QR Code yang dapat dimanfaatkan untuk pengunjung pelintas batas di Gate Imigrasi, serta peserta Rapid Test. ini juga menjadi fitur potensial yang dapat mendukung pencegahan infeksi corona apabila dipergunakan secara maksimal.

(Tampilan QR Code PeduliLindungi/Uzone.id)

Tak lupa PeduliLindungi juga memiliki info lengkap tentang lokasi area berdampak sesuai status zona masing-masing, serta rumah sakit dan apotek terdekat dari rumah.

Beralih ke menu di bagian bawah, PeduliLindungi memiliki laman Tips dan Teledokter. Tips tentu saja berisi cara menggunakan masker, waktu yang tepat untuk memeriksakan diri, cara pencegahan COVID-19. Sementara Teledokter diisi oleh beberapa mitra PeduliLindungi seperti di bawah ini.

(Kiri: laman Tips; kanan: laman Teledokter. Foto: Uzone.id)

Baca juga:Beda Aplikasi PeduliLindungi dan 10RumahAman, Mana Paling Melindungi?

Saya mencoba mengakses Prixa dan isinya beberapa pertanyaan tentang kondisi diri lengkap dengan animasi gambar. Namun sayangnya saya sempat mengalami kendala saat menjawab satu pertanyaan dari Prixa. Saya sudah mengetik jawaban, bukannya diarahkan ke laman selanjutnya, Prixa tetap stuck di laman pertanyaan yang sama.

(Kiri: tampilan pertanyaan Prixa; kanan: tampilan pertanyaan BPPT. Foto: Uzone.id)

Sementara BPPT isinya seperti form yang harus diisi sesuai kondisi yang dirasakan. Setelah selesai mengisi, BPPT akan memberikan hasil seperti di bawah ini.

(Hasil memeriksakan diri menggunakan BPPT/Uzone.id)

Fitur konsultansi dokter pada PeduliLindungi merangkul Halodoc dan Prosehat yang sama-sama mudah diakses bagi pengguna.

Kesimpulannya, menggunakan PeduliLindungi bukanlah hal merepotkan. Asalkan pengguna terbiasa untuk selalu menyalakan Bluetooth setiap mau keluar rumah, tentu aplikasi ini akan bekerja secara maksimal.

Begitu pun dengan fitur potensial lain seperti QR Code hingga paspor BCOV yang dapat dimanfaatkan sebagai data baru yang praktis untuk status kesehatan masyarakat.