Review Kawasaki Ninja ZX-4RR: Dipakai buat Harian, Gampang Overheat?

pada 9 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id - Kawasaki Ninja ZX-4RR merupakan moge sport entry level bermesin 4-silinder yang diluncurkan oleh Kawasaki pada 2023 kemarin. Motor yang satu ini adalah kakak yang lebih kencang dari ZX-25RR, gimana rasanya ya kalau motor ini dipakai untuk harian?

Habitat asli dariKawasakiNinja ZX-4RR memanglah bukan motor harian, namun performanya di atas lintasan sirkuit tentu tidak perlu dipertanyakan lagi. KarenaUzone.idmendapatkan kesempatan untuk melakukan review motor yang satu ini, kita coba lakukan di luar habitatnya.

Desain khas motor sport

Seperti motor sport pada umumnya, KawasakiNinja ZX-4RRmemiliki desain yang cukup umum. Bahkan jika dilihat sekilas, Ninja ZX-4RR ini cukup mirip dengan adiknya yakniZX-25RR.

Kesamaan bisa dilihat dari bentuk lampu utamanya yang berbentuk sepasang kanan dan kiri. Kemudian di bagian tengah dari lampu utama itu, terdapat lubang udara yang disebut sebagai ram air.

Meskipun banyak kesamaan, hanya saja dari segi dimensi, ukuran ban, penggunaan komponen rem depan, membuat tampilanNinjaZX-4RR berbeda dari sang adik.

Perihal kaki-kakinya, Kawasaki Ninja ZX-4RR menggunakan suspensi upside down yang dipadukan dengan pelek 17 inci yang dibalut dengan ban 120/70. Kedua komponen tersebut juga digabungkan dengan dual kaliper monoblock untuk menggigit disc brake berukuran 290 mm.

Sementara di belakang menggunakan suspensi tunggal yang dipadukan dengan pelek 17 inci yang dibalut dengan ban 160/60. Untuk pengeremannya menggunakan kaliper single piston yang menggigit disc brake berukuran 220 mm.

Sisanya, Kawasaki Ninja ZX-4RR memiliki posisi setang yang rendah, jok bertingkat, serta knalpot yang lebih besar dan panjang ke belakang.

Performa liar dari putaran bawah

Kawasaki Ninja ZX-4RR memiliki mesin 399 cc, 4-silinder segaris, 4-tak, DOHC, berpendingin cairan, dan dilengkapi oleh Ram Air. Dengan komponen tersebut, motor besar ini mampu menghasilkan tenaga hingga 77 PS di 14.500 rpm dan torsi 37,6 Nm di 12.500 rpm.

Saat dijajal di atas aspal jalan raya, tentunya tenaga tersebut tidak sepenuhnya bisa dieksplor secara menyeluruh. Sejauh penggunaan untuk harian, Ninja ZX-4RR tidak pernah melebihi percepatan 4 meskipun dalam keadaan lalu lintas yang kosong sekalipun.

Dari segi tenaga, Kawasaki Ninja ZX-4RR mampu memberikan tenaga yang diinginkan pengendara dari setiap mode berkendaranya. Seperti pada mode Rain, tenaga yang dirasakan tidak terlalu besar di putaran bawah sehingga kurang cocok untuk digunakan adu performa, namun cocok digunakan pada saat jalan hujan yang licin.

Lanjut ke mode Road, pada mode ini peningkatan tenaga dari Ninja ZX-4RR sangatlah terasa. Tarikan menjadi lebih enteng dan motor sangat mudah untuk diajak akselerasi sehingga cocok untuk digunakan harian di dalam kota.

Sementara di mode tertinggi yakni Sport, pada mode ini terasa tarikan tenaga yang sangat responsif dari Ninja ZX-4RR, bahkan cenderung liar jika tidak terbiasa. Tarikan responsif dan akselerasi sejak putaran bawah yang cukup tinggi membuat mode ini lebih cocok digunakan pada saat jalan kosong.

Sedangkan mode terakhir yakni Rider, merupakan mode yang bisa diubah-ubah setelannya sesuai keinginan pengendara. Pada mode ini, pengendara dapat mengatur tenaga yang keluar dari motor serta dapat mengatur Kawasaki Traction Control System.

Kawasaki Ninja ZX-4RR ternyata tidak terlalu melelahkan untuk digunakan secara harian. Meskipun posisi setangnya cukup rendah, namun tidak serendah motor-motor sport lain sehingga posisi berkendara pun tidak terlalu membungkuk.

Bantingan di sektor kaki-kaki juga tidak terlalu kaku sehingga masih memberikan kenyamanan. Hanya saja jok khas motor sport yang terlalu tipis membuat duduk di atasnya lebih cepat pegal.

Menariknya, Kawasaki Ninja ZX-4RR masih bisa digunakan untuk selap-selip di kemacetan Jakarta. Hanya saja bagian spion kerap membatasi pergerakan motor, namun bisa dilipat untuk sementara untuk dapat menerobos kemacetan.

Sayangnya, dimensinya yang masih bisa digunakan untuk selap-selip tidak beriringan dengan mesinnya. Berdasarkan pengalaman Uzone.id, Kawasaki Ninja ZX-4RR sangat mudah untuk mencapai overheat dikemacetan.

Hanya mengantri di kemacetan jalan selama 10 menit saja, Ninja ZX-4RR sudah mencapai suhu di atas 110 derajat Celcius. Indikator suhu sendiri akan menyala saat mesin mencapai suhu 115 derajat Celcius.

Menariknya dalam kondisi terpanasnya, mesin Kawasaki Ninja ZX-4RR tidak terlalu terasa panas di bagian kaki ataupun paha. Berbeda dari motor sport lainnya, terutama keluaran Italia yang sangat panas terasa hingga ke paha pengendaranya.

Namun terlepas digunakan saat bertemu macet, Kawasaki Ninja ZX-4RR merupakan motor yang menyenangkan untuk diajak berakselerasi di jalan kosong. Raungan mesin 4-silinder memberikan sensasi tersendiri menunggangi motor tersebut.

Hadirnya quickshifter pada Kawasaki Ninja ZX-4RR juga menambah kesenangan berakselerasi menggunakan motor tersebut. Fitur ini terasa cukup halus saat digunakan berakselerasi, namun saat digunakan pada putaran mesin nanggung, terasa cukup menghentak saat pergantian percepatan pertama ke kedua.

Posisi berkendara motor sport, juga memberikan kemudahan pengendara dalam bermanuver menggunakan Kawasaki Ninja ZX-4RR. Dengan penggunaan ban yang cukup besar, pengendara motor ini tentunya dapat percaya diri melahap tikungan demi tikungan.

Sayangnya semua kesenangan itu harus dibayarkan dengan konsumsi bahan bakar yang cukup boros. Berdasarkan catatan kami lewat MID di Kawasaki Ninja ZX-4RR, tercatat konsumsi bensinnya mencapai 15,1 km/liter.

Angka ini didapat dari penggunaan motor secara normal, tanpa menggunakan metode berkendaraecono riding.

Kesimpulan

Kawasaki Ninja ZX-4RR merupakan motor yang menyenangkan untuk digunakan. Namun tidak direkomendasikan untuk digunakan secara harian dalam aktivitas sehari-hari.

Motor ini lebih cocok untuk digunakan sebagai motor hobi, entah sekedar berkendara di hari minggu pagi atau digunakan di lintasan aliastrack day.

Terlebih dengan harga banderolnya yang mencapai Rp244,8 juta untuk on the road DKI Jakarta, tentunya sayang jika digunakan secara terus menerus sebagai motor utama untuk harian.